Pointers Khutbah Jumat oleh Al-Ustadz Nur Wahid, S.Pd.I dengan Judul Kemuliaan Bulan Suci Ramadhan di Masjid Darunnajah Pondok Pesantren Darul Amanah.

Pointers Khutbah Jumat oleh Al-Ustadz Nur Wahid, S.Pd.I dengan Judul Kemuliaan Bulan Suci Ramadhan di Masjid Darunnajah Pondok Pesantren Darul Amanah. 15 Maret 2024==============================

1. Sebagaimana diketahui bersama, bulan ini merupakan bulan yang agung dan penuh berkah. Sebab pada bulan ini ampunan dan rahmat-Nya sangat mudah didapatkan, bukankah kelak kita bisa masuk sorga-Nya hanya melalui rahmat-Nya?

2. Begitu juga adanya bulan Ramadhan membuat seluruh umat Islam diwajibkan berpuasa dengan tujuan menjadi pribadi yang bertakwa. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam ayat:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Tujuan disyariatkannya berpuasa untuk menjadi orang bertakwa merupakan cara Allah mengajak kita untuk meningkatkan kualitas ketakwaan kita. Ibadah sehari-hari seperti shalat lima waktu, sedekah, berbuat baik kepada sesama, dan lain sebagainya dirasa belum cukup untuk meningkatkan ketakwaan kita. Oleh karenanya Allah menambahkan jalan lain untuk mencapai hal tersebut, yaitu dengan berpuasa.

3. Ibadah puasa memiliki keutamaan yang berbeda-beda dengan bergantung pada bulan apa dikerjakannya. Lantas, mengapa ketika puasa dikerjakan pada bulan Ramadhan memiliki nilai lebih tinggi di sisi Allah dibandingkan puasa pada bulan yang lain? Pertanyaan tadi akan bisa dijawab bila kita mulai dari mengetahui apa arti kata Ramadhan. Dalam kamus al-Mu’jam al-Wasith, Ramadhan berasal dari رَمَضَ yang memiliki makna ‘membakar.’ Makna ini sepadan substansinya dengan kata lain seperti melenyapkan, menghanguskan, bahkan meluluhlantakkan. Termasuk sifat membakar yang lain adalah meniadakan, menghabisi, dan menundukkan.

4. Dalam konteks Ramadhan, sesuatu yang dibakar adalah penyakit hati yang ada dalam diri kita masing-masing. Imam al-Ghazali secara terperinci menjelaskan apa saja macam-macam penyakit hati di dalam kitabnya yang fenomenal, Ihya Ulumuddin. Di antaranya adalah ego, iri dengki, sombong, ujub, dan nafsu hewani.

Penyakit-penyakit seperti inilah yang mesti ditundukkan bahkan dibakar selama bulan Ramadhan. Ibadah pada bulan ini seperti puasa, tarawih, mengaji al-Quran, dan berbagai macam dzikir memiliki tujuan untuk melenyapkan berbagai penyakit hati tersebut.

Seolah-olah Allah hendak menegaskan bahwa penyakit hati itu bisa dilatih, dilunakkan, serta dihilangkan dengan cara memperbanyak ibadah pada bulan Ramadhan.

5. Nabi Muhammad Saw di dalam sabdanya menyebutkan sebuah ibadah secara spesifik yang dapat menghanguskan dosa-dosa tersebut, yaitu berpuasa. Di dalam riwayat Bukhari – Muslim disebutkan:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya: “Siapa saja yang berpuasa pada bulan Ramadhan atas dasar beriman dan mengharapkan pahala maka dosa-dosanya di masa lalu akan diampuni.”

6. Berdasarkan hadits ini cukup jelas kiranya bahwa puasa yang dilaksanakan pada bulan Ramadhan dapat menghapus dosa-dosa masa lalu seorang hamba. Dengan syarat, puasa yang dikerjakannya berdasarkan keimanan dan harapan mendapatkan pahala..

7. Selain itu, uraian terkait keutamaan bulan Ramadhan di atas diperkuat juga dengan hadis riwayat Bukhari Muslim yang berbunyi:

إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ

Artinya: “Apabila bulan Ramadhan tiba maka pintu-pintu sorga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dikerangkeng.” Hadits ini hendak menegaskan dari saking mulianya bulan Ramadhan membuat tempat mulia seperti surga dibuka lebar-lebar, sedangkan tempat dan makhluk yang hina ditutup dan dirantai agar tidak bisa mengganggu kekhidmatan ibadah pada bulan ini.

Ibadah yang dikerjakan pada bulan ini akan memudahkan kita diantarkan pada tempat yang indah sebagaimana dijanjikan bagi orang beriman, begitu juga jalan menuju tempat yang buruk ditutup, termasuk mahluk yang terlibat di dalamnya.

8. Semoga kita mendapatkan kemuliaan dan keberkahan bulan ini, sehingga nanti setelah Ramadhan usai kita menjadi pribadi-pribadi yang lebih bertakwa dan semakin semangat beribadahnya.