Jelang Kick Off Liga Santri PIALA KASAD Tingkat Nasional, Pimpinan Pesantren Darul Amanah Kunjungi Lapangan Pusdikpom Cimahi
JAWA BARAT – Pimpinan Pondok Pesantren Darul Amanah KH. Mas’ud Abdul Qodir didampingi Wakil Pimpinan H. Muhammad Adib, Lc, MA kunjungi Tim sepak bola Darul Amanah Futball Academy (DAFA) yang akan bertanding di Liga Santri PIALA KASAD Tingkat Nasional di Lapangan PUSDIKPOM Cimahi Jawa Barat. Selasa 4 Oktober 2022.
Kujungan kali ini dalam rangka memberikan semangat dan motivasi serta doa secara langsung kepada seluruh pemain dan pelatih yang akan bertanding pada bulan oktober ini.
Kick Off Liga Santri Nasional Piala KASAD Tahun 2022 dijadwalkan akan dimulai tanggal 6 Oktober 2022 serta pembukaan Liga Santri Nasional akan dilaksanakan pada tanggal 5 Oktober 2022 yang akan dihadiri pengurus PSSI, Pejabat Tentara Nasional Indonesia dan seluruh peserta liga santri serta beberapa tamu undangan.
Tim DAFA yang mewakili Provinsi Jawa Tengah dijadwalkan akan bertanding melawan beberapa tim lawan yaitu dari Provinsi Gorontalo, Kalimantan Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan Provinsi Lampung.
KH. Mas’ud Abdul Qodir menyampaikan berharap anak-anak santri Pondok Pesantren Darul Amanah bermain dengan maksimal serta berdoa supaya menghasilkan poin yang terbaik.
Beliau menambahkan tetap jaga kesehatan, supaya nanti ketika bermain bisa bertanding dengan baik.
Lebih lanjut Pimpinan Pondok Pesantren Darul Amanah menyampaikan, antar pemain harus solid dan saling memberikan suport supaya mental serta fisik harus benar-benar terjaga supaya dalam bertanding bisa maksimal.
Manajer Tim DAFA Ustadz Mi’raj Al-Arrasy menyampaikan “Kami Ucapkan terima kasih kepada Pimpinan Pondok Pesantren Darul Amanah, Guru dan Santri yang selalu mendukung dan mensuport semua pemain dalam Liga Santri Piala Kasad tingkat nasional ini”.
“Marilah kita terus berdoa dan berusaha supaya nanti hasil dalam pertandingan bisa terbaik”, Lanjutnya.
“Semoga dengan adanya pertandingan ini bisa membawa nama baik Provinsi Jawa Tengah dan tentunya juga membawa nama baik Pondok Pesantren Darul Amanah”, Tutupnya.
Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor Kunjungi Pondok Pesantren Darul Amanah
KENDAL – Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo Prof. Dr. KH. Amal Fathullah Zarkasyi, M.A Kunjungi Pondok Pesantren Darul Amanah Ngadiwarno Sukorejo Kendal. Jum’at, 26/08/2022.
Kedatangan Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor Prof. Dr. KH. Amal Fathullah Zarkasyi, M.A didampingi Ustadz Dr. Agus Budiman, M.Pd. (Dekan Fakultas Tarbiyah UNIDA Gontor) disambut hangat oleh Pimpinan Pondok Pesantren Darul Amanah, KH. Mas’ud Abdul Qodir beserta keluarga di Gedung Tahfidz.
Prof. Dr. KH. Amal Fathullah Zarkasyi, M.A menjadi Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor. Beliau menggantikan KH. Abdullah Syukri Zarkasyi yang wafat pada 21 Oktober 2020.
Badan wakaf Gontor mengangkat Prof. Dr.KH. Amal Fathullah Zarkasyi, MA dan KH. Muhammad Akrim Mariyat menjadi pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor bersama KH. Hasan Abdullah Sahal.
Acara dimulai dengan pembukaan, pembacaan kalam ilahi, menyanyikan lagu indonesia raya dan oh pondokku serta sambutan dari pimpinan pesantren darul amanah dan pesan dan nasehat dari pimpinan pondok modern darussalam gontor.
Pimpinan Pondok Pesantren Darul Amanah, KH. Mas’ud Abdul Qodir dihadapan santri dalam sambutanya menyampaikan ucapan selamat datang kepada Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor atas kedatanganya di Pondok Pesantren Darul Amanah, semoga kedatangan beliau membawa keberkahan.
“Kunjungan KH. Amal Fathullah Zarkasyi ke Pondok Pesantren Darul Amanah hari ini yang kedua kalinya, Beliau pernah menyampaikan akan berkenan hadir kembali kalau Pondok Pesantren Darul Amanah kalau sudah ada program muadalah dan tahun ini Alhamdulillah Darul Amanah sudah membuka program muadalah”, Terangnya.
“Pondok Pesantren Darul Amanah kini memiliki luas tanah kurang lebih 20 hektar, jumlah santri sekitar 2.378, yang 64 dari luar pulau jawa, jumlah guru 206 dan yang sudah menempuh s2 19 orang serta guru dari alumni gontor ada 30 orang dan Pondok Pesantren Alumni Darul Amanah kini berjumlah 7 pesantren salah satunya berlokasi di pulau sumatra”, Tambahnya.
Lebih lanjut Pimpinan Pondok Pesantren Darul Amanah menyampaikan, “Mohon doanya besok Pondok Pesantren Darul Amanah akan mengadakan Reuni Alumni Gontor Angkatan 72/IPD77, KH. Amal Zarkasyi pernah menyampaikan bahwa angkatan saya adalah angkatan terbaik, karena angkatan G72/IPD77 banyak yang berperan di masyarakat seperti ada yang jadi profesor 17 orang, Rektor 5 Orang, Pimpinan Pesantren 7 Orang dan lain-lainya”.
“Semoga kunjungan KH. Amal Zarkasyi di Pondok Pesantren Darul Amanah tidak hanya kali ini saja karena Pondok Pesantren Darul Amanah sudah memiliki program muadalah maka akan lebih sering berkunjung”, Pungkas Pimpinan Pesantren Darul Amanah.
KH. Amal Fathullah Zarkasyi menyampaikan, “Suatu ketika pernah pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor ditanya wartawan berapa jumlah alumni gontor yang jadi orang besar ? Beliau menjawab bagi gontor adalah orang yang besar itu orang yang mengamalkan ilmunya meski disurau kecil atau dipelosok desa terpencil. Insya Allah pahalanya sama besar atau bahkan lebih besar daripada orang yang menjadi tokoh atau pejabat. Dan apa yang sekarang dilakukan oleh KH. Mas’ud Abdul Qodir ini adalah mencerminkan nilai-nilai dan cita-cita pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor”.
“Dahulu ketika awal berkunjung kesini luas tanahnya sekian, akan tetapi sekarang sudah mencapai 20 hektar dan guru yang sudah s1 dan s2 sudah banyak berarti menunjukan bahwa Pondok Pesantren Darul Amanah berkembang dan maju”, Lanjut Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor.
“Pondok Pesantren Darul Amanah tidak hanya mengajarkan ilmu agama tetapi juga ilmu umum, ini tentunya menjadi hal sangat penting karena setiap kita berdoa selalu mengucapkan “Berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat”, maka bagaimana kita akan mendapat kebaikan akhirat kalau tidak kita peroleh kebaikan dunia dulu, maka dunia dan akhirat harus seimbang”, Terang KH. Amal Fathullah Zarkasyi.
Beliau menambahkan, “Pernah Syaikhul Azhar Mesir ketika berkunjung ke Gontor berkata kepada Pimpinan Pondok Modern Gontor bahwa Gontor diharapkan bisa mendirikan 1000 Gontor, maka yang dimaksud bukan 1000 MTs/MA tetapi 1000 Program Muadalah, maka Pondok Pesantren Darul Amanah sekarang menjadi salah satu dari 1000 gontor yang dicita-citakan Trimurti”.
“Mudah-mudahan Pondok Pesantren Darul Amanah tetap istiqomah dan menjadi tempat rujukan pendidikan bagi masyarakat”, Tutupnya.
Acara ditutup dengan doa yang di pimpin oleh Prof. Dr. KH. Amal Fathullah Zarkasy, M.A dan dilanjutkan Photo bersama.
Alm. KH. Nur Said dan Almh. Hj. Khuzainiyah sedang mengikuti prosesi pelepasan Umroh KH. Mas’ud Abdul Qodir dan Hj. Nur Halimah serta H. Muhammad Fatwa, M.Pd
Tanah Kelahiran Almarhumah Ibu Hj. Khuzainiyah Binti H. Mas’ud Mashud (Lurah Desa Jati Tahun 1945 s/d Tahun 1969) lahir pada tanggal 23 Desember 1936 di Desa Jati Kecamatan Plantungan Kabupaten Kendal. Berdasarkan cerita yang berkembang di kalangan warga Desa Jati, nama Jati diambil berdasarkan sejarah dimana di wilayah ini tepatnya di Dusun Jati RT 004 / RW 003 Desa Jati terdapat pohon Jati yang sangat besar dan mengundang perhatian masyarakat .
Sejak dulu pohon jati tersebut sudah ada dan sampai sekarang pohon Jati tersebut masih tumbuh walaupun pohon induknya sudah mati tetapi masih berdiri tegak dan yang masih tumbuh adalah tunasnya.
Berdasarkan kenyataan itulah warga masyarakat menamakan Desa Jati dan sebagai monumennya adalah pohon Jati. Berdasarkan letak geografisnya, Desa Jati terbagi atas dua wilayah yang meliputi :
Wilayah Dusun Jati
Wilayah Dusun Dluwak Pada mulanya masing masing wilayah dipimpin oleh seorang pemimpin (Lurah) yang kemudian kira-kira tahun 1900 kedua wilayah disatukan ke dalam satu wilayah oleh seorang tokoh yang bernama Mertowijoyo dan kemudian dipilih menjadi Lurah (Sekarang Kepala Desa) dari dua wilayah dengan nama wilayah Desa Jati.
Untuk menghormati keberadaan kedua wilayah Jati dan wilayah Dluwak sebagai catatan sejarah, kedua wilayah awal yang kemudian disatukan tersebut saat ini diabadikan menjadi Dusun yaitu dusun Jati dan Dusun Dluwak. Meskipun nama tersebut ada dua nama wilayah, namun yang digunakan adalah wilayah Jati karena ada pohon Jati yang kokoh sebagai monument abadi dan bukti sejarah keberadaan Desa Jati. Khusus Dusun Dluwak terdapat cerita yang berkembang di masyarakat bahwa kira-kira pada tahun 1947 nama Dluwak diganti dengan nama Dusun Sidomulyo yang menurut cerita pada waktu itu nama Dluwak kurang baik, itu dibuktikan dengan adanya setiap pergantian pimpinan yang menjabat pada waktu itu selalu ada rakyat yang meninggal dengan cara tidak wajar (mati kabangan, red).
Disamping itu nama Dluwak ada yang berpendapat bahwa rakyatnya sering kedluwek-dluwek (istilah jawa) yang artinya kurang lebih hidupnya tidak tentram dengan dibuktikan sering rakyat yang meninggal dengan tidak wajar, yang kemudian pendapat tersebut diangkat dalam kesepakatan warga yang kemudian nama Dluwak diganti dengan nama Sidomulyo.
Namun tahun berganti tahun nama nama Sidomulyo kurang populer di kalangan masyarakat sendiri yang kembali ke nama sebelumnya yaitu nama Dluwak dan nama tersebut digunakan sampai sekarang sebagai Dusun Dluwak. Kira-kira pada tahun 1947 di era kepemimpinan Haji Mas’ud Mashud dengan adanya proses pemerintahan yang belum stabil karena pada masa perjuangan kemerdekaan, dengan adanya proses rekoba, H. Mas’ud Mashud yang pada waktu itu menjabat sebagai lurah yang diangkat oleh pemerintah RI pergi mengungsi, dan pada waktu itu terjadi kekosongan pemerintahan, maka pihak Belanda mengangkat pemimpin yang loyal kepada pemerintah Belanda yang bernama Harjo Kariman yang proses pengangkatannya tidak diketahui oleh masyarakat dan ia menjabat selama 2 (dua) tahun, dan setelah Belanda kalah Haji Mas’ud Mashud kembali dari pengungsiannya dan memimpin kembali Desa Jati.
Dibandingkan dengan desa-desa lain di Kecamatan Plantungan, Desa Jati memiliki luas wilayah yang cenderung kurang luas, berdasarkan cerita yang berkembang dan ditularkan dari waktu ke waktu hal ini dikarenakan pada jaman dahulu terdapat kelemahan warga masyarakat Desa Jati yang kurang giat dalam memasang batas wilayah/memasang patok sampai ke tanah Desa Jati. Karena kurang giat dan kurang beraninya warga Desa Jati memasang batas wilayah itulah akhirnya mendapatkan wilayah yang kurang luas.
Dengan wilayah yang kurang luas, namun wilayah Desa Jati cukup makmur yang dilandasi hasil pertanian padi sawah dan polowijo dengan hasil yang cukup baik, hasil pertanian Desa Jati masih bisa dilihat pada saat ini dimana masyarakat menjadikan penanam padi dan polowijo sebagai salah satu produk unggulan hasil pertanian wilayah Desa Jati meskipun masih ada tanaman lain jenis sayuran dan buah-buahan.
Seiring pergantian waktu telah terjadi pergantian pimpinan di Desa Jati dengan catatan sebagai berikut :
Penatus s/d Tahun 1900
Mertowijoyo Tahun +1900 s/d Tahun 1916
Dawud Mertodiwiryo Tahun 1916 s/d 1928
H. Abdul Chalim Tahun 1928 s/d Tahun 1945
H. Mas’ud Mashud Tahun 1945 s/d Tahun 1969
Mastur Tahun 1969 s/d Tahun 1989
Masduki Tahun 1989 s/d Tahun 1990 (Pj Kepala Desa)
Rochadi Tahun 1990 s/d Tahun 1998
Zaeni Tahun 1998 s/d Tahun 2000 (Pj Kepala Desa)
Rochadi Tahun 2000 s/d Tahun 2008
Mokhlas Tahun 2008 s/d Tahun 2015
Eko Supriyono. S.Ap Tahun 2015 s/d Tahun 2016 (Dari Pegawai Kecamatan)
Mokhlas Tahun 2016 s/d Tahun 2022.
Keluarga Almarhumah Hj. Khuzainiyah menikah dengan KH. Nur said yang merupakan pria Kelahiran Tahun 1922 dan dikaruniai 12 anak yaitu Nasihin, Nur Halimah (Istri KH. Mas’ud Abdul Qodir Pimpinan Pondok Pesantren Darul Amanah Sukorejo Kendal), Siti Azizah, Muslikhah (wafat ketika masih kecil), Nastain, Sayidah (wafat ketika masih kecil), Istirokhah (wafat ketika masih kecil), Khumaidah (Istri H.Mahfudz Shodiq), Ahmad Khumaidi, Saifudin (domisili di Mesir), Asfiyah dan Mashuda (wafat ketika masih kecil).
Hj. Khuzainiyah setelah menikah dengan KH. Nur Said berdomisili di Dusun Kemloko Desa Mojoagung Kecamatan Plantungan Kabupaten Kendal.
Mendukung Perjuangan Putrinya Setelah semua anak-anak beliau beranjak dewasa, Hj. Khuzainiyah dan KH. Nur Said selalu mendukung apapun keputusan dari putra-putrinya untuk memilih jalan hidupnya masing-masing salah satunya Nur Halimah yang dinikahi Mas’ud Abdul Qodir.
Kiai Asy’ari, adik ipar Mas’ud, ingat punya teman saat mondok di Mangkang Dondong, namanya Kiai Mustofa. Kiai Mustofa itu anak mantu dari Kiai Muhsin. Kiai Mustofa imam masjid dan tokoh masyarakat Dusun Kalioso (Mojoagung, Plantungan), sedangkan Kiai Muhsin imam Masjid dan tokoh masyarakat Dusun Kemloko (Mojoagung, Plantungan).
Kiai Muhsin dengan Abdul Qodir adalah kakak beradik yang berasal dari Desa Karanganyar (Kec. Plantungan), hanya saja silaturrahim sudah lama tidak tersambung. Maka Kiai Asy’ari dan Kiai Mustofa berembug, mencari keluarga dekat yang mungkin bisa diajak besanan.
KH. Nur Said, adik ipar Kiai Muhsin, kebetulan anak gadisnya baru tamat SD. Maka pembicaraan berfokus pada Nur Halimah anak kedua KH. Nur Said dan Hj. Khuzainiyah ini.
Pada saat itu untuk menikahkan anak, cukup orang tuanya saja yang bermusyawarah, anak-anak tinggal mengikut pilihan orang tua.
Bulan Maulid jadwal tahunan Pondok Modern Gontor libur, anak santri dipulangkan dua minggu. Ketika Mas’ud pulang itulah acara pernikahan dilangsungkan.
Sepulang dari Gontor, KH. Mas’ud Abdul Qodir ditawari oleh KH. Nur Said dan Hj. Khuzainiyah untuk mendirikan Pondok Pesantren di Dusun Kemloko Desa Mojo Agung akan tetapi KH. Mas’ud Abdul Qodir lebih memilih untuk mengajar bahasa arab dirumah beliau selama satu tahun dan kemudian hijrah ke desa gondoharum untuk mendirikan pesantren dan dilanjutkan mendirikan Pesantren Darul Amanah di Dusun Kabunan Desa Ngadiwarno Kecamatan Sukorejo Kab. Kendal.
Berjuang bersama Pondok Pesantren Darul Amanah Pada Awal Tahun 2000-an, Hj. Khuzainiyah dan KH. Nur Said pindah domisili di Pondok Pesantren Darul Amanah untuk ikut berjuang serta memberikan dukungan dan doa kepada putri (Hj. Nur Halimah) dan menantunya (KH. Mas’ud Abdul Qodir) dalam mengembangkan Pondok Pesantren.
Semasa hidup beliau selalu hidup sederhana, murah senyum dan gemar bersedekah kepada siapapun. Beberapa tamu yang berkunjung pasti akan dilayani dengan jamuan sebaik-baiknya, tak jarang beliau selalu membawakan oleh-oleh untuk sekedar sebagai buah tangan sebelum tamu itu pulang.
Sosok Hj. Khuzainiyah di mata putrinya Hj. Nur Halimah selalu gemar sedekah, meski tidak banyak tapi selalu memberikan kepada orang yang membutuhkan. Hj. Nur Halimah melihat sosok Ibu Hj. Khuzainiyah memberikan ilmu kehidupan yang luar biasa sehingga sampai saat ini Hj. Nur Halimah untuk senantiasa meniru atau mengamalkan kebiasaan dari Ibu Hj. Khuzainiyah.
Pada Rabu Pon Bulan Februari tahun 2014, KH. Nur Said Wafat dan dimakamkan di belakang Masjid Darunnajah Komplek Pondok Pesantren Darul Amanah.
Peran Ibu Hj. Khuziniyah dan KH. Nur Said terhadap perkembangan Pondok Pesantren Darul Amanah amatlah besar. Hj. Nur Halimah dan KH. Mas’ud Abdul Qodir selalu minta saran dan pendapat ketika ada hal yang sulit terpecahkan, Bahkan Ibu Hj. Khuzainiyah dan KH. Nur Said selalu memberikan dukungan moral dan materi untuk kemajuan Pondok Pesantren Darul Amanah.
Ibu Hj. Khuzainiyah Menghadap RabbNya Tepat Pukul 07.30 Hj. Khuzainiyah pada tanggal 10 Dzulhijjah 1443 H/10 Juli 2022 bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha 1443 H beliau menghembuskan nafas terakhir di kediaman komplek Pondok Pesantren Darul Amanah.
Kepergian beliau merupakan kesedihan yang mendalam bagi keluarga besar Pondok Pesantren Darul Amanah terutama putri beliau Hj. Nur Halimah dan saudara lainya.
Almarhumah Hj. Khuzainiyah merupakan sosok ibu sekaligus teladan bagi anak-anaknya. Sejak kecil hingga mereka dewasa selalu mendapat perhatian yang luar biasa dari orang tua, setelah tahun 2014 kehilangan sosok sang ayah KH. Nur Said, kini harus ditinggal Ibunda tercinta.
Ibu Khuzainiyah sebelum wafat berpesan kepada anak-anaknya untuk selalu berjuang menegakan agama islam dan selalu mendoakan kedua orang tua ketika sudah tiada.
Jenazah Almarhumah Hj.Khuzainiyah dimakamkan bersanding dengan Suami tercinta Alm. KH. Nur Said dan Putri Beliau Almh. Hj. Khumaidah yang sebelumnya mendahuluinya di belakang masjid Darunnajah Komplek Pondok Pesantren Darul Amanah.
Semoga Amal Ibadah Alm. KH. Nur Said, Almh. Hj. Khuzainiyah, Almh. Ibu Khumaidah dan saudara lainya yang sudah wafat diterima disisi Allah SWT. Aamiin.
KENDAL – Pimpinan dan Pengasuh KH. Mas’ud Abdul Qodir didampingi Hj. Nur Halimah melakukan lawatan kunjungan ke Bupati Kendal Dico Mahtado Ganinduto, B.Sc dan Wakil Bupati Kendal H. Windu Suko Basuki, S.H di Kediaman Rumah Dinas.
Lawatan kali ini dalam rangka meningkatkan tali silaturahmi sekaligus pertemuan kunjungan balasan karena sering kali bupati dan wakil bupati kendal berkunjung ke Pondok Pesantren Darul Amanah dalam berbagai acara.
Pertemuan berlangsung hangat membahas tentang dunia pendidikan serta membahas peningkatan kerjasama sinergitas antara pesantren dan pemerintah kabupaten kendal.
Dalam pembicaraanya KH. Mas’ud Abdul Qodir menyampaikan ucapan terima kasih kepada bapak bupati dan wakil bupati kendal senantiasa mendukung program kegiatan Pondok Pesantren Darul Amanah.
Bupati Kendal Dico Mahtado Ganintudo, B.Sc juga menyampaikan ucapan terima kasih atas kedatangan pimpinan pondok pesantren darul amanah atas lawatan pada hari ini, semoga sinergitas pemerintah kabupaten kendal dan pesantren darul amanah senantiasa terjaga dengan baik.
Beliau menambahkan, Pemerintah Kabupaten Kendal selalu mendukung program Pondok Pesantren Darul Amanah sehingga sumber daya manusia berkualitas terus dihasilkan oleh Pondok Pesantren Darul Amanah.
Pondok Pesantren Darul Amanah selalu meningkatkan prestasi baik sisi akademik dan non akademik sehingga nanti lulusan darul amanah bermanfaat di masyarakat kelak.
Senada juga disampaikan Wakil Bupati Kendal, H. Windu Suko Basuki, S.H beliau juga menyampaikan akan terus mendukung visi dan misi darul amanah dalam bidang pendidikan sehingga nantinya beliau yakin lulusan darul amanah bisa berkiprah di masyarakat.
Beliau juga menyampaikan, kalau ada kegiatan baik di dalam dan luar pesantren beliau siap mendukung dan siap mendampingi pimpinan pesantren sehingga kolaborasi antara pesantren dan pemerintah kabupaten kendal terus terlaksana.
SUKOREJO – Pondok Pesantren Darul Amanah Ngadiwarno Sukorejo Kendal mendapat kunjungan dari Pondok Pesantren Salafiyah Karangmalang Wetan Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal. Kamis, 17 Maret 2022.
Kunjungan kali ini dalam rangka silaturahmi dan menjajaki kerjasama dalam bidang pendidikan yang dikuatkan dalam penandatangan MOU antara Yayasan Darul Amanah dengan Pondok Pesantren Salafiyah.
Rombongan terdiri Gus Idris Muhtarom, S.Pd.I (Pimpinan Pesantren Salafiyah) yang di dampingi Gus Tajul Muhtarom dan Ustadzah Luluk Muhtarom disambut hangat oleh Pimpinan Pondok Pesantren Darul Amanah KH. Mas’ud Abdul Qodir di dampingi Ustadz Muhrodi, M.Pd (Panitia Pendirian Perguruan Tinggi) dan Ustad Hasan, S.Pd (Bagian Kerjasama Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri) di Ruang Pimpinan.
Pada pertemuan kali dari pihak Yayasan Darul Amanah dan Pihak Pondok Pesantren Salafiyah sharing atau tukar pikiran terkait manajemen pesantren, amal usaha pesantren dengan berkunjung ke pabrik pembuatan roti dan kue untuk melihat secara langsung pengolahan/pembuatan roti dan kue dari awal hingga akhir.
Dilanjutkan dengan mengunjungi beberapa asrama, kelas dan diakhiri berkunjung ke Klinik Pratama Rawat Jalan Pondok Pesantren Darul Amanah.
Gus Idris Muhtarom, S.Pd.I di akhir kunjungan mengatakan, “Pondok Pesantren Darul Amanah sangat luar biasa dari segi manajemen pesantren, amal usaha, tim media bahkan sudah punya Klinik milik pesantren sendiri yang sangat baik, karena dilengkapi fasilitas seperti di rumah sakit”.
“Ada kesamaan sistem dan manajemen antara Yayasan Darul Amanah dengan Pondok Pesantren Salafiyah yaitu memadukan sistem salaf dan sistem modern dalam mengelola pesantren sehingga kami yakin kita bisa sinergi dengan baik dalam hal pendidikan, apalagi Yayasan Darul Amanah sebentar lagi akan mendirikan perguruan tinggi, sehingga kami yakin melalui kerjasama ini kita bisa maju bersama melalui kerjasama yang tertuang dalam MOU salah satunya memberikan jalur khusus untuk santri kami”, Tambahnya.
Pimpinan Pondok Pesantren Darul Amanah, KH. Mas’ud Abdul Qodir menyampaikan, “Saya mengenal Pondok Pesantren Salafiyah sejak tahun 1980-an, karena saya dan Alm. H. Muhtarom Ubaidillah yang merupakan Pendiri Pondok Pesantren Salafiyah yang juga ayahanda dari Gus Idris dan Gus Tajul ini sama-sama menggeluti dunia pendidikan”.
Pimpinan Pesantren menambahkan, “Tahun 1980-an saya masih menjadi Kepala Sekolah MTs Penawaja Pageruyung dan Alm. H. Muhtarom Ubaidillah baru merintis Pesantren, sehingga kami sering ketemu dengan beliau di berbagai kesempatan dan saat beliau wafat saya sempat menghadiri untuk takziah”.
“Mudah-mudahan dengan adanya pertemuan ini bisa mempererat tali silaturahmi dan Insya Allah lain kesempatan waktu kami akan berkunjung kembali ke Pondok Pesantren Salafiyah”, Tutupnya.
Acara pertemuan ditutup dengan photo bersama seraya menyerahkan kenang-kenangan.