Sejarah

 

A. Sejarah Pondok Pesantren

Pada mulanya ada seorang kyai, kemudian datang para santri yang ingin menuntut ilmu kepada kyai tersebut. Dengan bertambahnya hari bertambah pula jumlah kedatangan santri yang mendatangi kyai tersebut, hingga akhirnya tak tertampung lagi di rumah kyai. Maka dibuatlah pondok–pondok di sekitar rumah kyai dan dibuatkannya sebuah masjid atau musholla untuk berjamaah atau kegiatan  para santri. Pondok–pondok itu dibuat oleh para santri sendiri dengan dukungan orang banyak, terutama orang tuanya sendiri. dan jika kyai mampu maka diusahakan kyai tersebut dengan mengorbankan segala–galanya demi kemajuan pendidikan santri-santriya, sehingga berdirilah sebuah Pondok Pesantren seperti TMI Pondok Pesantren Darul Amanah ini.

Maju dan mundurnya Pondok Pesantren tergantung kepada kemampuan kyai. Banyak Pesantren yang baru tumbuh kemudian mati begitu saja, dan banyak pula Pesantren yang mati sebelum pendirinya meninggal. Demikianlah riwayat Pondok Pesantren pada umumnya.

Pondok Pesantren bukan hotel dan bukan pula indekos. Dalam hotel atau indekos dicari keuntungan materi, orang membangun dengan modal sendiri. Tetapi Pondok Pesantren dibangun dengan mengharap agar santri dapat berhasil dalam menuntut ilmu, terutama ilmu agama. Agar para santri dapat mengamalkan apa yang didapat di Pesantren dalam kehidupan di masyarakat. Setiap bertambah santri baru berarti bertambah pula anggota baru yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup Pesantren tersebut. Dahulu santri memasak sendiri, tetapi sekarang sudah kolektif/terkoordinir, agar waktu yang ada dapat digunakan untuk belajar, tetapi Jiwa Pesantren tetap dipertahankan. Maka dari itu di sinilah dilatih mengurus diri sendiri, mencuci sendiri, menertibkan kamar sendiri dan menertibkan alat-alatnya sendiri, sehingga santri menjadi manusia yang mandiri.

Kata santri ada yang mengartikan berasal dari dua kata yaitu Shun ( bahasa Arab ) berarti jagalah dan Tri ( Bahasa Sansekerta ) berarti tiga. Jadi santri adalah pelajar yang selalu menjaga tiga hal pokok, yaitu : Iman, Islam dan Ihsan.

Jadi jelaslah bahwa Pesantren adalah tempat para pelajar menuntut ilmu agama yang sehari–hari hidup bersama kyai dan ustadz/guru. mereka dibina agar kelak menjadi manusia yang mengerti dan mengamalkan ajaran agama serta menyebarkannya kepada masyarakat.

B. Jiwa Pendidikan Pondok Pesantren

Pondok Pesantren adalah suatu lembaga pendidikan da’wah bagi umat Islam tertua di Indonesia yang sudah mapan sejak zaman penjajahan.

Lembaga ini terus berkembang dari masa ke masa, sampai saat ini. perkembangan tersebut telah berlangsung sedemikian kompleknya sehingga kini sulit bagi kita untuk dapat merumuskan suatu diskripsi tentang Pondok Pesantren secara tepat dan utuh. Melihat latar belakang mengenai keanekaragaman Pondok Pesantren serta kekhususannya, proses penyelenggaraanya serta strateginya dalam menjawab tantangan dan tuntutan zaman, maka ia tidak dapat begitu saja digeneralisasikan.

Banyak para pengamat yang memberi komentar yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Adayang memberi gambaran terhadap Pondok Pesantren dari segi bangunan fisiknya. Tentu saja penilaian semacam ini tidak mengena, sebab nilai Pondok Pesantren terletak pada jiwanya. Yaitu ruh yang mendasari seluruh aktivitas yang dilakukan oleh segenap keluarga Pondok Pesantren. Ruh tersebut dirumuskan dalam “PANCA JIWA PESANTREN“ yaitu:

  •  Jiwa Keikhlasan

Jiwa Keikhlasan adalah jiwa yang mendorong timbulnya suatu amal yang memperoleh keuntungan uhrowi, semata–mata mengharap ridho Allah belaka, bukan mengejar keuntungan duniawi. Allah akan menilai setiap perbuatan manusia dari dimensi keihkhlasannya. Amal yang tidak didasari oleh keikhlasan digambarkan oleh Allah SWT sebagai berikut ;

“ Dan Kami hadapi segala amal (kebaikan) yang mereka kerjakan lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan”  (Qs Al Furqon : 23)

Segala jasa dan karya, semua cucuran keringat menjadi “habaan Mansyuraa” (debu berterbangan) jika tidak didasari pada niat yang ikhlas. Jiwa ini meliputi segenap suasana kehidupan di Pondok Pesantren, kyai dan guru ikhlas dalam mengajar, para santri ikhlas dalam belajar, pengurus santri ikhlas dalam mengurus anggotanya, tidak loyo karena kritik, celaan serta kontrol sosial dari anggotanya, anggota ikhlas menerima perbaikan dari pengurus atas pelanggaran disiplin yang dilakukan.

Dengan demikian terciptalah suasana hidup harmonis antara Kyai yang disegani dan santri yang taat serta hormat penuh rasa cinta. Demikian pula antara santri dan ustadz, antara pengurus santri dan anggotanya, bersih dari segala debu ambisi dan sentimen pribadi.

Dari rutinitas gerak didasari oleh keikhlasan yang mendalam agar setiap santri mampu menterjemahkannya dalam kehidupan di masa mendatang.   

  • Jiwa Kesederhanaan

Jiwa kesederhanaan adalah jiwa yang mendorong seseorang untuk bisa hidup bersama tanpa kemewahan. Kehidupan Pondok di samping diliputi rasa keikhlsan juga diwarnai oleh rasa dan suasana kesederhanaan yang bersemayang pada dirinya. Dibalik kesederhanaan itu tersimpan kekuatan dan ketabahan hati serta penguasaan diri dalam menghadapi perjuangan hidup dengan segala kesulitannya.

Orang kaya yang hidup sederhana adalah orang yang berjiwa besar, berani maju dalam setiap perjuangan dengan sejuta tantangan dan pantang mundur dalam setiap keadaan.

Jadi mendidik para santri untuk hidup sederhana pada hakekatnya adalah memberikan senjata kepada mereka untuk menyongsong kemenangan hidup atau menggapai kehidupan yang sukses di masa tua.

Pola hidup sederhana sesuai dengan ajaran Islam. Banyak ayat–ayat Al Qur’an yang mencela hidup mewah, di antaranya ;

 “Dan janganlah berlebih – lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang–orang yang berlebihan”. (Al An’am : 141)

  • Jiwa kemandirian

Jiwa kesanggupan menolong diri sendiri yaitu jiwa yang menimbulkan pada seseorang sikap hidup tanpa mengandalkan ketergantungannya kepada orang lain. Setiap santri dididik untuk mengurus segala kepentingannya sendiri. Pakaian yang kotor dicuci sendiri, kamar yang kotor disapu sendiri, pengeluaran uang dianggar sendiri.

Didikan ini merupakan senjata hidup yang ampuh dan amat sesuai dengan etos kerja Islam. Di samping pendidikan mandiri kepada para santri Pondok Pesantren itu sendiri. Sebagai lembaga pendidikan tidak pernah menyandarkan kehidupannya kepada bantuan dan belas kasihan orang lain. Itulah yang dikenal dengan “Zelf  Berdruiping System” (sama–sama memberikan iuran dan sama–sama memakainya).

Ini bukan berarti bahwa Pondok bersifat kaku sehingga tidak mampu menerima bantuan orang lain. Bantuan tetap diterima dengan tangan terbuka sepanjang hal tersebut tidak mengikat.

  • Jiwa Ukhuwah Islamiyah

Kehidupan di Pondok Pesantren dijalin oleh ikatan persaudaraan yang akrab, sehingga kesenangan dirasakan bersama, semua kesulitan ditanggung bersama. Konsep hidup secara kekeluargaan yang tertuang dalam ayat yang diterjemahkan dalam kehidupan Pesantren secara nyata.

Segala bentuk kabut fanatisme (fanatisme golongan, kesukuan dan lain–lain) sirna ditelan cahaya Ukhuwah Islamiyah yang mampu menembus setiap pojok–pojok kehidupan Pesantren.

Jiwa Ukhuwah Islamiyah ini bukan saja mendasari kehidupan santri selama di Pondok Pesantren, tetapi juga mempengaruhi kehidupan mereka setelah terjun di masyarakat luas. Ukhuwah ini sangat penting untuk mewujudkan persatuan umat. Persatuan umat hanya menjadi slogan kosong manakala Ukhuwah Islamiyah ini tidak tertanam pada diri setiap muslim.

  • Jiwa Kebebasan

Jiwa bebas ini adalah jiwa yang terikat mati atau tidak terjajah oleh suatu kekuatan tertentu. Di Pondok Pesantren para santri diberi kebebasan yang seluas–luasnya. Mereka dididik untuk bebas berfikir dan berbuat, bebas dalam menentukan masa depannya, dalam memilih jalan hidup di masyarakat kelak.

Hanya saja dalam kebebasan ini sering kita temui unsur negatif, yaitu bila kebebasan itu disalahgunakan, sehingga kehilangan prinsip serta arah dan tujuan.Adaorang yang terlalu bebas untuk melakukan kesalahan, sehingga tidak mau dipengaruhi oleh kebenaran yang datang dari orang lain. Sehingga  teguh  pada  kekeliruan  yang  telah  mentradisi    pada dirinya yang dianggap sebagai kebenaran, sehingga tidak mau menoleh kepada arah sekitarnya dan tidak mau mempertimbangkan masa depannya, akhirnya Ia tidak bebas lagi, karena hanya mengikat diri pada kekeliruannya.

Maka kebebasan harus dikembalikan pada aslinya, yaitu bebas dalam garis–garis disiplin yang positif dengan penuh tanggung jawab, bebas dari dominasi hawa nafsu yang senantiasa menyeret ke arah kejahatan, sebagaimana firman Allah ;

“Sesungguhnya nafsu itu selalu mengajak kepada kejahatan” ( QS Yusuf ; 53 )

kelima jiwa pokok yang menguasai suasana kehidupan Pondok Pesantren itulah yang dibawa oleh santri sebagai bekal dalam menghadapi kehidupan di masyarakat. Kelima jiwa itu harus ada pada setiap Pondok Pesantren manapun. Jika ada suatu Pondok Pesantren yang kosong dari satu saja jiwa tersebut, maka ia tidak patut disebut sebagai Pondok Pesantren yang sebenarnya.

Panca Jiwa Pondok Pesantren ini harus senantiasa dihidupkan, dipelihara dan dikembangkan sebaik–baiknya.

C. Visi dan Misi

  • Visi

Visi Pondok Pesantren Darul Amanah adalah “sebagai tempat untuk menggembleng generasi muda agar menguasai ilmu agama sekaligus menguasai ilmu umum”.

Oleh karena itu santri tidak cukup hanya belajar selama enam tahun, tapi harus bertahun–tahun.

  • Misi

Misi yang diemban Pesantren adalah mencetak santri menjadi ulama’ yang Intelek yang mampu memberikan fatwa tentang masalah–masalah yang dihadapi dalam masyarakat pada masanya.

Setiap santri yang dididik minimal mampu memahami dan mengamalkan ilmunya untuk dirinya dan keluarganya, serta berdakwah di masyarakat.

Pondok Pesantren juga mempunyai misi untuk mengadakan pengkaderan umat menjadi pemuka agama yang menjadi panutan masyarakat dalam kehidupan umat Islam.

Dalam hal ini Allah SWT berfirman;

“Tidak sepatutnya bagi orang–orang yang mukmin itu pergi semaunya ke medan perang, mengapa tidak pergi dari tiap–tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”. QS. At Taubah : 122

Di dalam negara yang sedang berkembang dan membangun seperti Negara kita Indonesia, dibutuhkan manusia yang pandai dalam berbagai hal, disiplin ilmu pengetahuan, termasuk sekelompok orang–orang yang memperdalam agama atau ulama’–ulama’  yang merupakan pewaris para Nabi.

D. Sejarah Pondok Pesantren Darul Amanah

  1. Pendahuluan

Pondok Pesantren Darul Amanah Ngadiwarno Sukorejo Kendal adalah filial Pesantren Darunnajah Jakarta. Karena Pesantren Darunnajah Jakarta membuka 28 filial dan Pesantren Darul Amanah adalah filial yang ke-10.

Pondok Pesantren Darul Amanah juga termasuk Pesantren Alumni Gontor. Karena Pondok Modern Gontor hingga saat ini telah mempunyai Pesantren Alumni seluruhIndonesia200 lebih Pesantren dan  satu–satunya Pesantren Alumni Gontor di Kabupaten Kendal adalah Pesantren Darul Amanah.

Disamping itu Pondok Pesantren Darul Amanah kurikulumnya, disiplinnya, tata tertib dan lain–lainnya hampir seperti Gontor. Termasuk pula pimpinannya adalah alumni Pondok Modern Gontor.

Pondok Pesantren Darul Amanah pada mulanya memiliki tanah waqaf dari Bapak H. Sulaiman seluas 6.000 m2 yang diikrarkan pada tanggal 22 Pebruari 1990 di rumah Bapak H. Sulaiman, Kabunan Ngadiwarno Sukorejo Kendal. Pada tahun 2007 ini tanah yang dimiliki Pesantren seluas + 45.000 m2( 4,5 hektar ) hasil jerih payah dan perjuangan dari Pimpinan Pesantren, Pengurus dan para Guru yang andil dalam perluasan ini. Juga tanah tambahan  tersebut di dapat dari wakaf  H. Yasykur, Hj. Hasanah Jakarta, serta wakaf para wali murid yang dilelang permeter persegi, termasuk pula hasil pembelian Pesantren Darul Amanah sendiri.

Setelah pembentukan Yayasan Darul Amanah pada tanggal 24 Pebruari 1990, maka berdiri pulalah Pesantren Darul Amanah yang dipelopori  sebagai oleh:

      • KH. Jamhari Abdul Jalal, LC (Cipining Bogor)
      • KH. Mas’ud Abdul Qodir  (Pes. Darul Amanah Ngadiwarno  Sukorejo Kendal)
      • Bpk. Slamet Pawiro  ( Parakan Sebaran  Pageruyung)
      • Ust. Junaidi Abdul Jalal  (Parakan Sebaran  Pageruyung)

Adapun Sebagai Pimpinan Pesantren Darul Amanah adalah KH. Mas’ud Abdul Qodir, alumni Gontor tahun 1975.

2. Keadaan Santri

Pada awal berdirinya Pesantren Darul Amanah, membuka pendidikan tingkat Aliyah (MA) dengan santri sejumlah 60 anak putra dan putrid. Sementara santriwan (putra) menempati rumah Pimpinan Pesantren yang ada di sebelah barat Puskesmas Sukorejo II (Kabunan) selama 2 bulan. Kemudian pindah ke kampus Pesantren ( Gedung Ibnu Sina ), sedangkan untuk santri putri sementara waktu bertempat di rumah Bapak H. Sulaiman (Kabunan) selama 9 bulan. Kemudian pindah ke rumah Pimpinan yang ada di dekat kampus Pesantren Darul Amanah. Rumah Pimpinan Pesantren tersebut hampir semua untuk tempat santri, hanya tinggal satu kamar saja yang disisakan sampai tahun 1997. Disamping untuk santriwati, rumah Pimpinan Pesantren juga untuk kamar Ustadzah, kantor Ustadzah, koperasi putri dan tempat makan.

Pada tahun pertama, santri Pesantren Darul Amanah datang dari berbagai daerah seperti Kab. Kendal, Batang, Kodya Semarang, Jepara, Ngawi,Jakarta, Pekalongan dan Pemalang

Pada tahun ke-2, Tahun Pelajaran 1991/1992 pondok Pesantren Darul Amanah membuka pendidikan tingkat Tsanawiyah (MTs.) dan Aliyah (MA) dengan jumlah santri sebanyak 190 anak, tahun ke-3 sejumlah 335 anak. Tahun ke-4 sejumlah 415 anak, tahun ke-5 sejumlah 505 anak, tahun ke-6 sejumlah 650 anak, tahun ke-7 sejumlah 817 anak, tahun ke-8 sejumlah 1028 anak, tahun ke-9 sejumlah 1082 anak, tahun ke-10 sejumlah 1161 anak, tahun ke-11 sejumlah 1225 anak, tahun ke-12 sejumlah 1225 anak, tahun ke-13 sejumlah 1225 anak, tahun ke-14 sejumlah 1225 anak. Tahun ke-15 sejumlah 1125, tahun ke- 16 sejumlah 1200 anak. Tahun ke-17 sebanyak 1.258 anak. Tahun pelajaran 2008/2009 sebanyak + 1.316 anak, Tahun pelajaran 2009/2010 sebanyak 1.406 anak, Tahun pelajaran 2010/2011 sejumlah 1.416 anak, Tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak 1.602 anak, dan pada Tahun Pelajaran 2012/2013 ini jumlah santri sebanayak 1.875 anak,   mereka berasal dari berbagai daerah yang hampir tersebar di seluruh Indonesia seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Palembang, Lampung, Jambi, Bengkulu, Riau, Lamandau, Nagroe Aceh Darussalam, Banjarmasin, Sintang, Pontianak, Palangkaraya, Jaya Pura, Batam, Banten, Bengkulu, Sinjai, DKI Jakarta, Medan, Depok, Bogor, Bekasi, Indramayu, Karawang, Purwakarta Jawa Barat, Tasik Malaya, Bandung, Cirebon, Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang, Kendal, Semarang, Demak, Kudus, Purwodadi, Ungaran, Jepara, Blora, Ngawi, Mojokerto, Wonogiri, Surakarta, Kab. Karanganyar, Banyumas, Magelang,Yogyakarta, Temanggung, Wonosobo, Banjar Negara, Purwokerto, Kebumen, Purbalingga, Grobogan, , Lamongan dan daerah lainnya.

3. Tenaga Pengajar

Program pendidikan dan pengelolaan para santri selama 24 jam, dilaksanakan oleh para assatidz/assatidzah yang berasal dari tamatan Pondok Moderen Gontor, beserta Pesantren Alumninya, Pesantren Darunnajah Jakarta dan perguruan tinggi seperti : IAIN, UNNES, UNDIP, UNISULA, UNY, UNTAG, UIN, IKIP PGRI, UMM, UMS, UDINUS, SETIA WS dan perguruan tinggi lainnya.

Jumlah tenaga pengajar sampai Tahun Pelajaran 1997/1998 sebanyak 50 orang, Tahun pelajaran 1998/1999 sebanyak 51 orang, Tahun Pelajaran 1999/2000 sejumlah 52 orang, Tahun Pelajaran 2000/2001 sebanyak 62 orang, tahun 2001/2002 sebanyak 64 orang, tahun 2002/2003 sebanyak 67 orang tahun 2003/2004 67 orang, Tahun Pelajaran 2004/2005 sebanyak 69 orang, tahun pelajaran 2005/2006  sebanyak 72 0rang, tahun pelajaran 2006/2007 sebanjak 72 orang, tahun pelajaran 2007/2008 sebanyak 80 orang, tahun pelajaran 2008/2009 sebanyak 93 orang, tahun pelajaran 2009/2010 sebanyak 97 orang, tahun pelajaran 2010/2011 sebanyak 103 orang, tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak 117 orang, dan pada tahun pelajaran 2012/2013 sebanyak 121 orang (Ustadz-Ustadzah).

4. Keadaan Bangunan

Pada malam tanggal 21 Pebruari 1990 Kami mengumpulkan tokoh masyarakat Desa Kabunan di rumah Bapak H. Sulaiman untuk minta dukungan berdirinya Pondok Pesantren, mereka menyambutnya secara positif, bahkan mereka bersepakat untuk membantu berupa tenaga (kerja bhakti), material termasuk pula tenaga tukang.

Siang hari tanggal 22 Pebruari 1990, dilakukan penyerahan tanah wakaf seluas 6.000 m2 dan dilanjutkan tanggal 24 Pebruari 1990 membentuk Pengurus Yayasan yang terdiri dari 20 personal dari berbagai daerah. Semua itu dilakukan di rumah Bapak H. Sulaiman, Pengurus Yayasan Darul Amanah yang terbentuk pada saat itu sudah ada yang wafat, semoga amal ibadahnya diterima Allah SWT. Mereka itu adalah Bapak H. Sulaiman (Kabunan), Bapak Sameri (Kabunan), Bapak H. Mustofa Karsono (Toko Indonesia Sukorejo).

Pengurus Yayasan Pondok bersepakat untuk memberikan amal jariyahnya untuk pembangunan Pesantren. Seperti ; H. Muhson menyumbangkan material seharga Rp. 3.000.000,00 (tahun 1990). Pimpinan Pesantren KH. Mas’ud Abdul Qodir menjual tanah 2 tempat, yang di Gondoharum laku Rp. 3.000.000,00 (tahun 1990) kemudian

disumbangkan untuk Pesantren. Pengurus yang lainpun juga menyumbangkan material seperti bata merah, kayu dan lain–lain.

Pada tanggal 26 Pebruari 1990 kami mengumpulkan para Alumni Gontor sekabupaten Kendal yang jumlahnya 144 orang untuk menginformasikan rencana pendirian Pesantren ala Gontor. Ternyata mereka menyambut dengan hati senang, bahkan mereka bersepakat untuk mengumpulkan uangnya masing–masing Rp. 50.000,00 sebagai amal jariyah pembangunan Pesantren Darul Amanah.

Peletakan batu pertama Pembangunan Pesantren Darul Amanah pada tanggal 23 Mei 1990 oleh Bapak KH. Ahmad dari Watucongol Magelang, Bapak KH. Muhaimin dari Parakan Bapak Kyai Junaidi dari Brangsong dan Ketua Pengurus Yayasan. Pada saat itu semua pengurus hadir, bahkan pengunjungnya hampir sebanyak pengajian umum oleh KH. Zaenuddin MZ dari Jakarta di lapangan Kabunan.

Pada tanggal 15 Juni 1990 dibuka Pendaftaran Siswa Baru tingkat MA yang sekretariatnya di rumah Ibu Ribut dan Bapak Rowadi. Dari pertama masuk sekolah hanya satu lokal yang telah siap untuk ditempati untuk ruang belajar, sehingga sementara waktu kelas putra–putri dijadikan satu. Dua bulan kemudian tersedia asrama putra (gedung Ibnu Sina). Sedangkan untuk guru yang mukim bertempat di rumah Bapak H. Sulaiman dan Ibu Ribut. Sehingga pada waktu makan masih ke rumah Pimpinan Pesantren.

Disamping dari dukuh Kabunan, Pengurus Yayasan, Alumni Gontor dan wali santri Pesantren Darunnajah Jakarta, warga sekitarnyapun seperti ; Ngadiwarno, Gondoharum, Parakan Sebaran, Selokaton, Damarjati, Peron, Harjodowo dan lain–lain ikut menyumbangkan tenaga kerja dan material di bawah koordinator kepala desanya masing–masing. Atas partisipasi masyarakat sekitar itulah Gedung ibnu Shina dan Al Falah dapat terwujud.

Pada akhir tahun 1990, Kami (Pimpinan beserta keluarga) memindahkan rumah dari Gondoharum ketempat yang Kami diami sekarang ini, dengan menempati tanah yang dibeli dari H. Sulaiman seharga Rp. 3.000.000,00 ( tiga juta rupiah).

Pada tahun ke-2 Kami segenap Pengurus Yayasan dan dewan guru mencari dana keluar daerah termasukJakartadan tempat lain. Di Jakarta mendapat bantuan Gedung Robithoh I dari Robithoh Alam Islami, 1 buah masjid bantuan dari DDI dan Yayasan Al Islah, satu perangkat diesel listrik dan gedung Dzulqurna’in dari Bapak H. Dzulqurna’in dan Bapak KH. Anwar Sanusi.

Pada tahun ke-5 Kami mendapat bantuan ke-2 dari Robithoh Alam Islami sehingga kedung tersebut diberi nama Robithoh II.

Pada tahun ke-11 mendapat bantuan dari Pemerintah berupa 2 lokal ruang kelas seharga Rp. 60.000.000,00, disusul pada tahun ke-12 mendapat bantuan dari pemerintah melalui program marching grant sebesar Rp. 67.000.000,00 berupa alat-alat kantor, seperangkat alat peraga, buku perpustakaan dan 1 lokal ruang kelas baru.

Pada tahun ke-13 mendapat bantuan masjid putra sebesar 168.000.000,00 dari AMCF (Yayasan milik Arab Saudi yang berkedudukan diJakarta) dan masjid tersebut sudah bisa dipakai pada tahun ajaran ini.

Pada tahun ke-14 mendapat bantuan Pembangunan Laboratorium IPA bantuan dari DMAP Depag Kanwil Semarang sebesar Rp. 25.000.000,00 dan Bantuan Operasional Manajemen Mutu ( BOMM ) dari Depag Pusat Jakarta sebesar Rp. 30.000.000,00.

Pada tahun pelajaran 2007 ini  Pesantren Darul Amanah mendapat berbagai macam bantuan seperti MTs mendapat bantuan Buku Ajar dari Depag Propinsi sebesar Rp. 30.000.000,-, 3 ruang belajar untuk MA sebesar Rp. 60.000.000,-, 1 ruang belajar Smk dan alat-alat peraga sebesar Rp. 75.000.000,-, bantuan permodalan untuk Supermarket  dari Kementrian Koperasi sebesar Rp. 250.000.000,-, Bantuan DAK dari Pemerintah Kabupaten Kendal sebesar Rp. 250.000.000,-, Bantuan TPUS (Tempat Pelatihan Usaha Santri) perbengkelan Sepeda Motor dari Kementrian Koperasi sebesar Rp. 200.000.000,- , bantuan pengadaan Alat-alat Marchingband untuk pengembangan Pramuka dari Depag Pusat sebesar Rp. 10.000.000,-, bantuan pengadaan meubelair MTs dari Diknas Pusat sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah), bantuan pengadaan meubelair MA dari Diknas Pusat sebesar Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah). Bantuan 10 unit Komputer untuk pengembangan Lab. Komputer dan teknologi informasi MA dari Depag pusat seharga Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah), di akhir tahun pelajaran 2007/2008 mendapat bantuan pemavingan jalan ke masjid putra seluas300 mX3 m=900 m2dari pemda Kabupaten Kendal seharga Rp. 27.000.000,- (dua puluh tujuh juta rupiah). Sehingga jumlah total bantuan yang telah diterima Pesantren Darul Amanah selama tahun pelajaran 2007/2008 dari pemerintah, baik Diknas, Pemda, maupun Depag sebesar Rp. 1.357.000.000,- (satu milyar tiga ratuslimapuluh tujuh juta rupiah).

Pada tahun pelajaran 2008/2009 mendapat bantuan Kontrak Prestasi dari Depag Pusat untuk MA sebesar Rp. 500.000.000,- (limaratus juta rupiah), Bantuan 1 unit Kendaraan roda 3 “TOSSA” dari Pemda Kab. Kendal untuk SME’sCo Mart Darul Amanah seharga Rp. 18.000.000,- (delapan belas juta rupiah), bantuan 1 unit motor Suzuki Second dari Dinas Dikpora Kabupaten Kendal untuk Bengkel Sepeda Motor dan TPKU Darul Amanah seharga Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah), bantuan ala-alat las dari Depag Pusat untuk Pesantren seharga Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah), bantuan pembangunann lapangan basket untuk Yayasan Darul Amanah dari Menpora Pusata sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah), bantuan pengadaan buku ajar SMK dari Dinas P dan K Propinsi Jawa Tengah sebesar Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah), bantuan Pengembangan Lab. Komputer dan teknologi Informasi untuk MTs dari Depag Pusat sebesar Rp. 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah), bantuan Rehab Ruang Kelas untuk MA dari Depag Propinsi Jawa Tengah sebesar Rp. 90.000.000,- (sembilan puluh juta rupiah).

Pada Tahun Pelajaran 2009/2010 menerima bantuan Life Skill Pelatihan Komputer dan Internet untuk Pondok Pesantren Darul Amanah sebesar Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah), menerima Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) untuk SMK sebesar Rp. 26.760.000,- (dua puluh enam juta tujuh ratus enam puluh ribu rupiah).

Pada Tahun pelajaran 2010/2011 menerima bantuan sebagai berikut: 2 lokal Ruang Kelas Baru (RKB) seharga Rp. 110.000.000,- (Seratus sepuluh juta rupiah) untuk MTs dari Kementerian Agama Propinsi Jawa Tengah, 2 lokal Ruang Kelas Baru (RKB) seharga Rp. 110.000.000,- (Seratus sepuluh juta rupiah) untuk MTs dari Kementerian Agama Republik Indonesia. 1 unit Ruang Praktek Siswa (RPS) sebesar Rp. 125.000.000,- (seratus dua puluhlimajuta rupiah) untuk SMK dari Kementerian PendidikanNasionalRI,  Peralatan Laboratorium Bahasa seharga Rp. 130.000.000,- (seratus tiga puluh juta rupiah) untuk MTs dari Kementerian Agama RI, Peralatan Laboratorium IPA seharga Rp. 150.000.000,- (Seratus lima puluh juta rupiah) untuk MA dari Kementerian Agama RI, Peralatan Laboratorium Pembelajaran Elektronik berbasis Jaringan seharga Rp. 30.000.000,- (Tiga puluh juta rupiah) untuk MTs dari Kementerian Agama RI, 2 unit komputer kantor seharga Rp. 25.000.000,- (Dua puluh lima juta rupiah) untuk MA dari Kementerian Agama RI, 2 unit komputer  aplikasi perpustakaan seharga Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) untuk MTs dari Kementerian Agama RI, Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) sebesar Rp. 18.091.700,- (delapan belas juta sembilan puluh satu ribu tujuh ratus rupiah) untuk MA dari Kementerian Agama Propinsi Jawa Tengah, Dana Pendukung Akreditasi Madrasah sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) untuk MA dari Kementerian Agama RI, Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) sebesar Rp. 12.900.000,- (dua belas juta sembilan ratus ribu rupiah) untuk SMK dari Kemnetrian Pendidikan Propinsi Jawa Tengah, Buku Perpustakaan seharga Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) untuk SMK dari Kementerian Pendidikan Propinsi Jawa Tengah, Pengadaan Komputer  seharga Rp. 40.000.000,- (empat puluh juta rupiah) untuk SMK dari Kementerian Pendidikan Propinsi Jawa Tengah, Bantuan Pengelolaan Laboratorium Bahasa sebesar Rp. 10.000.000,- (Sepuluh juta rupiah) untuk MTs dari Kementerian Agama RI, Bantuan Pengelolaan Laboratorium IPA sebesar Rp. 10.000.000,- (Sepuluh juta rupiah) untuk MA dari Kementerian Agama RI, Bantuan Pengelolaan Laboratorium Pembelajaran Elektronik Berbasis Jaringan sebesar Rp. 10.000.000,- (Sepuluh juta rupiah) untuk MTs dari kementerian Agama RI.

Adapaun Bantuan yang diterima pada tahun pelajaran 2011/2012 adalah sebagai berikut: 1 lokal Ruang Kelas Baru (RKB) sebesar Rp. 90.000.000,- (Sembilan puluh juta rupiah) untuk SMK dari Kementerian Pendidikan Propinsi Jawa Tengah, Pengadaal Komputer seharga Rp. 40.000.000,- (empat puluh juta rupiah) untuk SMK dari Kementerian Pendidikan Propinsi Jawa Tengah, Buku BSE seharga Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) untuk SMK dari Kementerian Pendidikan Propinsi Jawa Tengah, Buku Mulok Bahasa Jawa seharga Rp. 10.000.000,- (Sepuluh juta rupiah) untuk SMK dari Kementerian Pendidikan Propinsi Jawa Tengah, Peralatan UKS seharga Rp. 7.500.000,- (tujuh juta lima ratus ribu rupiah) untuk SMK dari Kementerian Pendidikan Propinsi Jawa Tengah, 16 Unit Netbook Zyrex seharga Rp. 40.000.000,- (empat puluh juta rupiah) untuk SMK dari Kementerian Pendidikan Propinsi Jawa Tengah, 3 unit LCD Zyrex seharga Rp. 9.000.000,- (Sembilan juta rupiah) untuk SMK dari Kementerian Pendidikan Propinsi Jawa Tengah,  Peralatan Bengkel seharga Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) untuk SMK dari Kementerian Pendidikan Propinsi Jawa Tengah,  4 unit Netbook Rellion seharga Rp. 10.000.000,- (Sepuluh juta rupiah) untuk SMK dari Kementerian Pendidikan Propinsi Jawa Tengah, 3 LCD Rellion seharga Rp. 9.000.000,- (Sembilan  juta rupiah) untuk SMK dari Kementerian Pendidikan Propinsi Jawa Tengah, 4 unit Netbook Zyrex seharga Rp. 10.000.000,- (Sepuluh juta rupiah) untuk SMK dari UNWAHAS Semarang, 3 unit LCD Zyrex seharga Rp.9.000.000,- (Sembilan juta rupiah) untuk SMK dari UNWAHAS Semarang,  Bantuan Pengembangan SMK Berbasis Komunitas sebesar Rp. 750.000.000,- (Tujuh ratus lima puluh juta rupiah) untuk SMK dari Kementerian Pendidkan Nasional RI, 5 unit Audio Set seharga Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) untuk MA dari Kemenag RI, 12 unit Netbook Lenovo seharga Rp. 65.000.000,- (enam puluh lima juta rupiah) untuk MA dari Kemenag RI, 4 unit Netbook Lenovo seharga Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima ribu rupiah) untuk MTs dari Kemenag RI, 4 unit Komputer Dekstop seharga Rp. 40.000.000,- (Empat puluh juta rupiah) untuk MA dari Kemenag RI, 2 unit komputer Dekstop seharga Rp. 20.000.000,- (Dua puluh juta rupiah) untuk MTs dari Kemenag RI, 1 unit Touchscreen seharga Rp. 100.000.000,- (Seratus juta rupiah) untuk MTs dari Kemenag RI. Bantuan R-BOSS sebesar Rp. 32.040.000,- (Tiga puluh dua juta empat puluh ribu rupiah) untuk SMK dari Kementerian Pendidikan Propinsi Jawa Tengah. Sehingga jumlah total bantuan yang diterima oleh Pondok Pesantren Darul Amanah pada tahun pelajaran 2011/2012 sejumlah Rp. 1.361.540.000,- (Satu milyar tiga ratus enam puluh satu juta lima ratus empat puluh ribu rupiah).

Sedangkan gedung yang lainnya berasal dari usaha Pesantren, Koperasi, Wali santri, Dapur Umum, SME’sCo Mart, dan lain – lain.

 Posted by at 12:45 PM