Perwira Menengah Tinggi KODAM IV/Diponegoro Hadiri Apel Tahunan Pembukaan PORSEKA ke-29 Pondok Pesantren Darul Amanah
KENDAL – Pondok Pesantren Darul Amanah Ngadiwarno Sukorejo Kendal melaksanakan Apel Tahunan Upacara Pembukaan Pekan Olahraga, Seni dan Pramuka (PORSEKA) Ke-29 di Lapangan Sepak Bola. Sabtu, 15 Oktober 2022.
Upacara pembukaan PORSEKA ke-29 pada hari ini dihadiri oleh Kolonel CAJ Drs. Tauhid, M.M., selaku Kabintaljarahdam mewakili Panglima Kodam IV/Diponegoro, Ka. Kesbangpol Kab. Kendal, Suharjo, S.Sos, M.H mewakili Bupati Kendal, Komandan Kodim 0715 Kendal, Letkol Inf Misael Marthen Jenry Polii, S.Sos, Kabag Logistik Polres Kendal Kompol Amin Supangat mewakili Kapolres Kendal, Forkompimcam Kecamatan Sukorejo, dan beberapa tamu undangan lainya.
Ribuan santri peserta upacara pembukaan porseka nampak memakai baju adat nusantara dan mengenakan berbagai kostum yang unik dari kostum carnival, kostum olahraga, dan lainya serta dimeriahkan para ratusan pemain marching band dari tingkat SD/MI sekitar Kecamatan Sukorejo ikut meramaikan pada pembukaan porseka ke-29.
Pembukaan Porseka ditandai dengan penyalaan obor oleh Bapak Pimpinan Pondok Pesantren Darul Amanah KH. Mas’ud Abdul Qodir, Pelepasan Balon oleh Kolonel Caj Drs. Tauhid. M.M dan Pelepasan Burung Merpati oleh seluruh tamu undangan.
Dalam amanatnya Kolonel Caj Drs. Tauhid, M.M. selaku Inspektur menyampaikan, “Hari ini tepat pada tanggal 15 Oktober 2022, kita melaksanakan Upacara Pembukaan Pekan Olahraga, Seni Dan Pramuka Ke-29. Dengan Upacara Pembukaan Pekan Olahraga, Seni dan Pramuka (PORSEKA) Ke-29, Kita berharap dapat meningkatkan prestasi dalam bidang olahraga, seni dan Pramuka. Porseka ini juga harus menjadi momen bagi kita semua untuk mengukuhkan kembali kesadaran kita mengenai makna dari olahraga bagi kita semua sebagai pribadi dan sebagai bangsa”.
“Olahraga merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan kita. Karena olahraga merupakan salah satu aspek yang dapat menempa rasa kebangsaan dalam memperkokoh persatuan dan kesatuan santri. Seperti kita ketahui, Santri Pondok Pesantren Darul Amanah berasal dari berbagai penjuru nusantara. Pada Pekan Olahraga, Seni Dan Pramuka Ke-29 seperti saat ini, seharusnya kita makin memperkuat kesadaran kita dan penghayatan mengenai peran penting olahraga dalam pembangunan bangsa, dalam memajukan bangsa. Olahraga juga dapat membentuk pribadi-pribadi yang sehat dan mulia”. Lanjut Kolonel Caj Drs. Tauhid. M.M.
Beliau menambahkan, “Dengan olahraga kita dapat membangun santri mempunyai sikap jujur, sportif dan jiwa kesatria. Dengan olahraga kita menumbuhkan semangat untuk meraih prestasi terbaik dan semangat berkompetisi secara sehat. Dan juga olahraga dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada santri. Itu semua adalah sikap-sikap yang membentuk sumber daya manusia yang unggul. Oleh karena itu mari kita berusaha dengan keras untuk meningkatkan prestasi kita dalam bidang olahraga, seni dan pramuka dan kita dapat mengharumkan nama bangsa melalui olahraga, seni dan pramuka”.
“Peningkatan kemampuan fisik merupakan seruan bermuatan Kebaikan. Namun harus dipahami kembali bahwa kemampuan dalam Olahraga, Seni dan Pramuka tidak serta merta membatasi atau bahkan menghilangkan kewajiban seseorang untuk tidak meningkatkan kemampuan Akademik. Tidak pantas kiranya dengan alasan apapun, seorang pelajar tidak seimbang dalam Olahraga dan Olahfikir. Kunci utama tugas seorang santri adalah Menyeimbangkan kemampuan Raga dan Kemajuan Fikir. Bertandinglah untuk menang dan menjadi Juara. Serta Menangkan Pola Pikir dari Kemalasan Berpikir”, Tutup Kolonel Caj Drs. Tauhid, M.M.
Setelah pembukaan Porseka Ke-29 selesai, para peserta upacara dan tamu undangan disuguhkan beberapa tampilan menarik dan spektakuler dari santri Pondok Pesantren Darul Amanah salah satunya tari nusantara, tari-tarian dari berbagai belahan dunia seperti tari india, tari khas timur tengah, tari khas negara korea dan lain sebagainya.
Sebagai puncak kegiatan pada hari ini, seluruh peserta upacara melaksanakan karnaval budaya nusantara di mulai dari Depan Komplek Pondok Pesantren Darul Amanah hingga mengelilingi desa sekitar pesantren.
Alm. KH. Nur Said dan Almh. Hj. Khuzainiyah sedang mengikuti prosesi pelepasan Umroh KH. Mas’ud Abdul Qodir dan Hj. Nur Halimah serta H. Muhammad Fatwa, M.Pd
Tanah Kelahiran Almarhumah Ibu Hj. Khuzainiyah Binti H. Mas’ud Mashud (Lurah Desa Jati Tahun 1945 s/d Tahun 1969) lahir pada tanggal 23 Desember 1936 di Desa Jati Kecamatan Plantungan Kabupaten Kendal. Berdasarkan cerita yang berkembang di kalangan warga Desa Jati, nama Jati diambil berdasarkan sejarah dimana di wilayah ini tepatnya di Dusun Jati RT 004 / RW 003 Desa Jati terdapat pohon Jati yang sangat besar dan mengundang perhatian masyarakat .
Sejak dulu pohon jati tersebut sudah ada dan sampai sekarang pohon Jati tersebut masih tumbuh walaupun pohon induknya sudah mati tetapi masih berdiri tegak dan yang masih tumbuh adalah tunasnya.
Berdasarkan kenyataan itulah warga masyarakat menamakan Desa Jati dan sebagai monumennya adalah pohon Jati. Berdasarkan letak geografisnya, Desa Jati terbagi atas dua wilayah yang meliputi :
Wilayah Dusun Jati
Wilayah Dusun Dluwak Pada mulanya masing masing wilayah dipimpin oleh seorang pemimpin (Lurah) yang kemudian kira-kira tahun 1900 kedua wilayah disatukan ke dalam satu wilayah oleh seorang tokoh yang bernama Mertowijoyo dan kemudian dipilih menjadi Lurah (Sekarang Kepala Desa) dari dua wilayah dengan nama wilayah Desa Jati.
Untuk menghormati keberadaan kedua wilayah Jati dan wilayah Dluwak sebagai catatan sejarah, kedua wilayah awal yang kemudian disatukan tersebut saat ini diabadikan menjadi Dusun yaitu dusun Jati dan Dusun Dluwak. Meskipun nama tersebut ada dua nama wilayah, namun yang digunakan adalah wilayah Jati karena ada pohon Jati yang kokoh sebagai monument abadi dan bukti sejarah keberadaan Desa Jati. Khusus Dusun Dluwak terdapat cerita yang berkembang di masyarakat bahwa kira-kira pada tahun 1947 nama Dluwak diganti dengan nama Dusun Sidomulyo yang menurut cerita pada waktu itu nama Dluwak kurang baik, itu dibuktikan dengan adanya setiap pergantian pimpinan yang menjabat pada waktu itu selalu ada rakyat yang meninggal dengan cara tidak wajar (mati kabangan, red).
Disamping itu nama Dluwak ada yang berpendapat bahwa rakyatnya sering kedluwek-dluwek (istilah jawa) yang artinya kurang lebih hidupnya tidak tentram dengan dibuktikan sering rakyat yang meninggal dengan tidak wajar, yang kemudian pendapat tersebut diangkat dalam kesepakatan warga yang kemudian nama Dluwak diganti dengan nama Sidomulyo.
Namun tahun berganti tahun nama nama Sidomulyo kurang populer di kalangan masyarakat sendiri yang kembali ke nama sebelumnya yaitu nama Dluwak dan nama tersebut digunakan sampai sekarang sebagai Dusun Dluwak. Kira-kira pada tahun 1947 di era kepemimpinan Haji Mas’ud Mashud dengan adanya proses pemerintahan yang belum stabil karena pada masa perjuangan kemerdekaan, dengan adanya proses rekoba, H. Mas’ud Mashud yang pada waktu itu menjabat sebagai lurah yang diangkat oleh pemerintah RI pergi mengungsi, dan pada waktu itu terjadi kekosongan pemerintahan, maka pihak Belanda mengangkat pemimpin yang loyal kepada pemerintah Belanda yang bernama Harjo Kariman yang proses pengangkatannya tidak diketahui oleh masyarakat dan ia menjabat selama 2 (dua) tahun, dan setelah Belanda kalah Haji Mas’ud Mashud kembali dari pengungsiannya dan memimpin kembali Desa Jati.
Dibandingkan dengan desa-desa lain di Kecamatan Plantungan, Desa Jati memiliki luas wilayah yang cenderung kurang luas, berdasarkan cerita yang berkembang dan ditularkan dari waktu ke waktu hal ini dikarenakan pada jaman dahulu terdapat kelemahan warga masyarakat Desa Jati yang kurang giat dalam memasang batas wilayah/memasang patok sampai ke tanah Desa Jati. Karena kurang giat dan kurang beraninya warga Desa Jati memasang batas wilayah itulah akhirnya mendapatkan wilayah yang kurang luas.
Dengan wilayah yang kurang luas, namun wilayah Desa Jati cukup makmur yang dilandasi hasil pertanian padi sawah dan polowijo dengan hasil yang cukup baik, hasil pertanian Desa Jati masih bisa dilihat pada saat ini dimana masyarakat menjadikan penanam padi dan polowijo sebagai salah satu produk unggulan hasil pertanian wilayah Desa Jati meskipun masih ada tanaman lain jenis sayuran dan buah-buahan.
Seiring pergantian waktu telah terjadi pergantian pimpinan di Desa Jati dengan catatan sebagai berikut :
Penatus s/d Tahun 1900
Mertowijoyo Tahun +1900 s/d Tahun 1916
Dawud Mertodiwiryo Tahun 1916 s/d 1928
H. Abdul Chalim Tahun 1928 s/d Tahun 1945
H. Mas’ud Mashud Tahun 1945 s/d Tahun 1969
Mastur Tahun 1969 s/d Tahun 1989
Masduki Tahun 1989 s/d Tahun 1990 (Pj Kepala Desa)
Rochadi Tahun 1990 s/d Tahun 1998
Zaeni Tahun 1998 s/d Tahun 2000 (Pj Kepala Desa)
Rochadi Tahun 2000 s/d Tahun 2008
Mokhlas Tahun 2008 s/d Tahun 2015
Eko Supriyono. S.Ap Tahun 2015 s/d Tahun 2016 (Dari Pegawai Kecamatan)
Mokhlas Tahun 2016 s/d Tahun 2022.
Keluarga Almarhumah Hj. Khuzainiyah menikah dengan KH. Nur said yang merupakan pria Kelahiran Tahun 1922 dan dikaruniai 12 anak yaitu Nasihin, Nur Halimah (Istri KH. Mas’ud Abdul Qodir Pimpinan Pondok Pesantren Darul Amanah Sukorejo Kendal), Siti Azizah, Muslikhah (wafat ketika masih kecil), Nastain, Sayidah (wafat ketika masih kecil), Istirokhah (wafat ketika masih kecil), Khumaidah (Istri H.Mahfudz Shodiq), Ahmad Khumaidi, Saifudin (domisili di Mesir), Asfiyah dan Mashuda (wafat ketika masih kecil).
Hj. Khuzainiyah setelah menikah dengan KH. Nur Said berdomisili di Dusun Kemloko Desa Mojoagung Kecamatan Plantungan Kabupaten Kendal.
Mendukung Perjuangan Putrinya Setelah semua anak-anak beliau beranjak dewasa, Hj. Khuzainiyah dan KH. Nur Said selalu mendukung apapun keputusan dari putra-putrinya untuk memilih jalan hidupnya masing-masing salah satunya Nur Halimah yang dinikahi Mas’ud Abdul Qodir.
Kiai Asy’ari, adik ipar Mas’ud, ingat punya teman saat mondok di Mangkang Dondong, namanya Kiai Mustofa. Kiai Mustofa itu anak mantu dari Kiai Muhsin. Kiai Mustofa imam masjid dan tokoh masyarakat Dusun Kalioso (Mojoagung, Plantungan), sedangkan Kiai Muhsin imam Masjid dan tokoh masyarakat Dusun Kemloko (Mojoagung, Plantungan).
Kiai Muhsin dengan Abdul Qodir adalah kakak beradik yang berasal dari Desa Karanganyar (Kec. Plantungan), hanya saja silaturrahim sudah lama tidak tersambung. Maka Kiai Asy’ari dan Kiai Mustofa berembug, mencari keluarga dekat yang mungkin bisa diajak besanan.
KH. Nur Said, adik ipar Kiai Muhsin, kebetulan anak gadisnya baru tamat SD. Maka pembicaraan berfokus pada Nur Halimah anak kedua KH. Nur Said dan Hj. Khuzainiyah ini.
Pada saat itu untuk menikahkan anak, cukup orang tuanya saja yang bermusyawarah, anak-anak tinggal mengikut pilihan orang tua.
Bulan Maulid jadwal tahunan Pondok Modern Gontor libur, anak santri dipulangkan dua minggu. Ketika Mas’ud pulang itulah acara pernikahan dilangsungkan.
Sepulang dari Gontor, KH. Mas’ud Abdul Qodir ditawari oleh KH. Nur Said dan Hj. Khuzainiyah untuk mendirikan Pondok Pesantren di Dusun Kemloko Desa Mojo Agung akan tetapi KH. Mas’ud Abdul Qodir lebih memilih untuk mengajar bahasa arab dirumah beliau selama satu tahun dan kemudian hijrah ke desa gondoharum untuk mendirikan pesantren dan dilanjutkan mendirikan Pesantren Darul Amanah di Dusun Kabunan Desa Ngadiwarno Kecamatan Sukorejo Kab. Kendal.
Berjuang bersama Pondok Pesantren Darul Amanah Pada Awal Tahun 2000-an, Hj. Khuzainiyah dan KH. Nur Said pindah domisili di Pondok Pesantren Darul Amanah untuk ikut berjuang serta memberikan dukungan dan doa kepada putri (Hj. Nur Halimah) dan menantunya (KH. Mas’ud Abdul Qodir) dalam mengembangkan Pondok Pesantren.
Semasa hidup beliau selalu hidup sederhana, murah senyum dan gemar bersedekah kepada siapapun. Beberapa tamu yang berkunjung pasti akan dilayani dengan jamuan sebaik-baiknya, tak jarang beliau selalu membawakan oleh-oleh untuk sekedar sebagai buah tangan sebelum tamu itu pulang.
Sosok Hj. Khuzainiyah di mata putrinya Hj. Nur Halimah selalu gemar sedekah, meski tidak banyak tapi selalu memberikan kepada orang yang membutuhkan. Hj. Nur Halimah melihat sosok Ibu Hj. Khuzainiyah memberikan ilmu kehidupan yang luar biasa sehingga sampai saat ini Hj. Nur Halimah untuk senantiasa meniru atau mengamalkan kebiasaan dari Ibu Hj. Khuzainiyah.
Pada Rabu Pon Bulan Februari tahun 2014, KH. Nur Said Wafat dan dimakamkan di belakang Masjid Darunnajah Komplek Pondok Pesantren Darul Amanah.
Peran Ibu Hj. Khuziniyah dan KH. Nur Said terhadap perkembangan Pondok Pesantren Darul Amanah amatlah besar. Hj. Nur Halimah dan KH. Mas’ud Abdul Qodir selalu minta saran dan pendapat ketika ada hal yang sulit terpecahkan, Bahkan Ibu Hj. Khuzainiyah dan KH. Nur Said selalu memberikan dukungan moral dan materi untuk kemajuan Pondok Pesantren Darul Amanah.
Ibu Hj. Khuzainiyah Menghadap RabbNya Tepat Pukul 07.30 Hj. Khuzainiyah pada tanggal 10 Dzulhijjah 1443 H/10 Juli 2022 bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha 1443 H beliau menghembuskan nafas terakhir di kediaman komplek Pondok Pesantren Darul Amanah.
Kepergian beliau merupakan kesedihan yang mendalam bagi keluarga besar Pondok Pesantren Darul Amanah terutama putri beliau Hj. Nur Halimah dan saudara lainya.
Almarhumah Hj. Khuzainiyah merupakan sosok ibu sekaligus teladan bagi anak-anaknya. Sejak kecil hingga mereka dewasa selalu mendapat perhatian yang luar biasa dari orang tua, setelah tahun 2014 kehilangan sosok sang ayah KH. Nur Said, kini harus ditinggal Ibunda tercinta.
Ibu Khuzainiyah sebelum wafat berpesan kepada anak-anaknya untuk selalu berjuang menegakan agama islam dan selalu mendoakan kedua orang tua ketika sudah tiada.
Jenazah Almarhumah Hj.Khuzainiyah dimakamkan bersanding dengan Suami tercinta Alm. KH. Nur Said dan Putri Beliau Almh. Hj. Khumaidah yang sebelumnya mendahuluinya di belakang masjid Darunnajah Komplek Pondok Pesantren Darul Amanah.
Semoga Amal Ibadah Alm. KH. Nur Said, Almh. Hj. Khuzainiyah, Almh. Ibu Khumaidah dan saudara lainya yang sudah wafat diterima disisi Allah SWT. Aamiin.
Mukim Perdana Santri Baru Pondok Pesantren Darul Amanah Tahun Pelajaran 2022/2023
NGADIWARNO – Rabu, 13/7/2022, Para santri baru yang dinyatakan sudah lulus seleksi penerimaan santri baru tahun 2022 dari berbagai daerah di Indonesia mulai bermukim menjadi santri Pondok Pesantren Darul Amanah.
Kedatangan para santri baru dilaksanakan pada hari rabu sampai hari jum’at mendatang. Tampak pada gelombang pertama ini para santri baru yang didampingi walisantri dan keluarganya memadati komplek Pondok Pesantren Darul Amanah.
Para santri baru sebelum memasuki kamar masing-masing diwajibkan melakukan registrasi atau daftar ulang dilanjutkan menyelesaikan administrasi, pembagian kamar dan diakhiri dengan silaturahmi dengan bapak Pimpinan Pondok Pesantren Darul Amanah.
Sebelumnya pesan dan nasehat dari Pimpinan, Ustadz Mufti Haris, S.Pd membacakan tentang beberapa informasi dan peraturan yang ada di Pondok Pesantren Darul Amanah seperti informasi terkait perijinan, tabungan santri, kesehatan, pakaian, penjengukan dan lain-lain.
Dalam pertemuan Pimpinan Pondok Pesantren Darul Amanah menyampaikan tentang peran penting orang tua dalam menitipkan putra-putrinya di pesantren.
“Berpisah dengan anak dalam usia pertumbuhannya merupakan hal yang tidak mudah bagi orangtua, namun demi masa depan dan pembentukan karakter serta terhindar dari pengaruh dunia luar, Orangtua harus rela untuk melepas anak kesayangannya dan dititipkan di Pondok Pesantren”, Terang Pimpinan Pesantren.
“Dalam hal ini ada makna dari Kata TITIP yang perlu diketahui orangtua sebagai motivasi diri untuk menguatkan hati disaat berpisah dengan anak” Tambahnya.
TITIP singkatan dari (T)EGA, (I)KHLAS, (T)AWAKKAL, (I)KHTIAR, (P)ERCAYA
TEGA Orangtua harus memiliki rasa tega berpisah dengan anak, tega dalam arti kata berani menahan diri untuk tidak bersedih, selama anak menjalani pendidikan di Pondok Pesantren.
IKHLAS Setelah ada kekuatan rasa tega untuk berpisah, orangtua harus ikhlas melepaskan anak dari pelukan, dalam arti kata mengikhlaskan anak untuk tumbuh berkembang di dalam lingkungan pesantren, sikap ikhlas juga harus berdasarkan karena Allah, semua demi kebaikan masa depan anak.
TAWAKKAL Setelah Ikhlas orangtua harus bertawakkal, berserah diri kepada Allah, senantiasa mendoakannya dan berfikir hal positif terhadap proses pendidikan yang dijalani anak.
IKHTIAR Orangtua terus berusaha memenuhi kebutuhan pendidikan anak, memenuhi segenap belanjanya dalam menjalani pendidikan di Pondok Pesantren.
PERCAYA Kepercayaan orangtua terhadap lembaga Pesantren merupakan salah satu modal utama pada keberhasilan anak, harus ada keyakinan diri bahwa segenap program dan sajian aktifitas yang diselenggarakan pesantren merupakan pendidikan untuk menumbuhkan dan mengembangkan karakter anak, orangtua harus memiliki kepercayaan penuh terhadap pengasuh dan pendidik pesantren serta menjalin komunikasi baik dalam proses pendidikan anak di Pondok Pesantren
Panca Jiwa adalah Ruh dan Jiwa yang harus dimiliki seluruh segenap keluarga besar Pondok Pesantren Darul Amanah yaitu Keikhlasan, Kesederhanaan, Kemandirian, Ukhuwah Islamiyah, Kemandirian, dan Kebebasan.
“Keluarga Besar Pondok Pesantren Darul Amanah juga harus mengerti tentang Motto Pesantren yaitu Berbudi Tinggi, Berbadan Sehat, Berwawasan Luas dan Berfikir Bebas”, Lanjutnya.
Sepulangnya para Walisantri, beberapa santri baru sudah mulai beradaptasi dengan lingkungan Pondok Pesantren Darul Amanah dimulai dengan sholat berjamaah di masjid, dan aktifitas lainya bersama teman-teman satu kamar atau asrama.
Direktur Kajian Ekonomi Islam Shaleh Kamil Universitas Al Azhar Mesir Kunjungi Darul Amanah
NGADIWARNO -Direktur Pusat Kajian Ekonomi Islam Shaleh Kamil Universitas Al-Azhar Kairo, Meser dan Dosen Universitas Ainu Syam Mesir, Prof. Dr. Mustofa Dasuki Kesbah kunjungi Pondok Pesantren Darul Amanah dalam rangka memberikan kuliah umum dihadapan santri dan guru.
Acara tersebut dilaksakan bertepatan pada hari Jum’at, (17/6/2022) pukul 15.00 WIB, bertempat di Gedung Darussalam Pondok Pesantren Darul Amanah.
Hadir dalam acara tersebut, Pimpinan Pondok Pesantren Darul Amanah K.H. Mas’ud Abdul Qodir beserta keluarga, dewan Ustadz- Ustdzah, dan seluruh santri Pondok Pesantren Darul Amanah.
Acara diawali dengan kemeriahan grub rebana Tajunnabi Pondok Pesantren Darul Amanah sebagai pembuka seraya menunggu kehadiran Prof. Dr. Mustofa Dasuki Kesbah.
Setelah kehadiran Prof. Dr. Mustofa Dasuki Kesbah di Gedung Olahraga Darussalam, acara diambil alih oleh Master Ceremony. Acara dilanjut dengan pembacaan Kalam ilahi, serta menyanyikan lagu kebangsaan Mesir (bilady, bilady, bilady,) dan disambung lagu kebangsaan Indonesia (Indonesia Raya).
Acara selanjutnya sambutan oleh Direktur TMI Muhammad Fatwa M.Pd. dalam sambutannya beliau menyampaikan, “Beliau Prof. Dr. Musthofa Dasuki Kesbah, ini adalah kali kedua beliau datang kesini. Beliau merupakan seorang yang ahli dalam bidang wakaf, Yang akan memberikan pesan dan nasehat untuk memberikan kita pengetahuan tentang dirosah Islamiyah, dan memberikan kita kekuatan iman”.
Dan acara yang ditunggu-tunggu pada sore hari ini, yakni kuliah umum bersama Prof. Dr. Musthofa Dasuki Kesbah, dalam kuliahnya beliau menyampaikan banyak ilmu kepada santri, juga banyak pengalaman yang beliau sampaikan pada acara tersebut. Dengan penerjemah yakni Ustad Tahsya Ainul Haq.
Beliau mengucapkan rasa syukurnya bisa hadir, bisa berkunjung di Pondok tercinta ini. Beliau sungguh amat bahagia, bisa berjumpa dengan santri Pondok Pesantren Darul Amanah dan diterima oleh keluarga Darul Amanah, serta bisa mengumandangkan lagu kebangsaan bersama.
Beliau mengungkapkan, “Bangsa Indonesia yang sangat dirahmati Allah, diberkahi Allah, dan dianugerahi berupa santri, guru-guru yang luar biasa dalam menegakkan agama Islam. Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, juga memiliki hubungan erat dengan Meser. Kaitan hubungan ini diidentikkan dengan Kampus Al-Azhar”.
“Sungguh sangat luar biasa hubungan antara Indonesia dengan Al-Azhar, terbukti dengan banyaknya beasiswa yang didapat di negara ini, juga beasiswa yang didapat dari organisasi Nahdlatul Ulama, juga beasiswa dari Pondok Modern Darussalam Gontor”.
Beliau berharap agar kurikulum Muadalah yang sudah terjadi di Organisasi Nahdlatul Ulama, juga Pondok Modern Gontor mampu diberikan kepada pondok lainnya. Sehingga kita bisa belajar Dirosah Islamiyah, Dirosah Hadits, Dirosah Tafsir, Dirosah Qur’an, dan Dirosah yang memiliki cabang keagamaan lainnya dengan tetap menghapal Al-Qur’an.
Beliau berpesan kepada kita, “Untuk menuntut Ilmu dibutuhkan kunci, salah satu kunci tersebut yakni denga berjihad atau bersungguh-sungguh. Sehingga kita bisa mengamalkan apa yang telah Rasulullah telah sabdakan kepada kita”.
“Menuntut ilmu bukan hanya di Madinah dan Mekkah, juga bukan hanya di Negri China, melainkan diseluruh penjuru dunia, yang mana disana terdapat Dirosah Islamiyah sehingga kita menjadi orang-orang yang berguna bagi bangsa dan negara”.
Tidak lupa beliau juga memperkenalkan Universitas Al Azhar kepada santri Darul Amanah dengan harapan, insyaallah akan datang masa singkat kelak kita bisa bermuadallah, ijazah kita disamaratakan. Sehingga ketika kita mau melanjutkan Studi di Al Azhar tidak lagi mengikuti ujian masuk, langsung diberikan berkas kelulusan dan belajar disana. Seperti halnya Pondok Modern Gontor dan Tazakka.
Sebelum beliau menutup kuliahnya pada acara tersebut, beliau memberikan pesan yang terakhir, Rasullullah bersabda dalam hadits bahwa orang yang berilmu harus slalu menngucapkan doa untuk berlindung dari ilmu yang tidak bermanfaat. Ilmu yang tidak bermanfaat merupakan ilmu yang tidak diamalkan. Maka orang yang beramal harus bersungguh-sungguh. Tanda orang yang berilmu yaitu bersungguh sungguh dalam belajar”.
Acara disambung penyerahan kenang-kenangan oleh bapak pimpinan Pondok Pesantren Darul Amanah kepada Prof. Dr. Musthofa Dasuki Kesbah. Dan diakhiri dengan photo bersama.
Darul Amanah-Tahun ajaran baru segera dibuka, Pondok Pesantren Darul Amanah kedatangan calon santri dan wali santri baru tahun ajaran 2022/2023, guna mengikuti tes seleksi masuk santri baru.
Ahad, (5/7/2022), tes bersama calon santri baru gelombang kedua dilaksanakan di Pondok Pesantren Darul Amanah. Ratusan calon santri dan wali santri dari berbagai daerah berbondong-bondong datang ke Pondok Pesantren Darul Amanah, dari daerah Jawa tengah, sampai luar Jawa tengah.
Semangat serta kepercayaan diri santri baru tergambar pada raut wajah mereka, tanpa rasa ragu untuk ikut mengikuti tes bersama santri baru, dan dengan optimis mereka yakin akan lulus pada tes bersama tahun ini.
Tercatat, 201 dari 380 pendaftar, hadir pada tes bersama calon santri baru tahun 2022/2023. Mereka terbagi atas program pendidikan yang ada di Pondok Pesantren Darul Amanah. Dari MTs, MA, SMK, serta program pendidikan yang pada tahun ini baru dibuka, yakni TMI.
Pada tes bersama kali ini santri juga mendapatkan pengarahan serta nasehat langsung oleh Bapak Pimpinan Pondok Pesantren Darul Amanah K.H. Mas’ud Abdul Qodir, yang bertempat di Masjid Darunnajah.
Tes seleksi masuk tahun ini tidak berbeda dengan tahun sebelumnya, dimulai dengan tes tertulis dengan bidang studi yang diujikan Bahasa Indonesia dan Matematika. Orang tua mereka yang hanya mampu menunggu calon santri baru didepan kelas, berharap agar putra putri nya mampu menyelesaikan soal tes dengan benar.
Tahapan selanjutnya tes wawancara, pada tes wawancara para calon santri baru ditanya seputar bacaan sholat, serta doa keseharian mereka, dan tidak lupa juga mereka juga diharuskan untuk bisa membaca Al Qur’an.
Dan pada tahapan yang terakhir pada tes bersama kali ini adalah tes kesehatan. Dalam tahapan ini mereka diwawancarai mengenai kesehatan mereka oleh bagian kesehatan pondok. Hal ini dilakukan untuk menanggulangi masalah kesehatan yang biasanya terjadi tanpa sepengetahuan pihak pesantren.
Setelah menyelesaikan semua tahapan tes seleksi santri baru, mereka diperbolehkan kembali ke rumah mereka masing masing dan menggu hasil tes seleksi gelombang 2 yang akan diumumkan pada tanggal 9 Juni 2022 melalui website pesantren di : www.darulamanah.com.