Kajian Kitab Tanbih al Ghafilin : ‘Pedihnya Siksa Kubur’ – Ustadz M. Fadzlurrahman,S.Pd

Kajian Kitab Tanbih al Ghafilin : ‘Pedihnya Siksa Kubur’ – Ustadz M. Fadzlurrahman,S.Pd

Ketika jasad pisah dengan ruh itu susahnya luar baisa, mau nangis nggak ada yang dengar. Ketika sudah di kuburkan, jenazah bisa melihat para pengantarnya semuanya pergi meninggalkannya, tidak ada satupun yang menemaninya. Setelah semua pergi, datanglah malaikat mungkar dan nakir untuk menanyakan pertanyaan qubur.

Pertanyaan-pertanyaan kubur mungkin akan mudah jika kita jawab sekarang. Namun berbeda jika berada di alam kubur, rasa ketakutan dan gemetar yang tidak karuan melihat dua malaikat dengan wajah yang bercahaya seperti matahari di hadapan kita membuat semuanya hilang. Lalu bagaimana menjawab pertanyaan kubur itu ?

Ketika semua orang pergi meninggalkan kita di alam kubur, tinggallah amal ibadah menemani kita dan membisikkan jawaban-jawaban dari pertanyaan yang diajukan malaikat. Semua yang kita miliki di dunia akan tidak berguna ketika sudah menjadi sebujur bangkai. Kecuali amal ibadah yang akan menjadi teman kita.

Malaikat Mungkar dan Nakir akan duduk di hadapan kita, lalu menanyakan satu persatu pertanyaan kubur. Jika tidak bisa menjawab pertanyaan pertama, maka akan dipukullah dengan palu malaikat. Diajukan pertanyaan kedua, tidak bisa menjawab, maka dipukullah lagi. Hingga sampai ke pertanyaan terakhir tidak bisa menjawab, maka dibawalah si mayit ke neraka sijjin.

Jika pertanyaan malaikat semua bisa terjawab, maka datanglah seseorang dengan wajah yang sangat baik. sebagai perwujudan amal ibadah selama di dunia. Jika si mayit adalah laki-laki maka amal ibadahnya berwujud seperti perempuan yang cantik jelita. Begitu pula jika si mayit adalah perempuan, maka amal ibadahnya datang menemani dengan perwujudan laki-laki yang gagah dan tampan.

Itulah kenapa kita selalu mendoakan ahli kubur dengan doa :

اللهم اجعل قبره روضة من رياض الجنان ولا تجعل قبره حفرة من حفار النيران

“Ya Allah jadikanlah kuburnya taman dari pertamanan surge, dan jangan jadikan kuburnya lubang dari lubang-lubang neraka”

 

Seberapa mengerikannyakah siksa kubur, atau siksa Allah setelah kita meninggal nanti ?.

Ada kisah suatu saat Nabi bersama para sahabat mendatangi jenazah dan hendak menyolatkannya. Tetapi tiba-tiba saja didapati ada ular yang melilit jenazah tersebut. Ketika hendak dipukul oleh para sahabat, si ular justru bersyahadat. Lantas ditanyalah ular tersebut “kenapa engkau melilit dan menyiksa jenazah ini ?” si ular pun menjawab : “aku telah diutus untuk menyiksa orang ini, sebab orang ini telah lalai atas tiga perkara”. Lalu kembali bertanya sahabat : “Apa tiga perkara itu ?”. di jawab oleh ular : “Tiga perkara yang dilalaikan oleh orang ini adalah ketika Allah memanggil untuk melaksanakan Shalat (Adzan) ia tidak langsung melaksanakannya, dan justru menunda-nunda sehingga tertinggalkan. Lalu ketika Allah sudah memanggilnya untuk melaksanakan Zakat, ia juga tidak melaksanakan zakat. Dan ketika dipanggil untuk melaksanakan puasa justru dengan sengaja meninggalkan puasa.”

Kisah lainnya juga menceritakan kisah yang hampir sama. Ketika para sahabat menemukan ada seorang pemuda yang menangis di depan masjid, lalu ditanya ; “kenapa wahai anak muda, apa yang membuatmu bersedih?” pemuda itu menjawab ; “sesungguhnya ayahku telah meninggal namun tidak ada satupun yang mau memandikan dan mengkafaninya”

Lalu diutuslah sahabat abu bakar dan sahabat umar bin Khatab. Lantas sesampainya di ruamh pemuda tersebut, sahabat terkejut sebab jenazah ayahnya berubah menjadi bangkai babi hutan hitam. Melihat hal tersebut, Sahabat Abu Bakar dan Sahabat Umar pulang dan melaporkan hal tersebut kepada Nabi Muhammad SAW.

Setelah mendengar laporan tersebut, Rasul mengajak dua sahabatnya itu untuk kembali ke rumah pemuda tadi. Kemudian sampai di sana Nabi mengangkat tangan dan mendoakan jenazah tersebut. Seketika jenazah tersebut kembali menjadi jenzah mannusia pada umumnya. Nabi pun memerintahkan para sahabat untuk memandikan dan mengkafaninya.

Selesai dimandikan dan seterusnya, jenazah pun di antar menuju kubur. Terkejutnya para sahabat ketika hendak diletakkan di liang lahat, jenazah tersebut kembali berubah menjadi babai hutan. “apa yang dikerjakan ayahmu selama di dunia anak muda” Tanya seorang sahabat. “Sesungguhnya ayahku telah lalaidan sering meninggalkan shalat”. Mendengar pernyataan pemuda itu, Nabi kemudian menjelaskan bahwa beginilah perwujudan di akhirat nanti ketika seseorang sering meninggalkan shalat. Seperti babi hutan yang hitam legam.

 

Dua kisah di atas menjadi gambaran bagi kita akan pedihnya siksa kubur. Saking hebat dan pedihnya siksa kubur, Nabi hingga berulang kali memperingatkan kita untuk meminta pertoloongan dan perlindungan dari Allah akan siksa kubur.

            حدثنا الخليل بن احمد حدثنا ابن معاذ حدثنا حسين المرزوي حدثنا ابو معاوية الضرير عن الاعمش عن المنهال بن عمر و عن البراء بن عازب قال خرجنا مع رسول الله صلى الله عليه وسلم في جنازة رجل من الانصار فانتهينا الى القبر ولم يلحد بعد فجلس النبي صلى الله عليه وسلم وجلينا حوله فكان على رؤؤسنا الطير وفي يده عود ينكث به الارض يعني يحفر به الارض فرفع رأسه وقال استعيذوا بالله من عذاب القبر مرتين او ثلاثا

          “Telah bercerita kepada kami Kholil bin Ahmad, bercerita kepada kami ibnu mu’adz, bercerita Husain al marwazi berderita abu muawiyah ad dhariri, dari al A’masy dai Munhal bin Amr, dari al Barra’ bin ‘Azib berkata : ‘Kami telah keluar bersama Rasulullah SAW ketika mengiring jenazah seorang laki-laki anshar. Dan ketika kami sampai di kubur dan belum dikuburkan jenazah, Nabi SAW duduk dan kami duduk diantara Beliau, maka seakan-akan di atas kepala kami ada burung. Dan di tangan Nabi memegang kayu, kemudian Nabi mengukir di atas tanah dengan kayu tersebut lalu mengangkat kepada dan bersabda : ‘Mintalah perlindunganlah kalian kepada Allah SWT dari siksa kubur’ sebanyak dua atau tiga kali”

Sebegitu mengerikannya siksa kubur. Oleh karenanya jangan sampai kita celaka di dunia akibat kelalaian kita. Hingga membawa celaka juga di alam kubur hingga akhirat. Agar tak celaka di dunia, maka hindarilah empat perkara.

Ada empat perkara yang menjadikan celaka di dunia :

  • Mata yang keras

Mata yang tidak pernah menangis, tidak pernah menyesali maksiat yang dilakukan

  • Hati yang keras

Hati yang tidak mau menerima nasehat.

  • Angan-angan yang panjang

Berfikir bahwa hidup di dunia ini masih lama, dan memikirkan banyak hal ang akan dilakukan tapi tidak memikirkan bahwa itu benar atau tidak.

  • Suka dengan dunia

Kesehariannya hanya digunakan untuk mengurusi dunia hingga lupa dengan akhirat

 

Semoga kita senantiasa mendapatkan perlindungan dari Allah SWT dari segala fitnah dunia, fitnah kubur, fitnah dajjal, dan segala keburukan.1