DRAMA ARENA 527-BUKTI NYATA PERSATUAN BANGSA

Drama Arena (DA) sebagai satu pegalaran seni akbar kebanggaan santri kelas 5 TMI, selalu menjadi salah satu pusat perhatian di akhir rangkaian Pekan Perkenalan Khutbathul Arsy Pondok Pesantren Darul amanah. Di tahun ke 27 ini, Drama Arena 527 mengusung tema “Unity in Diversity” (persatuan dalam kebhinnekaan). Tema ini di angkat sebagai wujud nyata bahwa santri adalah satu unit pemersatu bangsa. Santri yang datang dari berbagai daerah, ras, suku dan budaya, mampu bersatu, saling menumpu, bahu membahu untuk berjuang Bersama membangun sebuah asa yang luar biasa.

Tema ini diperwujudkan melalui berbagai macam tampilan yang mereka suguhkan dalam pelaksanaan pagelaran ini pada Sabtu (14/10) malam di halaman Pesantren. Pagelaran seni yang dihadiri oleh seluruh santri, dewan asaatidz, wali santri dan warga sekitar yang memadati lapangan futsal Darul Amanah benar-benar membuat para penonton terpukau. Sesuai dengan tema yang mereka angkat, panggung Drama Arena di warnai dengan wajah Indonesia yang beragam. Berbagai budaya dari seluruh Indonesai mereka pertunjukkan dalam pentas sederhana namun membahana.

Mulai dari budaya ujung timur Indonesia hingga ujung barat Indonesia, semua tersdia dalam pagelaran akbar Drama Arena 527 ini. Saat ditanya oleh tim dari Suara Santri, Ustad Aziz Rahman Darmawan sebagai salah satu Pembina acara tersebut menyatakan bahwa, tema Unity in Diversity ini diangkat memang sebagai satu pembelajaran kepada kita semua bahwa perbedaan diantara kita itu bukan menjadi satu hal yang memeceh belah kita, menyekat antara kita, namun justru perbedaan inilah yang menjadikan kita semakin indah, semakin kuat dan menguatkan. “pelangi ajha indah karena warna mereka berbeda” begitu tegasnya.

Selain sebagai hiburan, pagelaran seni akbar ini juga sebagai satu pembelajaran bagi santri tentang bagaimana untuk menjadi mandiri dan bertanggung jawab. Sebab, acara ini sepenuhnya ditanggungkan kepada mereka santri kelas 5 sebagai pelaksana. Ini juga merupakan ajang kreatifitas santri dan satu wahana untuk menunjukkan kebebasan berfikir santri sebagai perwujudan dari panca jiwa yang kelima yakni jiwa kebebasan. Mereka diberi kebebasan untuk berkreasi, berinovasi dan beraksi.

Perjuangan mereka selama beberapa bulan untuk mempersiapkan diri dalam pagelaran akbar ini terbayar lunas setelah meraih hasil mumtas melalui penilaian dari pimpinan pesantren.