Ulama Internasional Dari Lebanon, Syaikh Dr. Fadi Fuad Alamuddin Beri Kuliah Umum Santri Darul Amanah

Menjadi suatu keberuntungan menjadi santri Pondok Pesantren Darul Amanah, dengan banyaknya kesempatan untuk bertemu, berinteraksi, dan mendapatkan ilmu tentunya, baik dari ulama nasional maupun internasional.

Pada kesempatan kali ini Pondok Pesantren Darul Amanah mendatangkan tamu dari Lebanon, beliau syaikh Dr. Fadi Fuad Alamuddin dari Global University of Lebanon.

Kedatangan beliau disambut hangat oleh Pimpinan dan keluarga beserta dewan guru Pondok Pesantren Darul Amanah.

Kunjungan beliau di pondok pesantren darul amanah dalam acara Kuliah Umum menyampaikan berbagai macam pengetahuan tentang Islam kepada dewan guru dan santri.

Minggu, 17 Juli 2022, di Gedung Darussalam Pondok Pesantren Darul Amanah dilaksanakannya Al- Muhadhorot Al’Ammah (Kuliah Umum) bersama Syaikh Dr. Fadi Fuad Ulumuddin dari Global University Of Lebanon.

Diawali dengan lantunan sholawat oleh grub rebana Tajunnabi, tanda acara segera dimulai. dilanjutkan dengan pembacaan Kalam ilahi, serta menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia dan Lebanon.

Disambung dengan sambutan oleh Direktur TMI Muhammad Fatwa, M.Pd beliau mengucapkan selamat datang dan terima kasihnya kepada syaikh Dr. Fadi Fuad Alamuddin karena bersedia hadir di Pondok Pesantren Darul Amanah untuk berbagi ilmu kepada keluarga darul amanah.

Acara dilanjutkan dengan Kuliah Umum oleh syekh Fadi Fuad Ulumuddin, beliau menyampaikan banyak sekali materi kepada santri darul amanah.

Berikut Pointers singkat Kuliah Umum Syekh Fadi Fuad Alamuddin,

  1. Segala sesuatu harus dimulai dari niat.
  2. Bertaqwa kepada Allah SWT, taqwa merupakan cara kita menghadirkan ketaaatan terhadap Allah.
  3. Dimanapun berada, harus menghadirkan Allah SWT dalam kehidupan sehari-hari dalam perjalanan maupun tidak, pada siang dan malam hari, dalam keadaan sehat maupun sakit, dalam kaya maupun miskin, diwaktu kapanpun senantiasa bertaqwa, bagaimana kita seharusnya bertaqwa kepada Allah ? Dengan cara kita menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah SWT.
  4. Taqwa merupakan cara mendekatkan diri kepada Allah SWT, menjalankan perintah dan menjauhi larangannya. Dengan kata lain, bahwasanya kita harus belajar, mana perintah dan menjalankannya, dan mana larangan yang harus kita jauhi.
    Sesuai yg ada di Al-Quran.
  5. Pada saat dilahirkan oleh ibu, kita dalam keadaan tidak tau apa-apa (bodoh), maka belajarlah agar menjadi pandai untuk beriman kepada Allah SWT.
  6. Agama terbagi menjadi 4 yaitu Aqidah, Ibadah, Muamalah : sosial dan Akhlak : perilaku.
  7. Siapa saja yang belajar pada asas tauhid, dia akan selamat pada kekufuran nikmat Allah SWT. Wajib bagi yang sudah baligh untuk belajar asas pokok, bagaimana kita belajar dan menguasai, kita harus mengamalkan.
  8. Belajar ilmu agama ada 2 yaitu
    Fardu Ain : segala perintah Allah SWT yang semua harus menjalankan.
    Fardu Kifayah : segala ilmu perintah yang hanya bisa dikerjakan beberapa.
  9. Asas pokok dalam agama:
    a. Mengetahui wajib
    b. Mengetahui sunah
    Barang siapa yg tidak mengerti, maka tidak sholat ibadah, pekerjaan, segala hal yang menyangkut beribadah kepada Allah SWT.
  10. Kenapa menyembah berhala?
    Seperti mana diabadikan dalam Al-Qur’an mengatakan bahwasanya kita tidak menyembah kepada Allah melainkan sarana menyembah Allah SWT. Kepercayaan manakala menyembah berhala, bahwasanya dipercayai mereka dapat mendekatkan diri kepada Allah. Hakikatnya tidak pernah terjadi pada kenyataan. Mereka mengetahui kehadirat Allah, tapi tidak menyembah Allah. Ini bukan ketaqwaan kepada Allah, ini yg musyrik. Yang menyembah selain allah adalah musyrik, walaupun mengetahui kehadirat allah.
  11. Yahudi (israel) seperti orang kafir arab, mengetahui kehadirat Allah tapi menyembah selain Allah. Apa yang harus dilakukan? Yahudi dalam kitab suci mereka, penciptaan langit dan bumi selama 6 hari, seperti yg ada di Al-Quran. Pada hari ke 7, adalah hari sabtu, mereka mengira Allah itu capek, Allah pulang istirahat ke singgasana. Allah membalas sanggahan mereka bahwa penciptaan selama 6 hari, tidak pernah sekalipun merasa lelah. Dan Allah menerangkan, Allah tidak akan merasa lelah, karena rasa lelah hanya dimiliki makhluknya karena Allah tdk menyerupai siapapun. Mereka menyembah sesuatu yang bisa capek dan lelah, yang berpindah-pindah tempat, sesuatu hayalan mereka, ini tidak bisa disamakan Allah SWT.
  1. Allah tidak menyerupai siapapun, tidak bersekutu dengan siapapun, tidak bisa disamakan makhluknya. Apanya dalilnya?
    Diterangkan dalam ayat kursi, Laa ta’khudzuhuu sinatuw wa laa nauum. Yang berarti lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan juga tidak tidur. Naum/tidur adalah hilangnya rasa, hilangnya suara pembicaraan orang disekitarnya.Sina/ngantuk adalah memejamkan mata dan meletakkan kepalanya, tapi masih bisa mengetahui dan merasakan, bisa mendengar tapi tidak tau apa yg dibicarakan. Maknanya adalah Allah SWT mustahil terkena sifat-sifat seperti makhluk, perbuatan yang manusiawi, berpindah tempat, rasa lelah, istirahat terlentang, ngantuk maupun tidur, tidak menyerupai apapun dari ciptaannya, makhluknya, semua sifat makhluknya, dan pada kenyataannya orang yahudi, bahwa kuzair itu anak Allah, itu juga terjadi pada orang nasrani yang meyakini isa adalah anak Allah, dan Allah membantah secara langsung, “lam yalid walam yulad walam yakulahu kufuan ahad”.
  2. Artinya tidak beranak (bukan bapak dan bukan asal dari perkara lain), tidak diperanakan (bukan cabang dari yang lain), tidak ada sekutu, tidak menyerupai sesuatu dari ciptaannya. Allah tidak menyerupai dan diserupai siapapun dari segi apapun.
  1. Yang menyamakan Allah SWT maka tidak mengenal Allah, maka tidak sah ibadahnya. Imam ghozali : bahwa tidaklah suatu ibadah seseorang, kecuali telah mengenal tuhan yang disembah. Maka sholat, bacaan Al-Quran, ibadah lainnya tidak sah ketika tidak mengenal Allah.
  2. Pertama yang wajib bagi manusia adalah belajar mengenal Allah dan Rasulnya inilah orang yang disebut beriman dan berislam. Sebagaimana dalam zaman sekarang menyimpang dari ahlusunnah waljamaah, dan tidak mengambil keislaman, tidak mengikuti keyakinan orang islam justru mengambil keyakinan orang bani israel.
  3. Penyelewengan mereka yaitu Mendapati hadist nabi : Allah SWT itu turun ke dunia sepertiga malam akhir. Allah naik turun ke dunia. Sepertiga malam akhir tiap daerah berbeda. Yang turun adalah malaikat atas perintah allah.
  4. Bumi itu besar, bumi ibarat cincin, langit ibarat hamparan padang pasir. Masih ada langit diatasnya. Perumpaannya sama setiap langit. Arsy adalah ciptaan Allah yang paling besar. Langit dunia kecil sekali dibanding Arsy.
  5. Manusia berubah dari waktu ke waktu, dari kecil menjadi besar. Sedangkan Allah tidak. Perubahan mustahil terjadi kepada Allah SWT.

acara ditutup dengan pemberian kenang-kenangan oleh pimpinan Pondok Pesantren Darul Amanah kepada syekh Fadi Fuad Alamuddin.

Selain kuliah umum, beliau akan memberikan materi daurah kepada guru dan santri selama tiga hari dimulai dari hari ahad sampai hari selasa mendatang.

www.darulamanah.com