Kajian Kitab Ushfuriyah (Hadits 5) : “Kisah Manusia dan Batu” – Ustadz Makinun Amin, S.Pd

Kajian Kitab Ushfuriyah (Hadits 5) : “Kisah Manusia dan Batu” – Ustadz Makinun Amin, S.Pd

عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ الْغِفَارِيِّ رَضْيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ يَا رَسُوْلَ اللهِ عَلِّمْنِي عَمَلاً يُقَرِّبُنِيْ إِلَى الْجَنَّةِ وَيُبَاعِدُنِيْ مِنَ النَّارِ ، قَالَ إِذَا عَمِلْتَ سَيِّئَةً فَأَتْبِعْهَا حَسَنَةً . قَالَ قُلْتُ أَمِنَ الْحَسَنَاتِ قَوْلُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ ؟ قَالَ نَعَمْ هِيَ أَحْسَنُ الْحَسَنَاتِ .

          “Dari Abu Dzar Al Ghifari radliyallahu ‘anhu ia berkata; Wahai Rasulallah! Ajarilah aku suatu ‘amal yang dapat mendekatkanku ke surga dan menjauhkanku dari neraka. Beliau bersabda; “Apabila engkau melakukan kejelekan maka ikutilah dengan melakukan kebaikan”. Dia berkata; Apakah mengucapkan ‘Laa Ilaaha Illallah’ termasuk sebagian dari kebaikan? Beliau menjawab; “Ya, bahkan itu adalah sebaik-baiknyakebaikan”.

Atas dasar hadits ini ada sebuah hikayat tentang seorang laki-laki yang sedang wukuf di ‘Arafah dan tangannya memegang tujuh buah batu. Lantas laki-laki itu berkata; “Wahai batu! Bersaksilah untukku dihadapan Tuhan kami bahwasanya aku bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Alllah.” Kemudian dia tertidur.

Di dalam tidurnya dia melihat seolah-olah hari kiamat benar-benar terjadi dan dia benar-benar di hisab dan di putuskan untuk masuk neraka, maka malaikat lantas membawanya ke pintu neraka. Sesampainya di pintu neraka tiba-tiba salah satu batu dari batu-batu itu menjatuhkan diri di depan pintu neraka, lalu malaikat ‘Adzab bersatu untuk mengangkat batu tersebut namun mereka tidak mampu.

Kemudian dia di bawa ke pintu yang lain, ternyata disana ada batu lain dari salah satu tujuh batu tersebut dan malaikat tidak mampu untuk mengangkat batu itu. Lalu dia di bawa ke pintu yang lain hingga pintu yang ke tujuh. Namun di depan tiap-tiap pintu juga terdapat batu dari batu-batu tersebut.

Akhirnya dia di bawa ke bawah ‘Arsy, lantas malaikat berkata; “Wahai Tuhan kami! Engkau Maha Mengetahui tentang urusan hamba-Mu, sesungguhnya kami tidak menemukan jalan untuknya ke neraka.” Tuhan Tabaraka wa Ta’ala berfirman; “Wahai hamba-Ku! Engkau telah meminta kesaksian pada tujuh batu dan batu-batu itu tidak menyia-nyiakan hakmu, maka bagaimana mungkin Aku menyia-nyiakan hakmu sedangkan Aku Maha Menyaksikan atas kesaksianmu.”  Allah Ta’ala melanjutkan firma-Nya; “Masukkan dia ke surga!.” Ketika hampir sampai, tiba-tiba seluruh pintu surga di tutup, lantas datanglah si batu dan bersaksi atas nama laki-laki tersebut “Syahadatu an laa ilaaha illallaah” (kesaksian bahwa tidak ada Tuhan selain Allah), lalu seluruh pintu surga di buka dan masuklah laki-laki tadi.

Hadits ini sebenarnya hampir mirip dengan hadits sebelumnya yang mengisahkan tentang ahli maksiat yang mendapat rahmat. Dimana dia bermaksiat di siang hari, namun bertaubat di malam hari nya. Itinya adalah, setiap kita melakukan kesalahan atau perbuatan yang buruk, ikutilah perbuatan tersebut dengan perbuatan baik seperti halnya dzikir Laa Ilaaha Illallah. Dengan demikian Insya Allah ampunan Tuhan diberikan kepada kita.

Contoh kongkrit yang lain adalah jika kita baru saja melakukan maksiat, maka sebaiknya kita melakukan kebajikan.