ARTIKEL
Wakili Kabupaten Kendal, Pondok Pesantren Darul Amanah Hadiri Undangan Setwapres RI
JAKARTA – Pondok Pesantren Darul Amanah Ngadiwarno Sukorejo Kendal yang diwakili Hasan, S.Pd perwakilan Amal Usaha Roti Amanah Bakery & Cake menghadiri Focus Group Discussion (FGD) dengan tema Pengembangan Ekonomi Pesantren Menuju Kemandirian, di Auditorium Sekretariat Wakil Presiden, Jalan Kebon Sirih Nomor 14, Jakarta, Selasa (16/05/2023).
Pondok Pesantren Darul Amanah salah satu pesantren yang diundang oleh setwapres dikarenakan amal usaha roti yang geluti pesantren merupakan produk unggulan yang sudah bersertifikasi halal dan ijin dinas kesehatan serta tentunya sudah menghasilkan produk ekonomi mandiri pesantren.
Rati Amanah Bakery & Cake juga selalu mendapat juara 1 tingkat Kabupaten Kendal, menunjukan bahwa produk pesantren bersaing ditingkat daerah.
Dalam Acara FGD dalam sambutan kuncinya, Staf Khusus Wakil Presiden Bidang Ekonomi dan Keuangan Lukmanul Hakim, menyampaikan bahwa pesantren memiliki posisi kuat sebagai pilar dalam mendorong kemandirian masyarakat, khususnya melalui pengembangan ekonomi. Sebab, pesantren memiliki keunggulan-keunggulan tersendiri yang tidak dimiliki oleh lembaga atau institusi lain dalam kedekatannya dengan masyarakat.
“Pesantren sudah melembaga dan kemudian sudah menjadi panutan karena di Indonesia itu kita melihat bahwa ketokohan atau ikon dalam satu pergerakkan menjadi syarat mutlak,” tutur Lukman.
Lebih lanjut Lukman menyampaikan, dari sisi kelembagaan, pesantren telah ada sejak sebelum kemerdekaan Indonesia. Dengan demikian, secara kelembagaan, pesantren sudah memiliki dasar hukum maupun sosial yang kuat dan sudah menjalankan perannya dalam mendidik juga memberdayakan masyarakat sejak lama.
“Salah satu keunggulan pesantren, kenapa kita harus menggerakkan pesantren, bahwa pesantren kelembagaannnya sudah terbentuk sebelum Indonesia merdeka, jadi tidak dari nol. Semua sudah ada di pesantren, kelembagaannya, regulasi, ketokohannya” papar Lukman.
Sementara dari sisi ketokohan, pimpinan pesantren biasanya merupakan local leader (pemimpin wilayah) dimana pesantren itu berada. Ketokohan ini memiliki peran strategis sebagai penyemangat masyarakat untuk menjalankan program yang dicanangkan.“Tokoh pesantren di wilayah menjadi panutan. Kalau itu [program] dipraktikkan kiai, otomatis masyarakat sekitar juga akan bergerak,” imbuh Lukman.
“Jadi tokoh di tempat masing-masing bergerak secara ekonomi, harapannya masyarakat juga bergerak. Jadi dakwahnya adalah bagaimana selain kita men-santrikan santri, tapi juga men-santrikan yang belum santri dalam konteks ekonomi,” tambahnya.
Lukman pun menilai, bahwa semangat yang diusung dalam tema FGD hari ini sejalan dengan semangat yang dibawa oleh Wapres K.H. Ma’ruf Amin dalam arus baru ekonomi Indonesia melalui ekonomi syariah, yang salah satunya dapat dilakukan melalui pesantren. Oleh karena itu, pada forum hari ini, dibahas dengan rinci tentang bagaimana mengakselerasi peran pesantren dalam pengembangan ekonomi menuju kemandirian masyarakat, melalui teori-teori maupun praktik baik yang telah dilakukan sebelumnya.
“Arahan Bapak Wapres adalah bagaimana kita melakukan percepatan atau akselerasi langkah-langkah menuju terwujudnya konsep pesantren pada hal yang lebih moderat lagi, jadi di luar daripada fungsi yang sudah dijalani oleh pesantren sebagai majelis ilmu yang mencetak para alim ulama. Tempat bagaimana kita menyebarkan ajaran-ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin, tetapi juga bagaimana menjadikan pesantren ini juga sebagai perubahan dalam konteks kesejahteraan umat,” pungkas Lukman.
Sebelumnya, Asisten Deputi Industri, Perdagangan, dan Ekonomi Kreatif M. Zulkarnain, menyampaikan harapannya agar FGD pada hari ini tidak hanya sebagai forum diskusi seremonial semata, namun dapat menjadi bekal bagi seluruh praktisi pesantren yang dapat diimplementasikan dalam rencana kegiatannya ke depan.“Pertemuan kali ini bertujuan untuk lebih menggali kembali, mengangkat kembali, dan memberikan semangat bahwa pengembangan ekonomi pesantren harus lebih kita dorong, kita dukung,” ungkap Zulkarnain.
“Setelah kita mengetahui best practices (praktik baik) yang dilakukan teman-teman pondok pesantren yang sukses, akan ada beberapa pemetaan masalah dari masing-masing pesantren dengan karakteristik berbeda. Oleh karena itu, kita perlu untuk selalu bertemu, berdiskusi, dan saling belajar,” tutupnya.
FGD dengan tema Pengembangan Ekonomi Pesantren Menuju Kemandirian ini diselenggarakan secara hybrid, dan dihadiri oleh para praktisi di bidang ekonomi pesantren dan para pejabat/pegawai baik di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden, Kementerian Sekretariat Negara, maupun perwakilan Kementerian/Lembaga di daerah yang hadir secara luring dan daring.
Adapun narasumber yang hadir adalah, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama Waryono Abdul Ghofur, Direktur Eksekutif Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia Arief Hartawan, Ketua Koperasi Pondok Pesantren Al-Ittifaq Bandung Agus Setia Irawan, Pimpinan Pondok Pesantren Trubus Iman Paser Kalimantan Timur Daniar, dan Ketua BMT-UGT Nusantara Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan Jawa Timur Abdul Majid.