ARTIKEL
Ulama Internasional Kembali Kunjungi Pondok Pesantren Darul Amanah
KENDAL – Habib Zaid bin Abdurohman bin Yahya merupakan Ulama Internasional Asal Negeri Para Waliyullah, Yaman kembali mengunjungi Pondok Pesantren Darul Amanah Ngadiwarno Sukorejo Kendal. Senin, 05/12/2022.
Habib Zaid bin Abdurrahman bin Yahya adalah Ulama kelahiran Aden tahun 1971, beliau menimba ilmu dari para ulama sepuh Hadhramaut, di antaranya, Habib Salim Asy-Syathiri, Habib Abdullah Bin Syihab, Habib Abubakar Al-‘Adni Al-Masyhur, Habib Umar Bin Hafidz.
Selain menjalani pendidikan salaf, beliau juga menempuh pendidikan akademis di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, dalam bidang ilmu Fiqh.
Aktifitas keilmuan beliau kini disalurkan dalam mengelola markaz An-Nur, sebuah institusi yang secara khusus memelihara kitab-kitab karya Salaf Hadhramiyyin
Kedatangan beliau di Pondok Pesantren Darul Amanah disambut hangat oleh Pimpinan Pesantren KH. Mas’ud Abdul Qodir, Wakil Pimpinan H. Muhammad Adib, Lc, M.A, Direktur TMI, H. Muhammad Fatwa. M.Pd di Ruang Pimpinan.
Dalam kesempatan ini Habib Zaid bin Abdurrahman bin Yahya juga memberikan kuliah umum dihadapan ribuan santri Pondok Pesantren Darul Amanah di Gedung Olahraga.
Dalam ceramahnya beliau menyampaikan, Pertama beliau merasa terhormat bisa duduk dihadapan keluarga besar Pondok Pesantren Darul Amanah.
“Alhamdulillah kita bisa berkumpul bersama santriwan dan santriwati para pencari ilmu ilmu agama yang luar biasa. Kehadiran saya kali ini untuk yang ketiga kalinya dan melihat perkembangan pondok ini semakin maju serta semakin bagus akhlak santrinya”, ungkap Habib Zaid.
“Bahwasannya kita ini sudah diberi nikmat yang sangat besar yaitu nikmat iman dan ihsan yaitu nikmat yang sudah sangat luar biasa. Allah SWT telah memberikan nikmat yang tidak kalah agung yaitu dimana umur kalian yang sangat muda ini bisa belajar ilmu syariah dan bisa belajar ilmu hadis bahkan ilmu akhlak Nabi Muhammad SAW”, Lanjutnya.
Ustadz Muhammad Fatwa beliau berbincang dengan saya, beliau bilang salah satunya membahas hadits tentang orang agar hatinya dimanapun berada dalam keadaan apapun selalu terikat dengan Allah dan selalu merasa diawasi oleh Allah. Bahwasannya kedudukan almuroqobah itu artinya kita selalu dekat dengan Allah atau kita selalu diawasi oleh Allah.
Dalam hadits diriwayatkan :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَارِزًا يَوْمًا لِلنَّاسِ فَأَتَاهُ جِبْرِيلُ فَقَالَ: مَا الْإِيمَانُ؟ قَالَ: الْإِيمَانُ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَبِلِقَائِهِ وَرُسُلِهِ وَتُؤْمِنَ بِالْبَعْثِ. قَالَ: مَا الْإِسْلَامُ؟ قَالَ: الْإِسْلَامُ أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ وَلَا تُشْرِكَ بِهِ وَتُقِيمَ الصَّلَاةَ وَتُؤَدِّيَ الزَّكَاةَ الْمَفْرُوضَةَ وَتَصُومَ رَمَضَانَ. قَالَ: مَا الْإِحْسَانُ؟ قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ. رواه البخاري
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam suatu hari keluar menuju khalayak, lalu datanglah Jibril dan ia berkata, ”Apakah iman itu?” Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, ”Iman adalah, Engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, pertemuan dengan-Nya, para rasul-Nya, dan engkau beriman dengan hari kebangkitan.” Jibril pun berkata, ”Apakah Islam?” Rasulullah Shalallalahu Alaihi Wasallam bersabda, ”Islam adalah, Engkau menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat yang diwajibkan dan melaksanakan puasa Ramadhan. ” Jibril pun berkata, ”Apakah ihsan?” Rasulullah Shallallahu Alalihi Wasallam bersabda, ”Engkau beribadah kepada Allah seakan-akan Engkau melihat-Nya, dan jika engkau tidak melihat-Nya, sesungguhnya Ia melihatmu,” (Riwayat Al Bukhari).
“Ini adalah ilmu tasawuf, kalau ada sebagian tidak mau tasawuf berarti orang tersebut telah merobohkan islam, karena tasawuf itu artinya salah satu tingginya derajat seorang muslim”, Tambah Habib Zaid.
Lebih lanjut beliau menjelaskan, “Kalau kita melihat ulama kita ahlusunnah wal jamaah semuanya merupakan ulama ahli tasawuf. Bahkan pegangan banyak ulama sekarang pegangannya merujuknya menuju ke syaikh Ibn Taimiyah ternyata syaikh Ibn Taimiyah merupakan ahli tasawuf bahkan berbaiat ke thoriqoh Al-qodiriyah, yang mana thoriqoh ini penggagasnya adalah Syekh Abdul Qodir Jaelani.
“Yang terakhir ini buat pegangan kita semua. Jadikanlah diri kita selalu bersama Allah, jika kita belum bisa selalu bersama Allah, maka dekatlah dengan orang orang yang sudah dekat dengan Allah. Maka kalian akan dijadikan oleh Allah bersama orang yang dekat dengan Allah”, Tutupnya.