Sepak bola telah lama menjadi olahraga yang digemari di seluruh dunia, dan Indonesia tidak terkecuali. Di negara ini, sepak bola adalah olahraga yang memiliki daya tarik besar bagi berbagai kalangan masyarakat, dari anak-anak hingga orang dewasa, dari desa hingga kota besar bahkan di kalangan pendidikan atau pesantren.
Dalam pesantren ini, Darul Amanah Football Academy (DAFA) mewujudkan keseimbangan yang baik antara pendidikan dan olahraga. Santri dapat mengejar minat mereka dalam sepak bola sambil tetap menjalani kehidupan agama yang kaya.
Bagi mereka yang berbakat, Program ini akan membuka peluang bagi mereka untuk mengejar karier dalam sepak bola. Darul Amanah merupakan salah satu pondok pesantren yang memiliki hubungan dengan sepak bola lokal atau nasional yang nantinya bisa menjadi pintu masuk bagi para santri yang bercita-cita menjadi pemain sepak bola profesional.
Manager DAFA Darul Amananh Ustadz Mi’roj Al Arsy. S.Pd Menyampaikan, DAFA Darul Amanah merupakan satu lembaga pendidikan sepak bola yang berbasis pesantren, sehingga para santri tidak hanya mendapatkan pelatihan dan berlatih sepak bola, tetapi juga ditanamkan ilmu agama.
Selain itu, DAFA Darul Amanah memiliki fasilitas yang memadai dan waktu yang cukup untuk melatih para santri. Juga menekankan pada pendekatan yang holistik, memperhatikan perkembangan emosional dan spiritual mereka. Hal ini akan membantu mereka menjadi pemain sepak bola yang lebih baik dan pribadi yang lebih baik pula.
Kini dalam pelatihannya, DAFA Darul Amanah memiliki kurikulum sepak bola yang terukur dan sistemik, sehingga pembinaan sepak bola DAFA Darul Amanah juga terafiliasi dengan organisasi olahraga resmi di negeri ini, yaitu PSSI.
Dari sejak awal berdiri sampai sekarang sudah banyak event sepak bola bergengsi yang pernah diikuti tim DAFA Darul Amanah ini. mulai dari Juara 1 Liga santri Tingkat Kodim 0715 Kabupaten Kendal, Juara 1 Tingkat Korem Makutarama di Salatiga, juara 3 Tingkat Provinsi Jawa Tengah, dan mewakili Jateng sebagai peserta piala Kasad Liga santri Nasional, serta masih banyak event lainnya yang pernah diikuti DAFA Darul Amanah ini.
Ulama Internasional Kembali Kunjungi Pondok Pesantren Darul Amanah
KENDAL – Habib Zaid bin Abdurohman bin Yahya merupakan Ulama Internasional Asal Negeri Para Waliyullah, Yaman kembali mengunjungi Pondok Pesantren Darul Amanah Ngadiwarno Sukorejo Kendal. Senin, 05/12/2022.
Habib Zaid bin Abdurrahman bin Yahya adalah Ulama kelahiran Aden tahun 1971, beliau menimba ilmu dari para ulama sepuh Hadhramaut, di antaranya, Habib Salim Asy-Syathiri, Habib Abdullah Bin Syihab, Habib Abubakar Al-‘Adni Al-Masyhur, Habib Umar Bin Hafidz.
Selain menjalani pendidikan salaf, beliau juga menempuh pendidikan akademis di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, dalam bidang ilmu Fiqh.
Aktifitas keilmuan beliau kini disalurkan dalam mengelola markaz An-Nur, sebuah institusi yang secara khusus memelihara kitab-kitab karya Salaf Hadhramiyyin
Kedatangan beliau di Pondok Pesantren Darul Amanah disambut hangat oleh Pimpinan Pesantren KH. Mas’ud Abdul Qodir, Wakil Pimpinan H. Muhammad Adib, Lc, M.A, Direktur TMI, H. Muhammad Fatwa. M.Pd di Ruang Pimpinan.
Dalam kesempatan ini Habib Zaid bin Abdurrahman bin Yahya juga memberikan kuliah umum dihadapan ribuan santri Pondok Pesantren Darul Amanah di Gedung Olahraga.
Dalam ceramahnya beliau menyampaikan, Pertama beliau merasa terhormat bisa duduk dihadapan keluarga besar Pondok Pesantren Darul Amanah.
“Alhamdulillah kita bisa berkumpul bersama santriwan dan santriwati para pencari ilmu ilmu agama yang luar biasa. Kehadiran saya kali ini untuk yang ketiga kalinya dan melihat perkembangan pondok ini semakin maju serta semakin bagus akhlak santrinya”, ungkap Habib Zaid.
“Bahwasannya kita ini sudah diberi nikmat yang sangat besar yaitu nikmat iman dan ihsan yaitu nikmat yang sudah sangat luar biasa. Allah SWT telah memberikan nikmat yang tidak kalah agung yaitu dimana umur kalian yang sangat muda ini bisa belajar ilmu syariah dan bisa belajar ilmu hadis bahkan ilmu akhlak Nabi Muhammad SAW”, Lanjutnya.
Ustadz Muhammad Fatwa beliau berbincang dengan saya, beliau bilang salah satunya membahas hadits tentang orang agar hatinya dimanapun berada dalam keadaan apapun selalu terikat dengan Allah dan selalu merasa diawasi oleh Allah. Bahwasannya kedudukan almuroqobah itu artinya kita selalu dekat dengan Allah atau kita selalu diawasi oleh Allah.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam suatu hari keluar menuju khalayak, lalu datanglah Jibril dan ia berkata, ”Apakah iman itu?” Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, ”Iman adalah, Engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, pertemuan dengan-Nya, para rasul-Nya, dan engkau beriman dengan hari kebangkitan.” Jibril pun berkata, ”Apakah Islam?” Rasulullah Shalallalahu Alaihi Wasallam bersabda, ”Islam adalah, Engkau menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat yang diwajibkan dan melaksanakan puasa Ramadhan. ” Jibril pun berkata, ”Apakah ihsan?” Rasulullah Shallallahu Alalihi Wasallam bersabda, ”Engkau beribadah kepada Allah seakan-akan Engkau melihat-Nya, dan jika engkau tidak melihat-Nya, sesungguhnya Ia melihatmu,” (Riwayat Al Bukhari).
“Ini adalah ilmu tasawuf, kalau ada sebagian tidak mau tasawuf berarti orang tersebut telah merobohkan islam, karena tasawuf itu artinya salah satu tingginya derajat seorang muslim”, Tambah Habib Zaid.
Lebih lanjut beliau menjelaskan, “Kalau kita melihat ulama kita ahlusunnah wal jamaah semuanya merupakan ulama ahli tasawuf. Bahkan pegangan banyak ulama sekarang pegangannya merujuknya menuju ke syaikh Ibn Taimiyah ternyata syaikh Ibn Taimiyah merupakan ahli tasawuf bahkan berbaiat ke thoriqoh Al-qodiriyah, yang mana thoriqoh ini penggagasnya adalah Syekh Abdul Qodir Jaelani.
“Yang terakhir ini buat pegangan kita semua. Jadikanlah diri kita selalu bersama Allah, jika kita belum bisa selalu bersama Allah, maka dekatlah dengan orang orang yang sudah dekat dengan Allah. Maka kalian akan dijadikan oleh Allah bersama orang yang dekat dengan Allah”, Tutupnya.
BANGKA BELITUNG – Wakil Pimpinan Pondok Pesantren Darul Amanah H. Muhammad Fatwa, M.Pd dan rombongan melakukan kunjungan ke salah satu Pondok Pesantren Alumni Gontor di daerah Bangka Belitung disela – sela acara Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) ke VII di Pulau Bangka Belitung. Sabtu, (29/02/2020).
Pondok Pesantren yang dikunjungi yaitu Pesantren Daarul Arofah. Pesantren ini merupakan Pesantren Alumni Gontor yang terletak Jalan Tanjung Tinggi, Sijuk, Belitung dibawah asuhan KH. Muhammad Ali Haris.
Tingkatan Program Pendidikan di Pondok Pesantren Daarul Arofah yaitu tingkatan Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA), dan Madrasah Diniyyah (Madin) dengan memadukan sistem Pondok Modern Gontor dan Salafiyah.
Dalam kunjungan H. Muhammad Fatwa, M.Pd disambut langsung Oleh KH. Heikal Fackar, Lc., selaku Putra KH. Muhammad Ali Haris di rumah pimpinan. Setelah ramah tamah, Wakil Pimpinan Pondok Pesantren Darul Amanah melaksanakan sholat berjamah di Masjid dan dilanjutkan memberi motivasi belajar dihadapan santri Pondok Pesantren Daarul Arofah.
KH. Heikal Fackar, Lc. Selaku Wakil Pimpinan Pondok Pesantren Daarul Arofah mengatakan , Selamat Datang Wakil Pimpinan Pesantren Darul Amanah dan rombongan di Bumi Laskar Pelangi. kami ucapkan terima kasih atas waktunya berkenan mampir dipondok pesantren Daarul Arofah.
Dalam ceramahnya H. Muhammad Fatwa, M.Pd atau biasa dipanggil Gus Fatwa dihadapan santri menyampaikan, Ada 3 cara santri dalam menggapai kebahagiaan, Pertama berbakti kepada orang tua. jalan yang haq dalam menggapai ridha Allah ‘Azza wa Jalla melalui orang tua adalah birrul walidain. Allah menyandingkan perintah untuk beribadah kepadaNya dengan keharusan berbakti kepada mereka berdua. Allah berfirman:
وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُوا إِلآ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
Artinya : “Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu”. (Q.S : Al Isra 23).
Gus Fatwa menambahkan, kunci kedua adalah hormatilah Guru kalian. Bagi para penuntut ilmu, ada satu hal yang harus menjadi perhatian dan jangan sampai dilalaikan, yaitu mencari keberkahan ilmu. Guru merupakan orang yang sangat mulia dan memuliakan guru adalah salah satu perintah agama. Rasulullah Saw bersabda yang artinya “Muliakanlah orang yang kamu belajar darinya” (HR. Abul Hasan Al-Mawardi).
Kunci ketiga adalah Dzikir, Dzikir merupakan amalan yang agung dan bermanfaat untuk mendekatkan diri kepada Allah ta’ala. Allah telah memerintahkan kita untuk senantiasa banyak berdzikir kepada-Nya, Allah Berfirman dalam Surat Al Ahzab Ayat 41 : “Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah dengan menyebut nama Allah dengan dzikir yang sebanyak-banyaknya.”. Pungkas Gus Fatwa.