ARTIKEL
Santri Akhir Kelas 6 TMI Pondok Pesantren Darul Amanah Ikuti Pelatihan Pendidikan Guru Taman Pendidikan Al-Qur’an (PGTPQ)
Sebanyak 241 Santri Akhir TMI Pondok Pesantren Darul Amanah Sukorejo Kendal mengikuti Pelatihan Pendidikan Guru Taman Pendidikan Al-Qur’an (PGTPQ) Ke-18 di Masjid Putri, Sabtu-Senin, 07-09/11/2020.
Acara ini merupakan kegiatan rutin setiap tahun yang diadakan oleh Pondok Pesantren Darul Amanah sebagai sarana melatih mendidik calon guru TPQ yang baik.
Nantinya selain Pelatihan PGTPQ, Santri Akhir Kelas 6 TMI juga akan mengikuti materi tambahan yaitu pelatihan pemulasaran jenazah dan pelatihan manasik haji diakhir pelatihan.
Materi pelatihan PGTPQ ke-18 meliputi mempelajari Makhorijul Huruf, Tajwid yang disampaikan oleh Ustad Zaenal Abidin, S.Pd.I, Materi Ghorib oleh Ustadz Saib, S.Pd, Materi Administrasi TPQ oleh Ustadz Mansyur, S.Pd, Materi MMQ oleh Ustadz H. Nasirudin, S.Pd.I dan Materi Tambahan Pemulasaran Jenazah oleh Ustadz Fahri serta Materi Manasik Haji Oleh Ustadz Tahsya Ainul Haq, MA.
Ustadz Saib, S.Pd, Ketua Panitia Pelaksana mengatakan, pelatihan ini bertujuan meningkatkan kemampuan Santri Darul Amanah dalam mendidik anak-anak dalam pembelajaran al-qur’an.
Dia menjelaskan poin utama pada pelatihan kali ini adalah mengasah kemampuan santri dalam menerapkan metode Qiro’ati dalam pembelajaran al-qur’an di masyarakat kelak.
Tujuan khusus Pelatihan PGTPQ dengan metode Qiro’ati adalah Menjaga dan memelihara kehormatan, kesucian, dan kemurnian al-qur’an dari cara membaca yang benar, sesuai dengan kaidah tajwidnya, Imbuhnya.
KH. Mas’ud Abdul Qodir, Pimpinan Pondok Pesantren Darul Amanah dalam sambutanya menyampaikan, bahwa sebaik-baik kalian adalah orang yang mau mempelajari al-qur’an dan mengamalkannya.
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ اْلقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
Artinya: Sebaik-baik orang di antara kamu adalah orang yang belajar Al- Qur’an dan mengajarkannya. (HR. Bukhari)
Dahulu masyarakat banyak yang menggunakan Metode Al-baghdadiyah yang mana metode pembelajaran al-qur‟an dengan cara di eja per hurufnya. Kaedah ini juga dikenal dengan kaedah sebutan “eja”, Tambah Pimpinan Pesantren.
Tetapi sekarang masyarakat banyak yang memakai metode qiroati karena dibaca secara langsung tanpa di eja. Dua duanya metodenya bagus karena sama-sama mempelajari al-qur’an, Lanjutnya
Harapan kami, setelah lulus kalian bisa mengamalkan ilmu apa yang sudah di dapat di pesantren dipraktekan dimasyarakat, Tutupnya.