ARTIKEL

Peringati HUT RI Ke-76 : Santri Pondok Pesantren Darul Amanah Mengenakan Baju Adat Nusantara

Posted by admin
17/08/2021 | 03:37 WIB

Peringati HUT RI Ke-76 : Santri Pondok Pesantren Darul Amanah Mengenakan Baju Adat Nusantara

KENDAL- Dalam rangka memperingati hari yang bersejarah bangsa indonesia yaitu hari kemerdekaan RI ke-76 pada hari selasa tanggal 17 Agustus 2021 pukul 07.00 WIB, diadakan upacara bendera dengan protokol kesehatan di Lapangan Darunnajah Pondok Pesantren Darul Amanah Ngadiwarno Sukorejo Kendal.

Upacara HUT RI Ke-76 kali ini diikuti seluruh santri dan guru Pondok Pesantren Darul Amanah dengan memakai baju adat dari berbagai nusantara, nampak dalam upacara ada yang memakai baju adat jawa, baju adat minang, baju adat kalimantan, dan baju adat dari berbagai nusantara lainya.

Prosesi upacara diawali dengan penghormatan umum kepada pembina upacara dilanjutkan laporan komandan upacara kepada pembina upacara kemudian dengan pengibaran bendera merah putih oleh pasukan pengibar bendera. Mengheningkan cipta dipimpin oleh pembina upacara, dilanjutkan dengan pembacaan pancasila dan pembukaan undang-undang dasar 1945 oleh petugas upacara.

Pembina upacara yaitu Ustadz Muhammad Yazid Mubarok, S.Pd yang menyampaikan dalam pidatonya tentang Makna Kemerdekaan.

“Hari ini, 17 Agustus 2021, kita berkumpul di tempat ini, melaksanakan upacara dengan khidmat, berdiri tegap dan duduk bersahaja bukan hanya sekedar formalitas, bukan sekedar rutinitas tahunan tanpa makna, melainkan kita memperingati dan mengenang jasa para pahlawan yang telah mengorbankan harta, tenaga bahkan nyawanya demi berkibarnya sang saka merah putih, sehingga puncaknya pada tanggal 17 agustus 1945 Ir. Soekarno dengan gagap gempita membacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia”, Ucap Ustadz Yazid.

Ustadz Yazid Mubarok, S.Pd menambahkan, Perjuangan yang tak sebentar, 350 tahun melawan Belanda, 3,5 tahun dibawah kungkungan tentara Jepang, bermodalkan senjata yang sederhana, hanya bambu-bambu runcing yang diberi doa menghadapi senapan-senapan yang menembus dada, namun semangat juangnya selalu tinggi, tak kenal kata lelah, tak pernah menyerah, karena yang mereka cari hanya satu:

عش كريما أو مت شهيدا

Hidup mulia atau mati syahid, kalau menang bangsa menjadi mulia, kalaupun gugur surga sudah menanti mereka.

“Tidak terasa, sudah 76 tahun kita merdeka dari penjajahan, tidak terasa juga negara kita mengalami banyak sekali perkembangan. Namun, masih ada pertanyaan yang mengganjal dalam benak kita, ketika merenungkan kondisi negara kita saat ini, apakah tanah air kita masih merdeka sepenuhnya? Ataukah penjajahan masih terus ada namun telah berklamufase dalam bentuk yang lainnya, bukan secara fisik, namun penjajahan pikiran, ekonomi, maupun politik”, Lanjutnya.

“Kita melihat bagaimana di negri yang katanya tanah surga, gemah ripah loh jinawi, tongkat kayu dan batu jadi tanaman, masalah kebodohan masih belum teratasi, tingkat literasi yang masih rendah, belum lagi fenomena kemiskinan yang menunjukkan kesenjangan tinggi antara si kaya dan si miskin, ditambah lagi masalah politik, baik dalam dan luar negri yang masih belum menggembirakan. Tentu ini menjadi pr besar, maka, sejatinya kita tetap dan harus selalu memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan yang dibeli mahal dengan keringat dan tetes darah”, Imbuhnya.

Lebih lanjut Ustadz Yazid berkata, “Sebagai santri, mari kita warisi jiwa para pejuang yang telah gugur dengan menjadikan pena laksana bambu runcing para pejuang, menjadi senjata dalam berjihad mencari ilmu, mengikat ilmu-ilmu yang disampaikan para guru, menulis kalam ilahi dan sang nabi demi meninggikan kalimat rabbi”.

Sebagai penutup, Mari, hidupkan api perjuangan dalam dirimu yang telah lama mati, bangunkan semangat dalam dada yang selama ini tidur, bergeraklah dalam segala aktivitas yang bermanfaat, karena dalam setiap pergerakan ada keberkahan.

تحرك فإن في الحركة بركة

Dihadapan kalian sudah ada drama arena yang insya allah fantastis, ada pangggung gembira yang insya allah impresif dan mengesankan seperti namanya Impressius Generation. Kesemuanya itu, mengandung nilai perjuangan dan pendidikan.

“Akhirnya mari kita berdoa, semoga kemerdekaan ini senantiasa menyelimuti bangsa Indonesia. Serta, tak lupa kita berdoa untuk kemerdekaan kita yang sejati, kemerdekaan dari kemusyrikan juga kemerdekaan dari suul khatimah”, Tutupnya.

Upacara HUT RI Ke-76 di Pondok Pesantren Darul Amanah diakhiri dengan penyerahan nasi tumpeng kepada Pimpinan Pondok Pesantren Darul Amanah yang diwakili Direktur TMI H. Muhammad Fatwa, M.Pd sebagai wujud rasa syukur atas perjuangan para pahlawan melawan penjajah dan dilanjutkan penampilan-penampilan tari nusantara oleh santri Pondok Pesantren Darul Amanah.

ARTIKEL TERKAIT