Jun 082020
 

Usth. Evi Zulianah dan Usth. Ana Riska Amalia, S.Pd, saat menyampaikan kajian kitab Safinah

Najis adalah suatu kotoran yang menjadikan badan atau apapun yang terkenainnya tidak suci. Sehingga menjadi penghalang bagi kita untuk beribadah kepada Allah SWT. Sebab pada beberapa ibadah yang wajib khususnya, suci dari najis menjadi salah satu syarat sahnya ibadah tersebut. Seperti halnya shalat.

Najis ini terbagi menjadi tiga macam, sesuai dengan yang dijelaskan dalam kitab safinatunnajah karya Syeikh Fadhil Salim bin Samir Al Hudhri, yang kemudian di syarahkan oleh Syeikh Abi ‘Abdil Mu’thi Muhammad Nawawi atau yang lebih kita kenal dengan Syeikh Nawawi al-Bantani dalam Kasyifatussaja.

 

فصل) النجاسة ثلاث مغلظة ومخففة ومتوسطة المغلظ نجاسة الكلب و الخنزير وفرع احدهما و المخففة بول الصبي الذي لم يطعم غير اللبن ولم يبلغ الحولين و المتوسطة سائر النجاسة

           Sesuai dengan apa yang dijelaskan di atas, Najis dibagi menjad tiga golongan, yaitu ; Mughalladzah (Najis yang paling berat), Mukhaffafah (Najis yang paling ringan), dan Mutawassithah (Najis golongan pertengahan).

Sedang dalam pembagiannya, Najis Mughalladzah adalah najisnya anjing dan babi dan semua yang keluar dari keduanya. Termasuk kedalam najis ini adalah anak salah satu dari keduanya (anjing dan babi). Jadi misalkan terjadi perkawinan antara anjing dengan hewan lainnya, dan mengeluarkan anak, maka anak hewan tersebut juga termasuk kedalam golongan najis mughalladzah.

Yang kedua, Najis Mukhaffafah, yaitu najisnya kencing anak laki-laki yang belum berusia 2 tahun dan belum makan sesuatu apapun kecuali Air Susu Ibu (ASI). Jika si anak laki-laki belum berusia 2 tahun, namun sudah makan selain ASI, maka air kencingnya tidak termasuk najis Mukhaffafah. Pun jika si anak laki-laki belum makan selain ASI namun sudah berusia 2 tahun atau lebih.

Yang ketiga, Najis Mutawassithah adalah semua najis kecuali Najis yang sudah dijelaska di atas. Seperti najisnya kotoran hewan dan manusia, air kencing, bangkai binatang, dan lain sebagainya.

Megenai tata cara mensucikannya, masing-masing golongan najis berbeda-beda. Hal ini di jelaskan dalam pasal/bab selanjutnya ;

فصل) المغلظة تطهر بسبع غسلات بعد ازالة عينها احداهن بتراب و المخففة تطهر برش الماء عليها مع الغلبة وازالة عينها و المتواسطة تنقسم على قسمين عينية و حكمية العينية التي لها لون و ريح وطعم فلا بد من ازالة لونها وريحها و طعمها و الحكمية التي لا لون و لا ريح و لا طعم يكفيك جري الماء عليها

           Yang pertama, najis Mughalladzah bisa jadi suci dengan cara membasuh 7 kali setelah dihilangkannya ‘Ain (Warna, bau dan rasa) najis. Dan salah satu diantara 7 basuhan dicampuri dengan debu.

Yang kedua, Najis Mukhaffafah bisa jadi suci dengan cukup mencipratkan air kepada sesuatu yang terkena najis Mukhaffafah dengan menghilangkan ‘ainnya Najis terlebih dahulu.

Yang ketiga, Najis Mutawassithah dibagi menjadi dua, yaitu ‘Ainiyyah dan Hukmiyyah. Najis ‘Ainiyyah adalah najis yang masih terlihat warnanya, rasa, dan baunya. Maka harus dihilangkan ketiganya terlebih dahulu, lalu di basuh atau disiram dengan air. Sedangkan Hukmiyyah adalah najis yang sudah tidak memiliki rasa, bau, dan warna. Cara mensucikannya cukup dengan membaasuhnya dengan air pada tempat yang terkena najis.

Sorry, the comment form is closed at this time.