Kajian Tafsir Al-Munir : Surat Al Ahzab ayat 45-48 ‘Tugas Kerasulan Nabi SAW’ – Ustadz H. Muhammad Adib, Lc.MA

Kajian Tafsir Al-Munir : Surat Al Ahzab ayat 45-48 ‘Tugas Kerasulan Nabi SAW’ – Ustadz H. Muhammad Adib, Lc.MA

Lafal Surat Al Ahzab ayat 45-48

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا (45) وَدَاعِيًا إِلَى اللَّهِ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيرًا (46) وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ بِأَنَّ لَهُمْ مِنَ اللَّهِ فَضْلا كَبِيرًا )47( وَلا تُطِعِ الْكَافِرِينَ وَالْمُنَافِقِينَ وَدَعْ أَذَاهُمْ وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ وَكِيلا )48(

Arti Surat Al Ahzab ayat 45-48

“Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, dan untuk jadi penyeru kepada agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang mukmin, bahwa sesungguhnya bagi mereka karunia yang besar dari Allah. Dan janganlah kamu menuruti orang-orang yang kafir dan orang-orang munafik itu, janganlah kamu hiraukan gangguan mereka dan bertawakkallah kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pelindung.”

Sabab an Nuzul

Dalam kitab ini yang dituliskan memiliki sababunnuzul adalah ayat 47 dengan hadits berikut :

اخرج ابن جرير عن اكريمة و الحسن البصري قالا لمّا نزل ليغفر لك الله ما تقدم من ذنبك وما تأخر  قال رجال من المؤمنين هنيأ لك يا رسول الله قد علمنا بما يفعل بك فماذا يفعل بنا

“Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Ikrimah dan Hasan Al Bashry. Berkata keduanya : “Diwaktu Allah menurunkan ayat Liyaghfiro lakallahu maa taqaddama min dzanbika wa maa taakhhara berkata orang-orang mukmin : ‘Selamat kepada engkau ya Rasulallah, kami ssudah mengetahui dengan apa yang Allah berikan kepada engkau. Dan apa yang akan Allah lakukan terhadap kami ?”

Yang intinya adalah orang-orang mukmin menanyakan tentang apa yang akan mereka dapatkan dari Allah SWT. Maka turunlah surat Al Ahzab ayat 47 sebagai jawaban atas pertanyaan mereka.

Tafsir Ayat

Dalam 4 ayat ini, ada 7 Tugas Kenabian Rasulullah SAW yang terkandung di dalamnya. Tiga tugas disebutkan dalam ayat 45. Yakni bahwa Rasul SAW di utus oleh Allah sebagai :

  1. شاهدا / Syaahidan (Saksi )

Saksi disini dijelaskan oleh penulis kitab dengan dua kesaksian, yakni

  • الشاهد على امته بالتبليغ اليهم

Maksudnya adalah bahwa Rasulullah SAW diutus untuk menjadi saksi atas umatnya. Apakah umatnya benar-benar taat kepada Allah atau tidak. Jadi, nanti ketika di akhirat kelak, Rasulullah SAW lah yang akan menjadi saksi ketika umat manusia di hisab amalnya.

  • على سائر الامم بالتبليغ انبيائهم

Selain menjadi saksi atas umatnya, Nabi SAW juga diutus untuk menjadi saksi atas dakwahnya nabi nabi terdahulu.

 

  1. مبشّر / Mubassyir (Pembawa Kabar Gembira)

Yang kedua, diutusnya Nabi Muhammad SAW adalah sebagai pembawa kabar gembira. Kabar apa dan untuk siapa ?

للمؤمنين برحمة الله وبالجنة

“Bagi orang mu’min dengan rahmat Allah Allah dan Surga”

Kabar gembira yang dibawa oleh Nabi SAW adalah kabar gembira tentang rahmat Allah SWT bagi orang yang beriman, dan kabar gembira mengenai telah disediakannya surga bagi mereka.

 

  1. نذيرا / Nadziran (Pemberi peringatan)

Selain sebagai pembawa kabar bahagia, Rasulullah SAW juga diutus untuk menjadi pemberi peringatan. Bagi siapa ?

للعصات والمكذبين من النار وعذاب الخلد

“Bagi para pelaku maksiat dan berdusta (epada Allah dan Rasulnya) dari api neraka dan adzab yang abadi”

Jadi Rasul juga diutus untuk memberi peringatan kepada orang-orang yang mendustai Allah dan rasulnya, serta mereka yang senantiasa berlaku maksiat akan adanya neraka dan juga adzab Allah yang sudah disiapkan bagi mereka, supaya mereka bertaubat dan kembali kepada jalan Allah SWT.

 

4.  داعيا الى الله باذنه / Daiyan ilallahi biidznihi

Tugas yang selanjutnya dijelaskan dalam ayat 46, bahwa Rasulullah SAW diutus untuk mengajak manusia untuk menuju kepada Allah SWT. Penulis menjelaskan hal ini sebagai berikut :

الدّاعي الى الله بالتبليغ التوحيد

“Mengajak kepada Allah dengan menyampaikan (dakwah mengenai) Tauhid)”

Jadi sebenarnya, antara Nabi Muhammad SAW dengan nabi terdahulu memiliki tugas yang sama. Yakni mengajarkan ketauhidan atau mengesakan Allah. Yang perlu digaris bawahi dalam ayat ini adalah bahwa Nabi Muhammad SAW tidak pernah sembarangan dalam menyampaikan dakwah ketauhidan ini. Beliau menyampaikan Bi idznihi – dengan izin dari Allah SWT.

Jadi apa-apa yang disampaikan oleh Nabi SAW adalah atas dasar wahyu dari Allah SWT dan juga atas perintah serta izin dari Allah SWT.

 

5. سراجا منيرا / Sirojan muniro (cahaya yang selalu terang benderang)

Masih dalam ayat 46, dijelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW juga diutus untuk menjadi cahaya yang selalu terang benderang. Menjadi penerang dalam kegelapan, menjadi petunjuk bagi umat manusia.

Kenapa tidak diibaratkan sebagai matahari ?, sebab matahari sinarnya redup ketika malam. Tapi Nabi SAW ditugaskan menjadi cahaya yang terus bersinar tanpa kenal redup.

 

6. وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ بِأَنَّ لَهُمْ مِنَ اللَّهِ فَضْلا كَبِيرًا / Wa Bassyiril mu’minina bianna lahum minallahi fadhlan kabira

Tugas kenabian yang selanjutnya disebutkan dalam ayat ke 47 adalah bahwa Nabi SAW diutus untuk menyampaikan kabar gembira kepada orang-orang yang beriman tentang anugerah yang disediakan oleh Allah SWT. Dalam ayat ini, penulis menjelaskan sebagai berikut :

 

7. اعلن البشرة لكل من امن برسالتك و اطاع شرعك بان لهم فضلا كبيرا

“Menyampaikan kabar bahagia kepada semua orang yang beriman kepada risalahmu (Muhammad) dan patuh kepada Syari’atmu (Muhammad) bahwa bagi mereka anugerah yang sangat besar”

Jadi intinya adalah Rasulullah SAW ditugaskan untuk mengabarkan bahwa orang-orang yang beriman dan patuh kepada syari’at akan mendapatkan anugerah yang sangat besar dari Allah SWT.