Kajian Kitab Syamail an Nabiy : Mengenal Bentuk Tubuh Nabi Muhammad SAW – Ustadz H. Muhammad Fatwa, M.Pd

Kajian Kitab Syamail an Nabiy : Mengenal Bentuk Tubuh Nabi Muhammad SAW – Ustadz H. Muhammad Fatwa, M.Pd

Dari Jabir bin Samrah berkata :

رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم في ليلة إضيان، وعليه حلة حمراء، فجعلت أنظر إليه وإلى القمر، فلهو عندي أحسن من القمر

“Saya pernah melihat Rasulullah di bulan purnama. Beliau mengatakan pakaian merah. Aku melihat kepadanya dan melihat bulan. Menurutku, beliau lebih indah daripada bulan”.

            Jadi diceritakan dari Jabir, bahwa ketampanan Rasulullah SAW tidak tertandingi. Bahkan ketika Jabir membandingkan antara Rasulullah SAW dengan indahnya bulan purnama, maka masih jauh lebih indah wajah Rasul SAW.

Dalam beberapa riwayat hadits memang disebutkan bahwa wajah Nabi Muhammad SAW diibaratkan seperti Bulan purnama. Hal ini adalah sebagai perumpamaan yang paling mudah.

 

كان وجه رسول الله مثل السيف قال لا بل مثل القمر

“Abu Ishâq Radhiyallahu anhu berkata: “Ada seorang lelaki bertanya kepada Barâ` bin Azib : “Apakah wajah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti pedang?” Ia menjawab: Tidak, tetapi seperti bulan.”

Jadi, pernah ada yang mengatakan bahwa wajah Nabi SAW seperti Pedang, memanjang dan berkilau. Namun hal ini tidak dibenarkan oleh Sayyidina Bara yang menyebutkan bahwa wajah Rasul SAW tidak memanjang, tetapi agak bulat seperti rembulan dan bersinar seperti rembulan pula.

كان رسول الله ابيض كانما ضيع من فضة رجل شعر

“Rasulullah SAW berkulit putih seperti disepuh dengan perak dan rambutnya ikal”

            Jadi dijelaskan dari hadits tersebut bahwa kulit Nabi Muhammad SAW berwarna putih. Tapi bukan putih pucat, melainkan agak kemerahan. Dan kulitnya bercahaya seperti disepuh dengan perak. Lalu rambut Nabi SAW juga disebutkan tidak lurus dan tidak keriting, namun sedikit ikal.

Diriwayatkan pula oleh Abu Ath-Thufail ra. Seorang sahabat yang meninggal terakhir diantara para sahabat lainnya. Dalam satu riwayat beliau meninggal pada tahun 100 Hijriyah, dalam riwayat lain 100 Hijriyah lebih.

Abu Ath-Thufail Radhiyallahu anhu berkata: “Aku melihat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Tidak seorang pun yang tersisa di muka bumi ini yang pernah melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam selainku”. “Beliau berkulit putih, tampan, (dengan perawakan) sedang”.

Riwayat ini semakin menguatkan bahwa Nabi SAW berperawakan sedang, tampang dan berkulit putih.

 

ﻋﺮﺽ ﻋﻠﻲ ﺍﻷﻧﺒﻴﺎﺀ، ﻓﺈﺫﺍ ﻣﻮﺳﻰ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﺿﺮﺏ ﻣﻦﺍﻟﺮﺟﺎﻝ، ﻛﺄﻧﻪ ﻣﻦ ﺭﺟﺎﻝ ﺷﻨﻮﺀﺓ، ﻭﺭﺃﻳﺖ ﻋﻴﺴﻰ ﺍﺑﻦ ﻣﺮﻳﻢ ﻋﻠﻴﻪﺍﻟﺴﻼﻡ، ﻓﺈﺫﺍ ﺃﻗﺮﺏ ﻣﻦ ﺭﺃﻳﺖ ﺑﻪ ﺷﺒﻬﺎ ﻋﺮﻭﺓ ﺑﻦ ﻣﺴﻌﻮﺩ، ﻭﺭﺃﻳﺖﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺴﻼﻡ، ﻓﺈﺫﺍ ﺃﻗﺮﺏ ﻣﻦ ﺭﺃﻳﺖ ﺑﻪ ﺷﺒﻬﺎ ﺻﺎﺣﺒﻜﻢ،ﻳﻌﻨﻲ ﻧﻔﺴﻪ، ﻭﺭﺃﻳﺖ ﺟﺒﺮﻳﻞ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻓﺈﺫﺍ ﺃﻗﺮﺏ ﻣﻦ ﺭﺃﻳﺖﺑﻪ ﺷﺒﻬﺎ ﺩﺣﻴﺔ

`

“Telah diperlihatkan kepadaku para Nabi. Adapun Nabi Musa alaihis salam bagaikan seorang laki laki dari suku Syanu’ah

Kulihat pula Nabi `Isa bin Maryam alaihis salam ternyata orang yang pernah kulihat mirip kepadanya adalah `Urwah bin Mas’ud.

Kulihat pula Nabi Ibranim alaihis salam ternyata orang yang mirip kepadanya adalah kawan kalian ini (yaitu Nabi shallalllahu ‘alaihi wa sallam sendiri).

Kulihat jibril ternyata orang yang pernah kulihat mirip kepadanya adalah Dihyah”

`(Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa’ad dari Laits bin Sa’id, dari Abi Zubair yang bersumber dari Jabir bin.`Abdullah radhiyallahu ‘anhu .)

Para Sahabat adalah orang-orang yang paling beruntung sebab bisa bertemu dan berjuanng bersama Kekasihnya, Nabi Muhammad SAW. Bagaimana dengan orang-orang di masa sekarang yang mengatakan bahwa dia bertemu dengan Rasul SAW di dalam mimpi ?

Nabi Muhammad SAW bersabda :

من رأني في المنام  فقد راني فانّ الشّيطان لا يمثّل بي

”Barang siapa yang melihat saya (Muhammad SAW) di dalam mimpi, maka telah benar-benar melihat saya. Karena sesungguhnya Syaithan tidak bisa menyerupaiku (Muhammad SAW)”

Jadi, jika ada orang yang mengaku bermimpi bertemu denga Nabi, maka dia benar-benar sudah bertemu dengan Nabi SAW. Lalu siapa yang bisa bertemu dengan Nabi SAW ?

Siapapun bisa bertemu dengan Nabi SAW. Apa yang menyebabkan kita tidak bisa bertemu Nabi bahkan di dalam mimpi. Sebab ada hijab dalam diri kita. Telinga yang sering kita gunakan untuk mendengar hal yang tidak baik, mulut yang sering mengucap hal buruk, mata yang sering digunakan untk melihat hal buruk, semua itu adalah hijab sehingga kita tidak bisa bertemu dengan Nabi bahkan di dalam mimpi.

Bahkan jika ada yang mengatakan bahwa dia bertemu dengan Nabi SAW, tapi beliau dalam perawakan pendek, maka mimpi itu tetaplah benar. Tidak ada yang salah denga nmimpinya. Namun ada yang salah pada diri orang tersebut, sehingga tidak bisa bertemu dengan Nabi dalam perwujudan yang sempurna.

Maka kesimpulannya adalah, jika kita ingin bertemu dengan Nabi SAW di dalam mimpi kita, kita harus membersihkan terlebih dahulu diri kita. Membuang semua hijab-hijab yang menempel dalam tubuh kita. Sehingga kita pantas untuk bertemu dengan Nabi SAW.

Scroll to Top