Kajian Kitab Mauidzah Ushfuriyah (Hadis 1) : “Kisah Kasih Umar dan Burung Emprit” – Ustadz Makinun Amin, S.Pd

Kajian Kitab Mauidzah Ushfuriyah – Ustadz Makinun Amin, S.Pd

Hadits Pertama :

Dari Abdullah bin Umar ra. Berkata, Rasulullah SAW bersabda :

الرَّاحِمُوْنَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمنُ اِرْحَمُوْ مَنْ  فِيْ الْاَرْضِ يَرْحَمُكُمْ مَنْ فِيْ السَّمَاءِ.

“Orang-orang yang suka menyayangi, mereka itu akan dikasihani oleh Yang Maha Pengasih. Kasihanilah siapa yang berada di bumi, niscaya kamu akan dikasihani oleh yang berada di langit”

            Allah SWT menciptakan bumi berisikan berbagai macam makhluk. Manusia, hewan, tumbuhan dan lain sebagainya. Keberagaman inilah yang kemudian menjadikan bumi menjadi semakin indah untuk dihuni dengan manusia sebagai khalifah di dalamnya.

Sebagai khalifah, manusia diperintahkan oleh Allah SWT melalui Rasul-Nya dalam hadis di atas untuk mengasihi dan menyayangi. Kasih sayang yang diperintahkan bukan terbatas kepada sesama manusia, namun juga kepada semua makhluk yang ada di bumi tanpa terkecuali.

Kemudian dijelaskan dalam hadits tersebut bahwa orang-orang yang mengasihi antar sesama makhluk hidup, maka ia akan dikasihi oleh Allah dan seluruh penghuni langit.

Dalam salah satu riwayat dikisahkan :

Pada suatu ketika Umar r.a (bukan Umar bin Khattab) berjalan-jalan ditengah-tengah perkampungan, kemudian melihat anak kecil yang membawa burung emprit dan dimainkan oleh anak tersebut. Muncullah rasa kasihan dalam hati Umar kepada si burung. Maka dibelilah burung tersebut untuk dilepaskan. (Dalam riwayat lain disebutkan : burung tersebut dibawa pulang dan dirawat sampai bisa kembali terbang).

Lalu pada saat Umar r.a meninggal dunia, beberapa ulama’ bermimpi melihat Umar berada di surga. Karena heran dan penasaran, ditanyalah Umar “Bagaimana kamu bisa masuk surga? Apa yang telah engkau lakukan sehinga Allah memberikanmu surga ? apa yang engkau lakukan sehingga Allah mengampunimu ? apakah engkau diampuni Allah karena engkau adalah seorang yang dermawan ? apakah engkau diampuni Allah karena engkau adalah seorang yang adil ? apakah engkau diampuni Allah karena engkau adalah seorang yang zuhud ?”. mendengar pertanyaan tersebut Umar menjawab “Ketika aku meninggal dan dimakamkan, kemudian orang-orang menutupku dengan tanah dan pergi meninggalkanku dalam keadaan yang sendirian. Lalu datang dua malaikat mendatangiku – munkar dan nakir – seketika aku hilang akal karena ketakutan. Lalu dua malaikat itu mengambilku dan mendudukkanku, kemudian dua malaikat ini hendak bertanya kepadaku. Tapi belum sampai pertanyaan itu dilontarkan, terdengar suara tanpa rupa yang mengatakan ‘Tinggalkan hambaku, dan janganlah engkau menakut-nakutinya, sesungguhnya Aku telah mengasihaninya, dan mengampuninya karena telah mengasihani makhlukku (burung emprit)’”

Dari cerita Umar r.a di atas, kita bisa mengambil kesimpulan, bahkan hanya mengasihani seekor burung emprit sekalipun, bisa menjadi wasilah kita mendapatkan rahmat dan kasih sayang serta ampunan Allah SWT hingga dimasukkan kedalam surga-Nya.

Oleh sebab itu, jangan pernah enggan untuk mengasihani hewan-hewan di sekitar kita. Ini yang sering terjadi dan terlalaikan oleh kita. Ketika melihat kucing yang lapar, beri dia makan. Ketika melihat kecoa atau kumbang yang terbalik di lantai, balikkan badannya dia sehingga bisa terbang kembali. Ketika melihat semut yang tercebur di kolam, ambillah sehingga dia bisa kembali hidup dan pulang kepada kawanannya. Semoga yang demikian bisa menjadi wasilah kita mendapat Rahmat Allah SWT.

Dalam kisah yang lain diceritakan seorang ahli ibadah dari Bani Isroil sedang berjalan di tengah pedesaan dan melihat ada yang sedang tertimpa kelaparan. Menyadari hal tersebut ia merasa tidak tega hingga muncul dalam angan-angannya seutas Do’a “Ya Allah, seandainya gunung ini engkau ubah menjadi gunung tepung (makanan), niscaya gunung ini akan mengenyangkan seluruh bani isroil.” Seketika itu Allah mewahyukan kepada Nabi Bani Isroil untuk menyampaikan kepada orang tersbeut bahwa Allah telah memberikan pahala sebesar angan-anganya.

Ibrah yang bisa kita ambil dari kisah yang kedua ini adalah bahkan hanya dengan merasa iba dan kasihan kepada orang lain pun, Allah sudah memberikan pahala kepada kita. Ibarat kata kita melihat tayangan di tv, youtube atau media social lainnya yang menampilkan orang-orang kelaparan ataupun sedang tertimpa musibah, lalu muncul iba dan rasa kasihan serta angan-angan dalam diri kita untuk bersedekah kepada orang tersebut maka kita sudah diganjar sebagaimana angan-angan kita.