Aug 012020
 

Ustadz Fadzlurrahman, S.Pd-khatib Shalat Idul Adha 1441 di Pondok Pesantren Darul Amanah

DARUL AMANAH – Keluarga Besar Pondok Pesantren Darul Amanah pada hari Jum’at, 31 Juli 2020, Laksanakan Sholat Idul Adha 1441 H di Gedung Olahraga Pondok Pesantren Darul Amanah.

Ribuan santri mengumandangkan kalimat Takbir dengan tujuan mengagungkan nama Allah SWT.

Sebelum acara dimulai, Pimpinan Pondok Pesantren Darul Amanah KH. Mas’ud Abdul Qodir Menyampaikan tentang Tata cara pelaksanaan Sholat Idul Adha 1441 H.

“Sholat Idul Adha adalah Hukumnya Sunah Muakadah, yaitu sholat sunah yang dianjurkan baik orang yang musafir atau menetap, baik sendirian atau berjamaah”, Ucap KH Mas’ud Abdul Qodir.

“Bagi yang melaksanakan sholat Idul Adha di masjid, terlebih dahulu bisa melaksanakan sholat tahiyatal masjid, adapun yang di lapangan atau Aula bisa melaksanakan sholat sunah mutlak sebanyak dua, empat atau enam rokaat”, Imbuh Pimpinan Pesantren.

“Sebelum berangkat untuk melaksanakan sholat Idul Adha, disunnahkan untuk memakai pakaian terbaik dan memakai wangi -wangian”, Lanjut Pimpinan Pesantren.

“Adapun tata pelaksanaan sholat Idul Adha adalah pertama membaca niat dan takbiratul ihram, Setelah takbiratul ihram yakni membaca doa iftitah dilanjutkan membaca takbir 7 kali di rakaat rertama, Setelah itu, sholat seperti biasa. Diawali dengan membaca surat Al-Fatihah dan lanjutkan dengan surat lainnya. Disunnahkan untuk membaca Surat Al- A’la, Kemudian dilanjutkan dengan ruku, sujud, duduk di antara dua sujud. Pada rakaat kedua dilakukan takbir sebanyak 5 kali. Setelah itu melakukan bacaan khusus sama seperti pada rakaat pertama. Pada rakaat kedua, umat Islam dianjurkan untuk membaca surat Al-Ghasyiyah. Sholat dilanjutkan seperti biasa dan diakhiri dengan mengucap salam”, Tutup Pimpinan Pesantren.

Pelaksanaan Sholat Idul Adha di Pondok Pesantren Darul Amanah kali ini Bertindak sebagai Imam yaitu Ustadz Ainul Azka, S.Pd dilanjutkan Materi Khutbah Idul Adha Oleh Khotib Ustadz Fadzluroman, S.Pd dari Pageruyung Kendal.

Dalam materinya Ustadz Fadzlurohman, S.Pd menyampaikan tentang pentingnya meneladani kesabaran dan ketaqwaan Nabi Ibrahim Alaishissalam kepada Allah SWT.

Sebagai Pembuka Khotib Menyampaikan, “Hari ini adalah hari terakhir dari 10 hari terbaik di bulan yang mulia ini, hari ini kaum muslimim menyebutnya dengan Hari Raya Kur’ban, Firman Allah SWT dalam surat Al-Kautsar ayat 2 yaitu “Maka kerjakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah)”.

“Idul Adha bukan hari raya biasa, untuk merayakanya tidak cukup sekedar bertakbir, bertahmid dan bertahlil, akan tetapi momen hari raya idul adha adalah sebagai sarana intropeksi diri dan renungan serta meneladani Pengorbanan Nabi Ibrahim atas kesabaran dan ketaqwaannya”, Ucap Ustadz Fadzlurohman.

“Pada saat Hari Raya Qurban, sesungguhnya kita dituntut untuk agar mampu mengambil peran sebagai Nabi Ibrahim Alaihisalam. Dahulu Nabi Ibrahim diperintahkan untuk menyembelih putranya di Mina sebagai wujud kepatuhan yang sempurna kepada perintah Allah SWT, maka kemudian kita renungkan siapakah sosok Ismail saat ini, contoh sosok adalah simbol dari kecenderungan dan kecintaan manusia pada dunia, ismail saat ini bisa jadi kedudukan, status sosial, kemewahan hidup, prestasi, harta dan lain-lain. masing-masing individu yang lebih tahu siapa ismail dan apa ismail yang sebenarnya”, Tambah Ustdaz Fadzlu.

“Ada beberapa kriteria yang didapat dijadikan indikator untuk memahami ismail-ismail pada saat ini, yaitu setiap sesuatu yang melemahkan iman yang menghalangi perjalanan taqwa, sesuatu yang membuat manusia enggan menerima amanah, sesuatu yang menghalalkan segala cara dan sesuatu yang mementingkan diri sendiri dan melupakan penderitaan sesama”, Lanjut Ustadz Fadzlu.

Beliau Menambahkan, “Perintah berkurban banyak hikmah yang bisa kita ambil dan amalkan yaitu Pertama; menegakan agama Allah SWT dengan merayakan idul adha secara bersamaan dan saling tolong menolong kepada sesama, kedua; bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat-nikmatnya, mengalirkan darah hewan itu termasuk syukur, ketaatan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, ketiga; menggugah kesadaran manusia khususnya orang beriman agar menjadi pribadi seperti nabi ibrahim As, karena kemuliaan beliau terletak pada pengorbanannya terhadap milik yang dicintainya yaitu kecintaan kepada Nabi ismail As. Sehingga kesadaran ini juga menggugah kita khususnya kerelaan pengrobanan harta yang kita cintai untuk hal-hal yang bermangfaat dan mendatangkan ridho Allah SWT”.

“Dengan semangat kurban marilah kita sadari bahwa harta dan kedudukan lainya adalah hak relatif kita, dengan iman yang menjadi hak mutlak manusia dihadapan Allah SWT bukanlah membawa benda-benda yang kita cintai didunia ini yang pasti akan musnah akan tetapi kita membawa iman dan amal sholeh”, Pungkas Ustadz Fadzlu

Sorry, the comment form is closed at this time.