Pointers Khutbah Jum’at oleh Ustadz Asmaul Alan tentang Muhasabah Diri di Masjid Darunnajah Pondok Pesantren Darul Amanah.

Pointers Khutbah Jum’at oleh Ustadz Asmaul Alan tentang Muhasabah Diri di Masjid Darunnajah Pondok Pesantren Darul Amanah.

Jum’at, 15 Desember 2023.

1. Manusia adalah makhluk yang tidak pernah terlepas dari pada perbuatan dosa. Tiap hari atau bahkan tiap waktu, kita secara sadar maupun tidak, sering melakukan perbuatan yang sejatinya menimbulkan dosa, baik melalui tindakan maupun lisan. Meskipun begitu, kita dituntut untuk selalu bertobat kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan meminta ampunan serta menyadari bahwa kita merupakan hamba yang lemah dalam menahan diri untuk tidak melakukan dosa dan bermaksiat.

2. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:

كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ “Semua bani Adam pernah melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang salah adalah yang segera bertobat.” (HR. Ibnu Majah).

Hadits secara tegas menyatakan bahwa merupakan sifat manusiawi bani Adam untuk berbuat kesalahan, namun yang terbaik di antara mereka adalah ketika berbuat salah langsung menyadari kesalahannya dan meminta ampun kepada Allah.

3. Kita semua harus yakin bahwa Allah merupakan Tuhan yang Maha Pengampun atas segala dosa yang kita perbuat, baik secara sadar maupun tidak sadar. Dalam salah satu riwayat disebutkan bahwa meskipun dosa kita banyak hingga memenuhi langit, niscaya Allah akan mengampuni kita selama mau bertobat kepada-Nya meskipun Allah Maha Pengampun, jangan sampai kemurahan Allah pada hamba-Nya dijadikan kesempatan untuk melegitimasi kelalaian kita. Sebagai seorang hamba tentu kita harus menjaga diri dari perbuatan dosa.

4. Sebagai hamba yang lemah dan tidak dapat menghindari maksiat dan perbuatan dosa, maka kita harus menyegerakan tobat bahkan mulai dari sekarang. Jangan sampai kita bertobat dan meminta ampunan pada Allah di usia tua nanti, dengan anggapan bahwa kita masih muda dan sehat.

Dalam Al-Quran, Allah banyak sekali menyebut diri-Nya sebagai dzat yang menerima tobat hamba-Nya, yang mengampuni segala dosa hingga maha pengasih lagi penyayang. Akan tetapi, tobat dan permintaan ampun kepada Allah hanya diterima apabila sebelum datang dua waktu: pertama ketika ajal datang menjemput dan yang kedua ketika hari kiamat tiba.

Terkait waktu yang pertama, yaitu tobat tidak diterima ketika ajal menjemput. Allah ta’ala berfirman dalam surat An-Nisa’ Ayat 18 Yang Artinya, “Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: “Sesungguhnya saya bertaubat sekarang”. Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih.”

5. Syekh Wahbah az-Zuhaili menjelaskan ayat ini dalam karyanya, al-Tafsir al-Munir, “Diterimanya tobat seorang hamba dan ampunan Allah merupakan nikmat dan kebaikan bagi orang-orang yang berbuat dosa dan terjerumus ke dalamnya selama tidak terus menerus melakukan perbuatan tersebut.

6. Para hamba Allah melakukan suatu kemaksiatan disebabkan karena adanya faktor hawa nafsu dan godaan setan, sehingga mereka pun bertobat sebelum nyawa berada di ujung kerongkongan, bahkan tobat masih diterima di saat seorang hamba menyaksikan malaikat yang mengambil ruhnya.” Adapun waktu yang kedua, di mana tobat seorang hamba tidak diterima lagi ialah ketika hari kiamat tiba.

7. Syekh Wahbah al-Zuhaili dalam tafsirnya menjelaskan bahwa tobat dan iman seseorang yang baru ia lakukan di hari kiamat tidaklah berguna, sebagaimana tidak bergunanya iman Fir’aun ketika baru menyadari kuasa Allah di saat ia tenggelam di laut merah.

Dari penjelasan yang telah dipaparkan tadi, hendaknya kita mulai berbenah diri dan muhasabah untuk merenungkan kembali hal-hal yang sudah kita lakukan selama ini. Mulailah kita beristighfar dan meminta maaf pada keluarga, kerabat hingga teman dan orang-orang yang mungkin pernah kita sakiti hatinya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللهِ، فَإِنِّي أَتُوبُ، فِي الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ، مَرَّةٍ

Artinya, “Wahai sekalian manusia, bertobatlah kepada Allah, karena sesungguhnya aku juga bertobat kepada-Nya sehari seratus kali.” (HR. Muslim).