ARTIKEL

Kajian Kitab Tanbih al Ghafilin : ‘Hal-Ihwal Kematian’ – Ustadz M. Fadzlurrahman,S.Pd

Posted by admin
05/05/2020 | 20:08 WIB

Kajian Kitab Tanbih al Ghafilin : ‘Hal-Ihwal Kematian’ – Ustadz M. Fadzlurrahman,S.Pd

            Mati adalah sebuah keniscayaan bagi setiap makhluk yang bernafas. Menjadi gerbang menuju alam yang kekal, yakni alam akhirat. Setiap manusia yang mati akan masuk kedalam alam kubur yang merupakan tempat terakhir alam dunia dan tempat pertama alam akhirat.

Mati adalah perubahan keadaan sebab berpisahnya jasad dan ruh yang bisa kapan saja dan dimana saja. Apabila kita ingin dikasihani oleh Allah, maka kita harus siap untuk dipanggil oleh Allah SWT.

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم من احبّ لقاء الله اي المصير الى دار الآخرة ومعنى محبته ان المؤمن اذا كان عند النزع في حالة لا يقبل الايمان فيها يبشر برضوان الله تعالى وجنته فيكون موته احب اليه من حياته.

Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa yang mencintai untuk bertemu Allah SWT, (pulang ke alam akhirat). Makna cinta adalah ketika orang mukmin dicabut dalam tingkah tidak diterimanya iman maka di bahagiakanlah mukmin dengan ridho Allah dan surga Allah, maka matinya mu’min ini lebih di sukai oleh Allah SWT daripada hidupnya mu’min.”

 

Dalam sebuah kisah diriwayatkan, ketika Sayyidah Fatimah Azzahra meninggal dunia, jenazahnya diusung oleh empat orang, yakni : Ali bin Abi Thalib, Hasan, Husein, dan Abu Dzar al Ghiffary.

Saat Jenazah Fatimah RA diletakan di tepi kubur maka Abu Dzar al Ghiffary berkata kepada kubur, “Wahai kubur, tahukah kamu jenazah siapakah yang kami bawakan kepadamu?,” Kubur pun menjawab “Ya dia adalah putrid Rasulullah SAW, istri Ali bin Abi Thalib dan ibu dari Hasan dan Husein”

Lalu kubur itu menambahkan bahwa dia adalah tempat yang mulia dan sangat mulia bagi Sayyidah Fatimah Azzahra. Kemudian Kubur menambahi “Tidak akan selamat dariku kecuali orang yang selamat hatinya, dan orang yang banyak kebaikannya, dan  orang yang ikhlas amalnya”

Riwayat di atas member penjelasan bahwa jika kita ingin selamat dari siksa kubur, selamat di alam kubur maka kita harus memnuhi tiga syarat, yakni : banyak amal kebaikanya, ikhlas dalam beramal dan selamat hatinya dari penyakit-pennyakit hati seperti hasud, iri dengki dan lain sebagainya.

Dalam kisah lain, Nabi Isa as pernah bertemu dengan salah seorang kafir dan ditanya, “Wahai Isa, bagaimana kau bisa menghidupkan orang yang telah mati ?” Nabi Isa menjawab “Semua itu karena Allah SWT”. Setelah itu orang kafir itu kembali bertanya “Engkau bisa mennghidupkan orang zaman sekarang, coba kau hidupkan orang zaman dulu”

Nabi Isa dengan izin Allah ahirnya menerima tantangan orang kafir tersebut. Dalam riwayatnya Nabi Isa menghidupkan Syam bin Nuh, seorang kafir yang sudah meninggal 4000 tahun yang lalu dengan keadaan rambut dan jenggot yang sudah putih semua. Kemudian Syam bin Nuh ditanya perihal apa yang terjadi dengannya, Ia pun menjawab “Saya mengalami siksa di alam kubur, dan merasakan pahitnya alam kubur.”

Kisah tersebut sebenarnya merupakan peringatan bagi kaum kafir bahwa mereka akan merasakan pedih dan pahitnya kubur. Juga agar mereka kembali kepada iman kepada Allah SWT.

 

Kemana Arwah dibawa setelah dicabut oleh Malaikat Izrail ?

Diriwayatkan Arwah itu ada 7 golongan yang dibawa ke 7 tempat :

Yang pertama adalah arwah para Anbiya’ dan Rasul yang langnsung dikirim oleh Allah ke Surga ‘Adn

Yang kedua adalah arwah orang-orang alim yang dibawa menuju Syurga Firdaus.

Yang ketiga adalah arwah para su’ada (orang-orang yang beruntung) yang dibawa meunuju Syurga ‘Illiyyin.

Yang keempat adalah arwah para syuhada (orang yang mati syahid), maka tempatnya adalah Syurga mana saja yang ia inginkan.

Yang kelima adalah arwah orang mukmin yang masih memiliki dosa, maka tempatnya adalah diantara langit dan bumi.

Yang keenam adalah arwahnya anak-anak orang mukmin, maka tempatnya adalah di atas gunung yang terbuat dari misk.

Yang ketujuh adalah arwah orang-orang kafir, maka tempatnya adalah di neraka Sijjin.

 

فان الكافر حين يرى ما اعد له من العقوبة يبكي لضلاله ويكره الممات فيكره الله لقائه. ومعنى كراهة الله له تبعيده عن رحمته

“Maka sesungguhnya orang kafir ketika melihat kepada apa yang sudah disediakan dari siksa Allah untuk orang-orang Kafir, maka menangislah orang kafir karena kesesatanya dan membenci mati, maka Allah membenci untuk menemuinya. Ma’na dari benci Allah kepada Kafir adalah dijauhkannya Kafir dari rahmat Allah SWT.”

 

Darimana Ruh Itu Diambil

Diriwayatkan bahwa ruh itu diambil dari 4 arah, sesuai dengan golongan orang yang akan mati tersebut. Yaitu :

  1. Nabi dan Malaikat diambil dari arah kepala
  2. Orang-orang mukmin diambil dari arah depan
  3. Orang-orang kafir diambil dari arah punggung
  4. Dan ruhnya Jin diambil dari arah kaki. (Durrotun Nasihin)

Diambilnya ruh dari dalam diri manusia berbeda-beda, ada yang enak dan ada yang tidak enak. Ada yang diambil dengan perlahan, ada yang diambil dengan cara kasar. untuk bisa mendapatkan enaknya mati adalah dengan senantiasa berdzikir dan mengingat Allah SWT hingga akhir hayat.

Diceritakan ketika diambilnnya ruh dari jasad, dan pada saat sampai pada tenggorokan sangat rentan sekali dengan godaan syeitan. Oleh karena itulah ketika orang sudah menjelang ajalnya sering dibantu untuk mengingat Allah SWT oleh keluarganya.

ARTIKEL TERKAIT