PERINGATAN TAHUN BARU HIJRIYAH-MENELAAH LEBIH DALAM MA’NA HIJRAH

Tahun Baru Hijriyah pondok pedantren da Pesantren Darul Amanah Sukorejo, Kendal, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia, Pesantren Terbaik di Indonesia, Pondok Pesantren Terbaik Sejawa dan Bali, Pondok Pesantren Terbaik di Jawa Tengah, Pondok Pesantren Terbaik di Kendal, Pondok Pesantren Terbaik di Semarang, Pondok Modern Darul Amanah, Pondok Modern Terbaik, Pondok Modern Gontor, Pondok Pesantren Alumni Gontor, Gontor Jawa Timur, Pondok Modern Terbaik, Kurikulum TMI, Pesantren Salafi, Pembelajaran Selama 24 Jam.

Beriringan dengan telah datangnya tahun baru islam 1439 H, Ahad, (24/9) Darul Amanah gelar malam peringatan tahun baru sekaligus malam santri peduli dengan tema “Unlimited Solidarity, One small step by sharing for samoething great” di serambi masjid Darunnajah. acara yang diikuti oleh seluruh warga pesantren ini, diisi dengan tausyiah oleh Ustadz Zaenal Abidin, S.Pd.I. berikut isi tausyiah nya.

hijrah nabi Muhammad SAW. yang menjadi patokan perhitungan tahun islam, menjadi satu kejadian yang harus senantiasa kita telaah dan kita anuti. hijrah yang pada dasarnya tertuju pada satu tujuan, yaitu berpindah menuju yang lebih baik, haru selalu kita teladani. sebagai bagian dari umat Nabi Muhammad SAW. sudah seyogyanya kita juga ikut berhijrah sebagaimana Rosulullah SAW. hanya saja jika dulu Nabi SAW berhijrah dari Makkah ke Madinah, kita di zaman sekarang ini berhijrah dari pola hidup yang kita jalani sekarang menuju hidup yang lebih baik lagi.

sebagai seorang santri yang hidup di pesantren, datang ke pesantren untuk menuntut ilmu juga termasuk dari hijrah. sebagaimanasebuah dalil mengatakan

ومن يخرج من بيته مهاجرا الى الله ورسوله ثم بضرب الموت فقد وقع اجره على الله

“barang siapa yang keluar dari rumahnya untuk berhijrah kepada Allah dan rosulNya, kemudian datang maut sebelum ia sampai, maka sudah dituliskan pahalany di sisi Allah”

Hijrah janngan sampai kita ma’nai hanya dengan fisiknya saja, karena ada hijrah yang lebih penting lagi, yaitu hijrah akhlak dan ilmu. oleh sebab itulah, kita berangkat ke persantren, jangan hanya diambil ma’na hijrah fisiknya saja, namun juga harus mampu menghijrahkan akhlak kita, kebiasaan kita untuk menjadi satu makhluk Tuhan yang lebih baik lagi.