ARTIKEL
MOTIVASI BELAJAR BARU DARI SANG PROFESOR
DARUL AMANAH – Dalam mempersiapkan santri kelas 3 dan 6 yang tak lama lagi menempuh ujian, berbagai hal sudah dilaksanakan. Seperti mulai digembleng dalam hal belajar mandiri dan les, hingga simulasi atau try out ujian yang sudah umum diketahui bahwa tahun ini ujian nasional di Darul Amanah sudah mulai berbasis komputer.
Dalam rangka persiapan tersebut, santri kelas 3 dan 6 yang didukung oleh pihak pesantren mengadakan acara Do’a dan Motivasi menyambut Ujian Nasional pada hari Sabtu (4/3) yang diisi oleh Prof. Dr. H. Yusuf Suyono MA. Seorang guru besar di Universitas Islam Negeri Wali Songo Semarang. Acara yang diikuti oleh seluruh santri serta dewan guru ini juga menampilkan grup sholawat Tarqiyyatul Ummah yang berfeaturing dengan vokalis-vokalis ternama dari Pekalongan sebagai penampilan pra acara.
“Yang kita undang pada acara kali ini ada Ust Kharisun, Ust Lucky, dan Ust Khairul dari Az-Zahir Pekalongan, Ust Luqman dari Al Fatihi, dan juga Ust Muna dari Babul Mushtofa Pekalongan”. Sebut Al Ust Aziz Rahman yang menjadi penanggung jawab sholawat pada acara kali ini.
Setelah satu jam dihibur oleh senandung sholawat, tepatnya pukul 10.30 sang pembicara pun tiba di lokasi acara yakni di serambi Masjid Darunnajah bersama pimpinan pesantren, Al Ust H. M. Fatwa serta Al Ust Mufti Haris S. Pd. Yang ikut mengantar. Acara pun mulai dibuka oleh pembawa acara Dias Ramadhan dan Yovie Novanda dari santri kelas 6 TMI. Pembacaan ayat suci al Qur’an yang dibawakan oleh Bahrul Ulum santri kelas 3 TMI kemudian dilanjutkan oleh beberapa sambutan.
“Kalau tahun kemarin saja MTs Darul Amanah bisa menciptakan 1 orang yang tertinggi di Kabupaten Kendal, tahun ini harus ada 10 20 orang yang bisa menjadi tertinggi prestasinya di Kabupaten Kendal” ujar Dandi Muhammad Mudzakir yang memberi sambutan pertama dari perwakilan santri kelas 3 TMI. Sambutan yang kedua oleh perwakilan santri kelas 6 pun turut mengungkapan berbagai kesan selama menjadi santri, suka dukanya, berterima kasih serta meminta maaf pada adik adik kelas, dewan guru, serta pimpinan, juga pesan-pesan kepada adik kelas dair kelas 1 sampai kelas 5.
“Di waktu yang singkat ini, kita harus bersungguh-sungguh dalam belajar menggapai cita-cita kita jangan sampai pulang dengan tangan kosong. Kita sebagai seorang santri adalah seorang manusia yang spesial, istimewa. Karena kita dididik sedemikian rupa oleh para assatidz dan abah Kyai hingga kita mampu menjadi seorang yang mempunyai disiplin ilmu dan berakhlaqul karimah”. Ujar Raka Lintang yang menjadi perwakilan santri kelas 6 dalam sambutannya.
Sambutan pimpinan pesantren KH. Ma’ud Abdul Qodir, beliau bercerita tentang pribadi dari sang profesor yang merupakan teman beliau di Pondok Modern Gontor selama 11 tahun. Beliau juga bercerita bahwa sengaja mengundang temannya itu guna membagi motivasi belajarnya untuk para santri khususnya santri kelas 3 dan 6 yang akan menempuh ujian nasional. Pukul 11.30 acara dilanjut dengan penyerahan kenang-kenangan dari santri kelas 3 pada pimpinan pesantren dan kepada Al Ust H. Junaedi Abdul Jalal selaku kepala sekolah MTs serta dari santri kelas 6 pada prof Dr H Yusuf Suyono MA.
Dan memasuki acara inti yakni Prof Dr H Yusuf Suyono MA yang membagi tips dalam belajar serta kiat sukses dalam menghadapi ujian. Para santri terbawa suasana kekeluargaan yang begitu terasa karena disini sang profesor juga merupakan seorang santri serta sudah akrab dengan pimpinan pesantren. Sehingga dalam mendengarkan tiap poin yang disampaikan menjadi begitu mengena karena pemikiran dan lingkungan yang sama. Acara pun usai pukul 12.22 yang ditutup dengan pembacaan Doa oleh Al Ust Asro Ali.
Melalui acara ini diharapkan para santri khususnya santri kelas 3 dan 6 menjadi lebih termotivasi dan lebih punya semangat baru dalam mempersiapkan diri menghadapi ujian nasional.
“Menjadi lebih punya semangat belajar yang baru dong tentunya”. Ujar Aini Rofiqoh seorang santri kelas 6 TMI saat ditanya kesan setelah mengikuti acara. Ia juga mempunyai harapan kedepannya bersama rekan-rekan kelas 6 lainnya.
“Selama menjadi pengurus seringkali mengesampingkan kewajiban belajar dengan kepentingan organisasi, nah di waktu yang masih ada ini harus lebih bisa dimanfaatkan agar bisa berhasil dengan prestasi yang bisa membanggakan kedua orang tua”. Imbuhnya.
“Menjadi tau metode-metode belajar yang baik, tidak hanya belajar seperti biasanya”. Erik Yudistira, seorang santri kelas 3 juga menguatarakan kesannya setelah mendapatkan motivasi dari sang profesor.
“Dapat melanjutkan pendidikan ke lembah dan tempat yang jauh lebih baik dari Darul Amanah, jika tidak harus alumi”. Tambah Erik, yang juga berharap pada dirinya sendiri serta teman santri kelas 3 yang lain.