ARTIKEL
Kajian Tafsir al-Munir : Surat al-Ahzab Ayat 35 – Ustadz H.M. Adib, Lc.MA
إِنَّ ٱلْمُسْلِمِينَ وَٱلْمُسْلِمَٰتِ وَٱلْمُؤْمِنِينَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتِ وَٱلْقَٰنِتِينَ وَٱلْقَٰنِتَٰتِ وَٱلصَّٰدِقِينَ وَٱلصَّٰدِقَٰتِ وَٱلصَّٰبِرِينَ وَٱلصَّٰبِرَٰتِ وَٱلْخَٰشِعِينَ وَٱلْخَٰشِعَٰتِ وَٱلْمُتَصَدِّقِينَ وَٱلْمُتَصَدِّقَٰتِ وَٱلصَّٰٓئِمِينَ وَٱلصَّٰٓئِمَٰتِ وَٱلْحَٰفِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَٱلْحَٰفِظَٰتِ وَٱلذَّٰكِرِينَ ٱللَّهَ كَثِيرًا وَٱلذَّٰكِرَٰتِ أَعَدَّ ٱللَّهُ لَهُم مَّغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu’, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.”
Asbabunnuzul
Membahas sebab-sebab diturunkannya Surat Al-Ahzab ayat 35, banyak hadis yang meriwayatkannya. Salah satunya adalah yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi .
“Dari Ikrimah dan Ummu Umaroh bahwasanya ia mendatangi Rasulullah SAW seraya berkata : “Saya melihat bahwa segalanya hanya diperuntukkan bagi kaum laki-laki. Saya tidak menemukan kaum wanita disebutkan sedikitpun (dalam ayat Al-Qur’an)” setelah menanyakan demikian, kemudian turunlah Ayat ini. (Sunan At-Tirmidzi, Kitab at-Tafsiir, Hadits nomor 3211)
Jadi, bisa kita simpulkan bahwa ayat ini muncul setelah adanya keresahan di kalangan para sahabat, khususnya perempuan, mengenai persamaan hak antara laki-laki dan perempuan atas rahmat dan ampunan Allah.
Tafsir ayat
Setelah adanya keresahan mengenai hak antara laki-laki dan perempuan di hadapan Allah, maka dijelaskanlah dalam ayat ini bahwa laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama atas surga Allah dan juga ampunan Allah.
Dalam ayat ini disebutkan Ada 10 Syarat yang harus dipenuhi oleh setiap manusia baik laki-laki maupun perempuan untuk mendapatkan surga Allah:
- الاسلام
Syarat yang pertama adalah islam. Orang yang berhak atas rahmat dan ampunan Allah adalah orang-orang yang beragama islam. Sesuai dengan Ayat ini, maka tidak ada hak bagi orang selain islam untuk mendapatkan pahala maupun ampunan dari Allah SWT. Lalu apa islam itu ?
الانقياد لامر الله و التّباع احكام الدّين قولا وعملا
Islam adalah : “Melaksanakan Perintah-perintah Allah dan mengikuti hukum-hukum agama baik dalam bentuk ucapan maupun perbuatan”
Jadi, jika kita ingin mendapatkan rahmat dan ampunan dari Allah SWT, maka hendaklah kita melaksaakan perintah-perintah Allah, mengikuti hukum-hukum Agama, baik yang disampaikan ssecara lisan maupun perbuatan.
- الايمان
Syarat yang kedua adalah iman. Apa perbedaan antara iman dengan islam ? disebutkan bahwa Al islamu mahalluhu fi al lisaani wa al imaanu mahalluhu fii al qalbi. “Islam itu tempatnya di dalam lisan dan iman itu tempatnya di dalam hati”. Jadi iman ini lebih kepada keyakinan yang ada dalam hati kita. Maka iman itu adalah :
التصديق التّام بما جاء عن الله تعالى
“Mempercayai dengan kepercayaan yang sempurna dengan apa-apa yang datang dari Allah SWT”
Jadi orang yang beriman, sudah pasti dia islam, tapi orang yang islam belum tentu dia beriman.
- القنوت
Dalam terjemahannya Al Qanutu diartikan sebagai ketaatan kepada Allah SWT. Namun dalam kitab Tafsir ini, dijelaskan sebagai :
دوام عمل الصّالح
“Mengistiqamahkan berbuat kebaikan”
Jadi, untuk mendapatkan rahmat dan ampunan dari Allah SWT, setelah kita menjadi islam, lalu kita beriman atas apa yang datang dari Allah SWT, maka selanjutnya kita harus terus menerus melakukan kebaikan.
- الصّدق
Kejujuran menjadi syarat yang selanjutnya untuk menggapai surge Allah SWT. Hal ini juga dijelaskan dalam hadits Nabi SAW :
عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلىَ البِرِّ وَإِنَّ البرَّ يَهْدِيْ إِلىَ الجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتىَّ يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِيْقاً, وَإِيَّاكُمْ وَالكَذِبَ فَإِنَّ الكَذِبَ يَهِدِى إِلىَ الفُجُوْرِ وَإِنَّ الفُجُوْرَ يَهْدِي إِلىَ النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيتَحَرَّى الكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كذاباً. (رواه مسلم
Dari Abdullah Ibn Mas’ud berkata , Rasulullah SAW Bersabada, “Berpeganglah kalian kepada kejujuran, karena kejujuran akan membimbing kepada kebaikan, dan kebaikan akan membimbing ke surga. Senantiasa seorang hamba berbuat jujur dan membiasakan sifat ini hingga dia dicataat oleh Allah sebagai orang yang yang jujur. Berhati-hatilah kalian akan dusta, karena dusta akan membimbing kepada kecurangan, dan kecurangan akan membimbing ke neraka. Senantiasa seorang hamba berdusta dan membiasakan berbuat dusta hingga Allah mencatatnya sebagi pendusta.” (HR. Muslim)
- الصّبر على المصائب
Syarat yang kelima adalah Sabar atas apa yag menimpanya, sabar dalam menerima musibah
- الخشوع
Syarat yang keenam adalah khusyu’dalam menjalankan ibadah kepada Allah SWT.
- التّصدّق بالمال
Syarat yang ketujuh adalah memperbanyak sedekah. Dalam dalam tafsirannya, penulis menyebutkan sedekah adalah :
الاحسان الى المحتاجين من الضّعفاء الّذين لا كسب
“Berbuat kebaikan kepada mereka yang membutuhkan dari orang-orang muslim lemah yang tidak punya penghasilan”
Selain memiliki banyak keutamaan bagi orang-orang yang bersedekah, ada tiga tujuan utama sedekah :
- الرحمة للفقراء : Kasih sayang kepada faqir miskin
- الرئاية لمصلحة الامة : Memperhatikan kemaslahatan seluruh ummat
- الشكر على النعمة :Wujud rasa syukur atas ni’mat Allah
- الصّوم
Syarat yang kedelapan adalah puasa. Puasa yang dimaksudkan dalam ayat ini adalah puasa wajib ataupun puasa sunnah. Jadi, kita diperintahkan untuk memperbanyak puasa. Jika sedekah merupakan zakat bagi harta yang kita miliki, maka puasa adalah zakat bagi badan kita.
- العفّة وحفظ الفروج من المحارم
Syarat yang kesembilan adalah Menjaga kehormatan berupa menjaga kemaluan dari selain mahramnya
- الذّكر الكثير لله تعالى
Syarat yang kesepuluh adalah memperbanyak dzikir kepada Allah SWT. Dzikir sendiri dijelaskan sebagai :
استحضار عظمة الله تعالى في القلب
“Menghadirkan keagungan Allah di dalam hati”
Jadi, dalam keadaan apapun, kita harus senantiasa menghadirkan Allah dalam ingatan kita.