ARTIKEL

Gema Takbir Bersama : Cara Santri Darul Amanah Merayakan Menyambut Malam Hari Raya Idul Adha

Posted by admin
01/08/2020 | 12:43 WIB

Ust. Samsul Munir, M. Hum, beri tausyiah di malam takbir Darul Amanah

DARUL AMANAH – Seluruh umat muslim seluruh dunia pada malam ini mengumandangkan kalimat Takbir dengan tujuan mengagungkan nama Allah SWT.

Tepat pada hari esok, umat Muslim akan merayakan hari raya Idul Adha atau sering juga disebut hari raya Qurban.

Hari raya Idul Adha jatuh pada 10 Dzulhijjah yang sebelumnya pada tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah disunahkan untuk melaksanakan ibadah puasa, yakni puasa Tarwiyah dan Arafah.

Malam ini kumandang Takbir menggema di seluruh pelosok negeri di seluruh dunia yang merayakan Idul Adha.
Pasalnya, tak mesti dilakukan di masjid, takbiran boleh dilakukan di rumah, baik sendirian ataupun berjamaah, apalagi di tengah situasi pandemi covid-19 seperti sekarang ini.

Waktu takbiran sendiri dimulai dari terbenamnya matahari malam 10 Dzulhijjah. Takbiran bisa dilakukan selama 3 hari, tepatnya sampai waktu terbenam matahari tanggal 13 Dzulhijjah 1441 H.

Tidak ketinggalan santri Pondok Pesantren Darul Amanah malam hari ini melaksanakan kegiatan Gema takbir dan sholawat bersama menyambut Hari Raya Idul Adha 1441 H di Gedung Olahraga, Kamis, (30 Juli 2020).

Acara yang dihadiri Pimpinan Pondok Pesantren Darul Amanah KH. Mas’ud Abdul Qodir dan Wakil Pimpinan H. Muhammad Adib, Lc, MA, H. Muhammad Fatwa, M.Pd serta dewan Asatidz dan ribuan santri Pondok Pesantren Darul Amanah.

Dalam Sambutanya, Pimpinan Pondok Pesantren Darul Amanah KH. Mas’ud Abdul Qodir menyampaikan Rasa syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan kesehatan sehingga pada malam hari ini bisa berkumpul dan menyambut malam hari idul adha.

“Mudah-mudahan malam ini kita semua diberi keberkahan dan keteguhan iman, serta meneladani pengorbanan dan perjuangan Nabi Ibrahim As dalam hidupnya, serta kita semua bisa menjadi hamba-hamba yang selalu bertaqwa kepada Allab SWT”, Ucap Pimpinan Pesantren.

Sebagai Narasumber Ustadz Samsul Munir, S.Hum menyampaikan, “Kita harus terus bersyukur kepada Allah SWT, karena kita masih diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk merayakan Hari Raya Idul Adha tahun ini dengan penuh rasa gembira dan bahagia, meskipun kita merayakannya dalam keadaan masa pandemi covid-19″. Meskipun dalam masa pandemi covid 19 ini, jangan sampai hal itu mengurangi rasa syukur kita terhadap Allah SWT karena percayalah, semua sudah kehendak Allah, dan pasti rencana Allah-lah yang terbaik untuk hamba hamba-Nya”, Terang Ustadz Munir.

Beliau memaparkan, “Dibulan yang mulia ini, tepatnya bulan dzulhijjah namanya. terdapat banyak amalan-amalan yg istimewa dan juga didalamnya pernah terjadi rangkaian peristiwa yang luar biasa. ada amalan puasa tarwiyah dan arofah yang pahalanya luar biasa besar. dan ada peristiwa peristiwa yang pernah dialami oleh nabiyulloh Ibrahim As yang kemudian diabadikan dalam rangkaian ibadah haji, ada lempar jumroh, sai dan kegiatan ibadah lainya”.

“Di dalam kita merayakan hari raya idul adha, kita tidak bisa lepas dari sejarah perjalanan Nabi Ibrahim As beserta keluarganya. bahkan ada yang mengatakan kalau bulan dzulhijjah adalah bulannya keluarga nabi ibrahim, karena memang didalam bulan dzulhijjah bnyak peristiwa yang dialami oleh keluarga Nabi Ibrahim As, sudah sepatutnya kita sebagai umat muslim meneladani kisah kisah para nabi terdahulu”, Imbuhnya.

Beliau menambahkan, “Perjalanan hidup Nabi Ibrahim As merupakan sebuah perjalanan panjang dalam pencarian dan pengabdian diri terhadap Allah SWT. diawali dengan perjalanan Nabi Ibrahim As dalam pencarian tuhan Allah sampai pada perjalanan keluarga nabi ibrahim yang awalnya lama tidak diberi keturunan hingga pada akhirnya setelah penantian panjang Allah memberi keturunan anak laki-laki bernama Nabi Ismail As”.

“Dari dulu Nabi Ibrahim memang terkenal nabi yang kaya dan dermawan, beliau selalu bersedekah dengan memotong hewan kurang lebih 1000 kambing dan ratusan unta setiap tahunya. hingga masyarakat sekitar merasa terkagum kagum, bahkan malaikatpun juga merasa kagum dengan ke dermawanan Nabi Ibrahim As. nabi ibrahim melakukan semua itu karena memang bagi nabi ibrahim semuanya milik Allah dan sudah selayaknya dipersembahkan kepada Allah SWT. jangankan hewan untuk dikorbankan kepada Allah, andaikan punya anakpun dan Allah berkehendak agar anaknya harus dikorbankan kepada Allah, Nabi Ibrahim pun rela dan ikhlas kalau memang Allah yang menghendaki”, Lanjutnya.

“Singkat cerita setelah Nabi Ibrahim sekian lama menantikan hadirnya seorang anak beliau selalu bermunajat kepada Allah SWT terus menerus tak kenal putus asa, dengan berdoa robbi habli minassolihin رب هب لي من الصالحين dan pada akhirnya Allah mengabulkan doa Nabi Ibrahim As setelah 80 tahun lamanya dalam penantian. lahirlah seorang putra yang diberi nama Ismail As. seiring berjalanya waktu ismail beranjak dewasa Allah menguji Nabi Ibrahim dengan memerintahkan dalam mimpi agar Nabi Ibrahim mengorbankan Ismail sebagai bukti ketakwaan dan ketaatan kepada Allah”. Nabi Ibrahim As awalnya ragu dengan mimpi itu, apakah mimpi itu benar benar perintah tuhan atau hanya bisikan setan belaka. setelah Nabi Ibrahim mendapatkan mimpi yang sama utk kedua kalinya, akhirnya Nabi Ibrahim As merasa yakin dan mantap kalau apa yang ada dalam mimpinya itu perintah Allah dan Nabi Ibrahim mengajak Ismail ke sebuah bukit untuk dikorbankan kepada Allah swt, dan akhir cerita Allah mengutus malaikat agar mengganti Ismail dengan seekor domba sehingga yang disembelih adalah seekor domba”, Terangnya.

“Hikmah dari kisah perjalanan hidup Nabi Ibrahim As adalah pertama; selalu mendekatkan diri terhadap Allah SWT. kedua; pengorbanan untuk cinta kepada Allah swt. ketiga; ikhlas dan percaya kepada kehendak Allah SWT dan yang keempat; seiring disembelihnya hewan kambing atau sapi itu sebagai lambang kita sebagai manusia harus menghilangkan sifat hewani yang ada pada diri kita”, Tutup Ustad Samsul Munir.

ARTIKEL TERKAIT